3. Sumbangan

1 1 0
                                    

Brain of Tritagon Competition adalah sebuah kompetisi berkelompok yang diadakan serentak di seluruh Indonesia. kompetisi ini sudah diadakan sejak tujuh tahun yang lalu. Selain kompetisinya yang telah melegenda, BOT Competition ini juga telah disponsori oleh banyak perusahaan.

Tiap kelompok hanya terdapat tiga siswa dari kelas 11 yang telah ditunjuk dari pihak sekolah. Didalam kelompok itu setiap anggota harus memiliki kemampuan di dalam satu pelajaran dari tiga pelajaran yang telah ditentukan, Fisika, Biologi, dan Matematika.
Kelompok pada masing-masing sekolah memiliki nama tersendiri, dan untuk SMA Cenderawasih Surabaya, mereka menamainya dengan sebutan "TRISTAR" yang berarti tiga bintang.

Pemilihan anggota pun melewati seleksi yang amat ketat. Hingga akhirnya pihak sekolah memutuskan : Taranesha Daniswara sebagai Physics Star (Bintang Fisika), Bagaskara Adhitama sebagai Math Star (Bintang Matematika) dan Zahrotus Syamsiyah sebagai Biology Star (Bintang Biologi).

Zahrotus Syamsiyah, salah satu siswi yang minat di pelajaran Biologi kini sedang dilanda dilema. Bagaimana tidak? Dia ingin mengikuti final kompetisi tersebut, tapi apalah daya dengan suatu janji yang tak dapat diingkari. Mungkin, kalau pada babak Final peserta tidak diboyong ke Jakarta, Rotus akan mengeluarkan jurus semangat juang '45 nya.

Tapi ini lain cerita, faktanya, peserta pada babak final akan diboyong ke Jakarta untuk melaksanakan babak terakhir, yaitu Cerdas Cermat.
Ditendangnya para kerikil yang tak berdosa. Pikirannya benar-benar suntuk. Ingin sekali dirinya membanting keranjang yang terisi penuh dengan jajan basah. Tapi, tahan, bila itu terjadi, bagaimama ia bisa mendapatkan uang? Sedangkan ia hanya mengandalkan jajan basah yang dititipkanya ke kantin sekolah untuk mendapatkan uang.

Rotus membenahi sebuah bros berbentuk bulu cenderawasih yang ada pada jilbab putihnya. Bros itu terbuat dari emas asli. Sebagai tanda bagi siapapun yang menjabat sebagai siswa emas, siswa beasiswa yang paling aktif dalam semua agenda dan selalu mendapatkan perfect score sejak tahun pertama. Dan tugas Rotus kini adalah menjaga bros itu untuk selalu ada bersamanya sampai dia keluar dari SMA.

***

Semua murid berhamburan keluar kelas karena mendengar bel istirahat di SMPN Darmawangsa. Maya dengan beberapa teman laki-lakinya, Bima adalah salah satu diantara mereka, keluar kelas dengan angkuh. Murid lain menepi untuk membiarkan Maya berjalan, karena tak ingin ketua geng angkatan kelas 8 itu melayangkan tinjunya.

"Hei, liat, deh, masa' ketua gengnya cewek suka malak? Gak pantes banget!" salah satu murid laki-laki tengah berbisik-bisik dengan temannya.

Maya yang mendengar hal tersebut menghentikan langkahnya. Matanya menjuru pada murid tersebut yang kini seakan menjadi patung. Kemudian Maya mendekatinya dengan perlahan. Setelah itu tangannya mencekram kerah seragam murid tersebut, yang bernama Rian.

"Kamu pikir saya gak denger?" semua mata kini tertuju kepada Maya.

"Saya tuh gak malak, tapi minta sumbangan,"

"Masa' gak mau nyumbang ke orang miskin?" Maya mempererat cengkramannya.

Kalimat yang ia lontarkan seakan menjatuhkan dirinya sendiri, tapi tatapan matanya seakan membuatnya menjadi tinggi. Rian segera merogoh sakunya, lalu mengeluarkan uang senilai dua puluh ribu, kemudian menyerahkan uang tersebut dengan tangan yang masih gemetaran. Maya menerima uang pemberian Rian seraya menyunggingkan senyuman.

"Nah, anak pintar," Maya mengelus puncak kepala temannya tersebut.

"Tapi saya masih gak terima sama ucapanmu tadi,"

Duak! Maya melayangkan tinjunya di pipi Rian, membuatnya meringis kesakitan. Suasana menjadi sunyi, tak ada yang peduli, termasuk para guru yang berlalu lalang. Maya mengehentikan niat anak buahnya yang ingin menghajar Rian. Kemudian mereka pergi meninggalkan Rian yang di dalam hatinya masih menghardik perlakuan Maya. Murid lain semakin melebarkan jalan untuknya, karena tak mau kejadian yang sama terulang kembali.

TRISTAR!  [ On Going ]Where stories live. Discover now