Bagian 01

94 53 10
                                    

"Gue nggak cinta sama lo."

Itu adalah satu ucapan paling menyakitkan yang pernah Haikal dengar dalam hidup. Di suatu penghujung bulan Juni yang dingin, kalimat itu bersarang jauh menancap di ulu hatinya yang rapuh.

"Sorry, Kal. Tapi gue emang nggak pernah cinta sama lo. Selama ini, gue cuma gunain lo supaya Maka cemburu."

Hatinya sakit. Remuk, hancur. Setelah apa yang dia lakukan, setelah semua perasaan yang ia berikan pada perempuan itu, Haikal tidak pernah menyangka jika kalimat itu akan dengan mudahnya keluar dari bibir mungilnya. "Tapi... kenapa?" Bibirnya kini dibuat kelu. Pertanyaan yang selama satu bulan ini ia tahan mati-matian, akhirnya lolos juga tanpa bisa ia cegah. Ia tatap kedua netra gadis itu yang kini memandangnya tanpa takut. Sementara sepasang telinganya bersiap menyambut kenyataan pahit yang akan ia terima selanjutnya.

"Gue masih sayang Maka. Nggak peduli seberapa banyak gue mencoba buat suka sama lo, gue nggak bisa. Semua perhatian yang lo berikan justru makin ngebuat gue risih. Kenyataannya, gue nggak bahagia, Kal. Gue capek harus pura-pura suka sama lo," jawab perempuan itu. "Jujur, alasan kenapa gue menerima lo dulu adalah karena gue pengen ngebuat Maka cemburu. Setelah dia selingkuhin gue, gue mau dia menderita ngelihat gue sama cowok lain. Tapi ternyata semua ini nggak ada gunanya. Jadi, sebaiknya lo pergi. Hubungan kita cukup sampai di sini."

Haikal tidak pernah membayangkan ini sebelumnya. Seperti kisah cintanya yang sudah-sudah, ia bisa menerima jika perasaannya tak terbalas dengan alasan lumrah. Hanya saja, setelah mereka berdua terjalin dalam sebuah status, setelah seluruh cinta yang ia punya ia berikan pada Diana, rupanya rasa itu berujung dibuang percuma dan ditinggalkan oleh gadis itu di tengah perjalanan cinta mereka berdua. Delapan bulan bukanlah waktu yang singkat untuk terikat dalam sebuah hubungan asmara yang ternyata hanya ada dirinya di dalamnya. Dan detik ini, Haikal benar-benar menyadari bahwa, dirinya tidak pernah diinginkan.

Usai pengakuan menyakitkan hari itu, Haikal dengan berat hati melepaskannya. Karena, untuk apa? Jika selama bersamanya Diana merasa tertekan dan tidak bahagia. Tapi sayangnya, mau sekuat apapun ia mencoba membenci, Haikal tidak bisa. Padahal, kata-kata yang dilontarkan Diana waktu itu seharusnya cukup untuk membuatnya merasakan sakit hati yang mendalam. Diana juga akan terima-terima saja andai kata malam itu Haikal mengumpatinya dengan kata-kata kotor. Bahkan dirinya siap jika laki-laki itu meninggalkannya di tengah jalan dan membiarkannya pulang sendiri. Sayangnya, yang ia temukan laki-laki itu justru hanya diam dan mengangguk-menerima segala keputusan yang ia buat. Hingga setahun setelah kejadian itu berlalu, laki-laki itu tak pernah pergi. Dia tetap berdiri di sana, jauh di belakang hanya untuk memperhatikannya dari kejauhan.

Dan satu bulan yang lalu ketika Dokter memvonis dirinya mengidap penyakit kanker otak stadium empat, Diana sadar betul bahwa ini mungkin karma yang ia dapatkan atas dosanya pada laki-laki itu. Haikal pasti menyimpan dendam yang teramat besar karena dia telah membunuh batinnya. Tapi, bagaimana bisa Diana berpikir demikian jika selama dirinya sakit, justru laki-laki itulah yang selalu merawatnya. Mengunjunginya di rumah sakit hampir di setiap hari, mengantarnya check up dan melakukan kemoterapi setiap seminggu dua kali, dan selalu menemaninya agar tidak kesepian setiap bundanya pergi bekerja.

"Kal..." Panggilnya, kala laki-laki itu baru saja datang dengan senyuman hangatnya dan menaruh sekantung air mineral yang sepertinya hasil ia beli dari minimarket ke dalam meja nakas.

Dia berdiri. "Kenapa? Ada yang sakit?" tanyanya kemudian, menaruh atensi padanya sepenuhnya.

Dari posisinya yang tengah berbaring di sebuah ranjang rumah sakit saat ini, Diana menyadari bahwa tatapan khawatir yang diberikan Haikal adalah tatapan tulus. Tatapan yang tidak pernah ia temukan pada manik mata Maka saat mereka masih menjalin kasih dulu.

Sedih Tak Berujung | Lee Haechan ✓Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon