Bagian 4

70 15 1
                                    

Haevan pulang terlambat ke rumah di karenakan ia ketinggalan bus ia memang berangkat mengunakan bus karna ayah nya sama sekali tidak pernah dan tidak mau mengantar haevan ke sekolah.

Saat haevan sampai di rumah haevan sudah mendapatkan tamparan keras dari sang ayah. Pipi nya memerah akibat tamparan itu, tamparan nya begitu menyakitkan tapi ada yang lebih sakit yaitu perasaan haevan.

Ini pertama kali nya ayah nya menampar nya seperti ini biasanya ayah nya tidak pernah mengunakan kekerasan terhadap nya.

Keluarga nya memang mengabaikan nya tapi haevan sama sekali tidak pernah di perlakukan seperti ini mereka biasanya hanya mengabaikan nya saja tidak pernah melakukan hal kekerasan.

"DARI MANA SAJA KAMU HAH LIHAT ECA IA PULANG SEKOLAH MENANGIS PASTI ITU ULAH KAMU KAN!!" teriak jevan tepat di depan wajah haevan.

Haevan diam tidak menjawab perkataan ayah nya ia sedang berusaha menahan tangis nya itu.

"JAWAB SAYA HAEVAN!!" teriak jevan lagi ia menarik tangan haevan dan mendorong nya sehingga haevan terjauh dan kepala nya mengenai tangga.

Haevan bangun dari jatuh nya ia memegang dahi nya dan betapa terkejutnya ia melihat cairan merah yang mengalir di dahi nya, ia segera pergi ke kamar mandi dan membersihkan nya.

Jevan tentu saja terkejut saat melihat putra bungsu nya berdarah seperti itu ia jadi merasa bersalah karna sudah menyakitinya tapi wajah haevan dan senyuman haevan membuat jevan kembali benci karna wajah haevan dan senyuman nya sangat lah mirip dengan istri nya yang sudah berpulang itu.

Haevan terdiam dan menatap wajah nya di depan cermin. Ia memegang wajah nya lalu tersenyum.

"Gapapa haevan gapapaa" ucap haevan ia meyakinkan diri nya agar tidak menangis tapi sepertinya usaha nya sia sia karna air mata nya langsung mengalir begitu saja tanpa seizin nya.

Jevan mendatangi salah satu maid yang bernama Irma ia memberikan sekotak obat kepada Irma dan menyuruh nya untuk memberikan nya kepada haevan.

Jevan sepertinya masih mempunyai hati nurani dan masih sedikit peduli kepada haevan.

Irma tentu saja mengiyakan perintah majikan nya itu ia segera pergi ke kamar mandi dan mengetuk pintu.

"Den haevan den" ucap BI irma ia masih setia mengetuk pintu kamar mandi.

Tidak selang lama pintu terbuka bi irma tentu saja terkejut melihat penampilan haevan yang begitu pucat dan juga seragam sekolah nya di penuhi oleh darah.

Bi irma segera membawa haevan untuk duduk di meja makan.dan bi irma pun mulai mengobati haevan

Setelah selesai di obati oleh BI irma haevan segera pamit menuju kamar nya. Saat sampai di kamar nya haevan segera membersihkan tubuh nya dan mengganti seragam nya dengan baju tidur.

Setelah nya ia segera merebahkan tubuh nya dan mulai memejamkan mata nya ia lelah ia butuh istirahat dan ia harap esok hari menjadi hari yang lebih indah dari hari hari sebelumnya.

.

.

.

.

.

.

.

.

Di ruang kerja jevan ia sedari tadi tidak fokus mengerjakan pekerjaannya ia masih terbayang bayang tentang haevan.

Jevan menggambil salah satu Poto di dalam lemari ia mengelus poto itu dan tersenyum.

Poto itu adalah Poto sebuah kenangan yang mungkin tidak akan bisa terulang kembali.

Isi Poto itu terdapat jevan mahen jean dan  jevano dan juga chitta istri dari jevan dan juga ibu Jean jevano mahen dan juga haevan. Di foto itu tampak mahen yang berusia 5 tahun dan jean yang masih berumur 4 tahun dan Jevano yang berumur 2 tahun serta chitta yang memegang perut nya yang buncit.

Jevan tersenyum saat melihat Poto itu ia memeluk Poto itu dan berkata.

"Maaf chitta saya masih belum bisa jadi ayah yang baik untuk haevan" ucap jevan sambil memeluk poto itu.

Setelah nya jevan memandang tangan nya yang sudah menampar dan juga mendorong haevan sampai haevan terjauh dan berdarah.

tbc.

votee donggggggg. biar aku semangat sekalian komen sama follow jugaa biar ak seneng mwehh>3

ily buat kalian yang dukung aku yang udah follow aku yang udah vote apa lagi komen makasi banyakkk yaaa^^

akuu up yangg ini duluu ya sisanyaa nyusulll
tertanda:
kamis 19 oktober 2023
typo? tandai sengg

Next?

Haevan dan lukanyaa (Slow up)Where stories live. Discover now