L.O 6 • MAHARDIKA RAMADHITYA PRADAYA

359 265 267
                                    


"Masalalu yang kejam memang sulit dilupakan ya, seolah tidak termakan oleh waktu. Atau, memang waktu yang enggan dan tak sudi memakan masalalu yang kejam itu?"

•Rayyan Ahsanul Ihsan•

•Rayyan Ahsanul Ihsan•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•×☆ו

"Hi, Cewek! Kiw," sapa Rayyan pada setiap siswi yang ia lihat di sepanjang jalan.

Sedangkan semua siswi yang disapanya hanya balas tersenyum malu-malu.

"Kakak Cantik, dapet salam dari Babang Saed Fahmi Wibowo, nih!" imbuhnya lagi, pada gadis yang memakai kacamata bernama Faras, gadis itu tersipu malu, ia menunduk sambil membenarkan posisi kacamatanya yang sedikit merosot.

"Yang malu gue sumpah!" ketus Fahmi sambil menoyor kepala Rayyan.

Sedangkan Rayyan hanya terkekeh merasa tidak berdosa.

Mempunyai teman seperti Rayyan memang sangat menguras emosi, membuat Fahmi menjadi lebih sering pusing, mungkin saja tensi darahnya menjadi naik setiap kali mendengar Rayyan bicara.

"Abwang Fahmi galak ih!" ucap Rayyan berubah kemayu.

"Hoek, jijik gue dengernya," ujar Fahmi berlaga seperti orang muntah.

"Gue laporin Viora lo baru tau rasa ntar!" ancam Fahmi kemudian.

"Eh, jangan lah Bro, makin sulit diterima nanti gue!"

"Dih, kayak pernah nembak aja lo," ledek Fahmi meremehkan.

"Pernah gue. Pas kelas delapan di lapangan sekolah waktu itu, tapi bolanya gak kena sih," ujar Rayyan malah bercanda.

Tapi ucapan Rayyan bukan kebohongan, Rayyan memang pernah dengan sengaja menendang bola ke arah Viora, ketika Viora berjalan melewati lapangan.

Saat itu untung saja tidak mengenai Viora, jika kena, habis sudah Rayyan dimarahi Viora.

"Suka-suka lo deh, Yan. Nyerah Hayati ngomong sama lo, yang super pinter ini!"

•×☆ו

Rayyan dan Fahmi berjalan beriringan melewati lapangan indoor yang sedang terisi oleh anak basket yang tengah latihan.

"Loh itu," mata Rayyan memicing ketika melihat kerumunan cowok berpostur tinggi yang tengah memperebutkan bola basket di dekat ring, sambil mencoba menebak sosok yang ia lihat saat ini.

"Kenapa? Lo kenal, Yan?" tanya Fahmi dengan alis bertaut, Fahmi ikut berhenti berjalan dan memperhatikan para pemain basket yang tengah memperebutkan bola di lapangan.

"Kayak gak asing gitu mukanya, siapa ya?" Rayyan malah balik bertanya pada Fahmi.

"Yang mana sih?"

"Itu tuh yang badannya paling tinggi," Rayyan menunjuk seseorang yang tengah berjalan menjauhi ring sambil mengelap peluh dijidat nya menggunakan punggung tangannya.

Love Origami Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang