41

1K 147 2
                                    

Kedua keluarga itu sedang menunggu dengan cemas didepan pintu ruang UGD yang nampak mencekam, gak gak maksudnya nampak hening.

Lisa masih menangis di pelukan mommy nya, jelas masih ingat di ingatannya tadi laki-laki itu menusuk punggung Jennie dengan belatinya. Lisa bahkan mencium bau anyir darah dari punggung Jennie, semua itu masih jelas diingatannya dan Lisa berharap Jennie baik-baik saja didalam sana.

" Sudah sayang tenang ya mommy yakin Jennie baik-baik saja, dia anak yang kuat" nyonya Manoban dan Kim terus memberikan Lisa semangat agar tidak berfikir yang aneh-aneh tentang Jennie.

" Tapi mom Lisa takut Nini kenapa-napa Nini pasti kesakitan" ucapnya dengan nafas tersengal karena terus menangis

" Nggak sayang Nini mu akan baik-baik saja percaya sama eomma dan mommy nee" nyonya Kim mengelus lembut rambut Lisa agar menantunya sedikit tenang

" Iya eomma Lisa percaya Nini akan baik-baik saja dan segera memeluk Lisa nanti" kedua ibu tersebut tersenyum akhirnya Lisa bisa tenang juga setelah menangis sedari tadi.

Jisoo belum ke rumah sakit dia masih di kantor polisi bersama kuasa hukum Jennie untuk mengurus kasus penculikan Lisa dan percobaan pembunuhan pada Jennie, tentu saja laki-laki itu akan mendapatkan pasal berlapis dan jisoo pastikan laki-laki yang ternyata salah satu klien Jennie itu akan mendekam selamanya di penjara.

Beberapa saat kemudian pintu UGD pun terbuka, Lisa lantas berdiri menghampiri dokter yang nampak sudah selesai dengan tugasnya.

" Dok bagaimana keadaan putri saya?" Ucap tuan Kim

" Keadaan Mrs Kim baik-baik saja, lukanya juga tidak terlalu dalam meskipun banyak mengeluarkan darah tapi keadaan Mrs Kim sudah jauh lebih baik" jelas sang dokter

" Syukurlah kalau begitu, apa kami boleh menjenguknya?" Nyonya Kim

" Boleh tapi setelah Mrs Kim dipindahkan ke ruang rawat"

" Berikan ruangan terbaik di rumah sakit ini untuk anak saya" tuan Kim

" Baik tuan kami akan segera menyiapkannya, kalau begitu saya permisi " setelah kepergian dokter, para suster pun keluar dengan membawa Jennie untuk dipindahkan ke ruang VIP yang sudah disiapkan.

Lisa berjalan disampingnya, dia melihat bibir pucat Jennie Lisa merasa bersalah karena tidak bisa menjaga diri sehingga Jennie harus terluka karena menolongnya.

Akhirnya Jennie sudah dipindahkan dan sekarang kedua keluarga itu sedang berkumpul disana. Lisa duduk disamping Jennie sambil menggenggam tangannya, sesekali dia mengecupnya.

" Nini ayo bangun lili kangen dipeluk Nini" Lisa menempelkan tangan Jennie di pipinya.

" Sayang makan dulu ya nanti jaga Nini lagi" nyonya Manoban menghampiri Lisa yang masih betah menggenggam tangan Jennie.

" Gak mau mom lili masih ingin bersama Nini" Lisa

" Sebentar saja sayang"

" Tidak mommy"

" Jangan seperti itu sayang ayok makan dulu kalau Nini tahu kamu belum makan dia pasti marah, ayok sayang memangnya kamu mau Nini mu marah?" Nyonya Kim ikut membujuk Lisa makan

" Tapi lisa makannya disini gak mau jauh-jauh dari Nini" Lisa masih kekeh tak mau meninggalkan Jennie

" Ya udah sayang biar mommy suapi "

" Terimakasih mom"

" Sama-sama sayang"

Lisa akhirnya makan disuapi mommy nya dengan tangannya masih menggenggam tangan Jennie, Lisa tidak mau melepaskannya sedetik saja apalagi Jennie belum juga sadar. Bucin stadium akhir







Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang