9. Geya bingung

145 9 5
                                    

HAPPY READING🦋💥

Ramein yahh

Tandain typo juga

🏢

🍍

🏢

SEBENARNYA aku bisa saja membuka mataku sekarang, tetapi ketika mendengar pembicaraan dua orang disini aku mengurungkan niatku.

"Apa gue terlalu cepat ya ngomong ini ke Geya?"

"Udah. Lo denger kan dokter bilang apa?"

"Denger lah. gak boleh bikin Geya terkejut, gak boleh nambah pikirannya sampe dia sembuh, dan gak--

"Lo diem nanti dia bangun"

"Ya bagus dong, bego"

Seperti yang ku dengar, itu adalah suara Nia dan Dava. Ketika mengingat menguping itu dosa aku segera membuka mataku cepat, dan ku lihat dua orang itu langsung maju selangkah mendekatiku.

"Udah baikan?" Cowok itu berdiri disamping ku dengan tangan kanannya yang mengelus pelan rambutku, alisku mengerut tanda tidak suka.

"Kak?.." Aku merasa aneh dengan tindakannya tadi, tapi aku berpikir positif bahwa Dava reflek saja memegang kepalaku.

"Pusing gak ge?" Tanya Nia langsung, dia menunjukan raut khawatir dan segera menghampiri ranjang puskesmas yang aku tiduri.

"Gapapa kok. Pulang sekarang juga ga--

"Sekalian besok aja" Potong Dava, aku melihat jendela dan menyetujui ucapan Dava karena ini sudah sangat malam.

"Gue minta maaf ya Ge..." Kata Nia.

Ini kedua kalinya panic attack ku kambuh, dulu waktu disekolah Nia sangat kebingungan mencari pertolongan untukku yang sudah sesak nafas. Jadinya tak heran kalau dia sampai khawatir begitu padaku sekarang.

"Lo ngapain minta maaf? Gue gapapa Ni.."

"Tetep aja"

"Udah deh gak usah ngerasa bersalah gitu" Balasku pada Nia yang merasa bersalah, padahal aku sangat berterima kasih karena dia membongkar kebusukan Evan padaku.

Yaa walaupun hanya beberapa kalimat saja yang aku ingat, tapi aku bisa merangkum itu semua bahwa Evan memang mempunyai niat jahat padaku.

Dava mengulurkan segelas air putih untukku, aku segera meminumnya.

"Makasih kak" Dava mengangguk.

"Gue cari makan dulu" Cowok itu melesat pergi dari sini.

"Ni terus gue harus gimana?" Kataku pada Nia, walaupun aku belum meneruskan kalimatku Nia tetap aja paham alur pembicaraanku.

"Lo baru aja bangun Ge, gausah tanya itu dulu" Balasnya mengingatkan kondisiku, aku menggeleng karena memang sudah baik-baik saja.

"Yaampun.. Plis dong Ni, gue itu udah gapapa!"

"Ngg--

TUKERAN PACAR!Where stories live. Discover now