L.O 14 • DUA ORANG DALAM SATU HATI

234 153 549
                                    

"Kalo gak mau jadi orang jahat, jangan pernah menyimpan dua orang dalam satu hati."

•A. Chandrabanu Erlangga Syaputra

 Chandrabanu Erlangga Syaputra•

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•×☆ו

"Aduh, pinggang gue!" ringis Erlangga sambil memegang pinggangnya yang terasa sakit, sedangkan Fahmi malah tertawa di tempatnya.

"Kalo temen jatoh itu bantuin! Bukan malah ngetawain, Tolol!" sungut Erlangga kesal.

Fahmi mencoba berhenti tertawa, ia lalu mengulurkan tangan untuk membantu Erlangga berdiri. Meski kesal, Erlangga tetap menyambut uluran tangan Fahmi.

Namun sebelum tangan Erlangga menggapai tangan Fahmi, Nisa sudah terlebih dahulu bertindak dengan sigap membantu Erlangga.

Erlangga terkejut ketika Nisa membantunya, apalagi ketika melihat raut wajah Nisa yang terlihat panik.

"Gue bantu," kata Nisa dengan satu tangan memegang bahu Erlangga dan satunya lagi memegang tangan Erlangga.

"Makasih Nis," jawab Erlangga.

Erlangga melirik Fahmi yang tengah menatap dua orang di hadapannya dengan wajah masam.

Erlangga tersenyum miring dengan alis terangkat sebelah. Ia berniat meledek Fahmi.

Sedangkan Fahmi hanya mengepalkan tangan lalu menghela napas kasar. "Udah sono maen lagi!" kata Fahmi sambil mendorong tubuh Erlangga agar menjauh dari Nisa.

"Lo berdiri di sini dari tadi nyimak gak sih?" Erlangga malah bertanya.

"Nyimak lah," jawab Fahmi dengan bangganya.

"Liat jam!" pinta Erlangga dengan cepat sambil menunjukan jam tangan hitam yang melingkar di tangannya.

"Eh, udah ya ternyata, kok gue enggak denger suara peluit wasit sih?" tanya Fahmi sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Melihat Erlangga dan Fahmi yang hanya sibuk mengobrol berdua membuat Nisa tidak enak hati, ia berpikir jika lebih baik menyusul Viora dan Dhea daripada hanya berdiam diri menyaksikan dua orang aneh di hadapannya.

"Gue ke Viora sama Dhea dulu ya?" pamit Nisa, ia berbicara dengan nada canggung, terlalu gugup jika berlama-lama berdiri didekat Fahmi.

Erlangga dan Fahmi menoleh serempak pada Nisa, "mau gue anter?" tawar Erlangga dengan senyuman manisnya.

Nisa terlonjak tak percaya, ia menatap Erlangga lalu ia langsung melirik Fahmi. Ternyata Fahmi juga sama terkejutnya dengan Nisa.

"Ngapain? Udah lo sama gue aja! Bentaran lagi lo kan mau lanjut maen," kata Fahmi sambil menarik lengan Erlangga, malah mereka yang menjauh dari Nisa.

Nisa menatap kepergian keduanya dengan alis bertaut, 'perasaan yang pamit buat pergi dari sini gue, kenapa mereka yang jalan duluan?' batinnya.

•×☆ו

Love Origami Where stories live. Discover now