Bagian 3

68 16 2
                                    

Arsen merebahkan haevan di ranjang uks.
Setelah nya ia mengambil obat dan menghampiri haevan.

"Buka baju Lo" ucap arsen ia menatap haevan dengan tatapan tajam membuat haevan bergidik ngeri.

"Gue masih normal ya anj" ucap haevan ia reflek memegangi baju nya.

"Buka baju lu gue mau obatin luka yang ada di punggung lo" jawab arsen ia sedikit tertawa atas perkataan haevan.

"O-oh gitu bilang kek lu sih ngomong nya setengah setengah" ucap haevan setelah nya ia segera membuka kancing baju nya.

Setelah nya arsen mulai mengobati luka yang ada di punggung haevan.

"Sakit anj pelan pelan" ucap haevan ia sedikit nyeri saat luka nya di tekan oleh arsen.

"Maaf gue ga sengaja" ucap arsen ia tersenyum tipis saat melihat ekspresi menggemaskan haevan.

Tiba tiba pintu uks di dobrak paksa oleh nathan ia menatap haevan setelah nya ia berlari dan memeluk haevan.

"Hiks van gue khawatir banget sama lu van" ucap nathan ia berpura-pura menangis sambil memeluk haevan.

"Apaan sih nat ga usah lebay deh" ucap haevan ia melepas paksa tangan nathan yang melingkar di pinggang haevan.

"Yeuhh orang gue khawatir sama lu" Nathan memandang sinis kepada haevan setelah nya ia duduk di salah satu bangku yang tersedia di uks.

Merasa terabaikan arsen pergi dari uks tanpa sepatah kata pun. Haevan dan Nathan memandang kepergian arsen dengan bingung.

"Kenapa dah tuh pergi ga bilang bilang segala lagi" ucap nathan

"Lagi buru buru kali" jawab haevan ia memasang kembali seragam sekolah nya.

Bel masuk berbunyi haevan dan Nathan segera masuk ke kelas kembali dan melanjutkan pelajaran mereka.

.

.

.

.

.

.

.

Selepas kejadian di kantin tadi mahen jevano dan Jean bolos bersama mereka berkumpul di salah satu markas yang berada di belakang sekolah markas itu sudah seperti rumah sendiri karna isi nya yang begitu lengkap.

Mahen duduk di salah satu sofa single dan Jean dan jevano duduk di sofa biasa.

"Bang kenapa lu nampar haevan? Ayah aja ga pernah nampar haevan" ucap Jean ia mengepalkan tangannya.

"Lu ga liat hah eca nangis tadi di kantin dan pasti pelakunya haevan lah" ucap mahen ia sedikit emosi atas pertanyaan yang di lontarkan oleh adik nya itu.

"Emang Lo ada buktinya?" ucap Jean ia dengan berani menatap mahen dengan tajam.

Mahen terdiam seketika atas perkataan Jean ia jadi memikirkan haevan yang sudah ia tampar tadi di kantin ntah mahen seketika marah saat melihat eca yang menangis di kantin.

"Kenapa lu jadi bela si haevan biasanya juga lu ga peduli" ucap jevano ia sedikit heran atas kelakuan Jean hari ini.

"Gua ga bela haevan gue cuman mau ngasi tau doang kalo haevan belum tentu salah" ucap Jean setelah nya ia pergi dari markas tersebut.

Mahen dan jevano juga membiarkan Jean pergi dari markas.

Jean pergi ke taman sekolah ia duduk di salah satu bangku taman. Jean hanya diam memandang langit yang cerah.

"Gue minta maaf van" lirih jean tiba tiba air mata Jean mengalir begitu saja.

Ntah lah Jean merasa sudah keterlaluan atas sikap nya kepada haevan apalagi melihat ekspresi wajah haevan yang sepertinya menahan sakit saat kejadian di kantin tadi.

Selama bertahun tahun ia sudah mengabaikan haevan ia jadi berpikir bagaimana haevan bisa tubuh dewasa dengan sendirinya.

Ia ingin sekali memperbaiki hubungannya dengan adik nya itu tapi gengsi nya mengalahkan semua keinginan Jean untuk berbaikan dengan haevan tapi Jean sering memantau haevan walaupun dari kejauhan dan setiap malam jean selalu pergi ke kamar haevan untuk melihat keadaan haevan.

Tbc.

vote donggg guysss biar aku tambah semangat up nyaaaa~

maaf lama up nyaa mwehh
typo? tandai

Tertanda:Minggu 3 September 2023

ayo komen samaa vote juga jangan lupa follow akun aku yaa.
tambahkan cerita ini ke perpustakaan kalian agar kalian ngga ketinggalan kalo aku up cerita baruu~

                                    By:gf_haechan81

Next??





Haevan dan lukanyaa (Slow up)Where stories live. Discover now