Bab 22 : Perlahan Tapi Pasti

2.1K 195 9
                                    

Lima belas menit menunggu, akhirnya Sam keluar kamar dengan menggunakan bathrobe, rambutnya bahkan terlihat masih sedikit basah, Sam perlahan mendekati Mon yang sedang tiduran di karpet bulu yang ada di ruangan tamu apartemen Mon. Sam menatap wajah Mon, dia terlihat sangat cantik dan seksi dengan pencahayaan yang minim seperti ini.

"Apa yang kau lakukan hari ini, hemm?", tanya Sam sambil membelai wajah Mon, Sam ikut berbaring di samping wanita itu.

Mon memiringkan tubuhnya menghadap Sam, "aku pergi ke salon dengan Lisa", jawab Mon sambil menyusupkan tangannya ke dalam bathrobe Sam.

Merasakan tangan Mon di dalam bathrobenya, refleks Sam menutup matanya menikmati sentuhan itu, "lalu, apa yang kau katakan pada mommy?", tanya Sam lagi, nafasnya mulai terdengar berat.

"Aku mengatakan pada mommy, malam ini aku menginap di rumah Lisa karena ada tugas kampus", jawab Mon, kali ini dia menarik tali bathrobe Sam hingga terlepas. "I'm ready babe", bisiknya pada Sam.

Sam membelai wajah Mon, "percayalah padaku, aku akan melakukannya dengan lembut", ucap Sam dan di angguki oleh Mon.

Sam menundukkan kepalanya dan mulai mencium lembut bibir Mon, kedua mata mereka tertutup menikmati sentuhan bibir mereka, mereka bergantian memasukan lidah ke dalam mulut satu sama lain, suara dari decapan bibir terdengar di telinga. Ciuman yang awalnya pelan semakin dalam dan menuntut, tangan Sam dengan cepat menurunkan tali piya milik Mon dan melempar baju itu ke sembarang arah, Sam menurunkan ciumannya ke telinga dan bagian leher jenjang Mon, "Sshhhhhhhhh", desah Mon saat lidah Sam menyapu leher jenjangnya.

Tangan Sam membelai dan meremas lembut payudara Mon, dia membuat lingkaran pada puting payudara yang sudah tegang itu sementara San terus membuat tanda merah di do leher dan dada Mon. "Sshh...ahhhh Saammhh", Mon kembali mendesah saat dia merasakan hangatnya mulut Sam di area payudaranya.

Sam terus menghisap payudara Mon seperti bayi yang menyusu pada ibunya, dia bahkan menarik puting payudara Mon dengan bibirnya sehingga membuat Mon mendongkak menahan nikmat di payudaranya. Tangan Sam terus turun hingga, dia menurunkan celana piyama dan dalaman yang dipakai oleh Mon, "kau sudah basah sayang", bisiknya pada Mon saat tangannya menyentuh daerah sensitif itu.

Mon menatap Sam dengan mata sayu yang sudah berkabut gairah, "This is for you", jawabnya dengan suara serak, Sam lalu tersenyum dan dengan rakus dia kembali mencium bibir Mon. di sela ciuman mereka, Mon membuka bathrobe Sam hingga mereka berdua sudah polos sekarang, Sam menarik pinggang Mon untuk lebih dekat padanya dan Mon menahan tengkuk Sam untuk memperdalam ciuman mereka. "Hmmmm....Sssshhhh", desah Mon saat tangan Sam terus meraba tubuhnya, Sam kembali memasukan payudara Mon ke dalam mulutnya dan satu tangannya berada di area sensitif Mon, "Uggghhhhh....babe akhhh", desah Mon saat jari Sam memasuki liang sensitif itu.

Sam menurunkan ciumannya ke area perut lalu ke bagian bawah tubuh Mon, tanpa permisi Sam langsung membenamkan wajahnya di area sensitif itu, "Akhhhh...Sammmhh lebih dalam sayangghhh", racau Mon saat ia merasakan sentuhan lidah Sam yang menyapu vaginanya. Sam terus memainkan lidahnya di area sensitif itu hingga tak lama kemudian tubuh Mon bergetar hebat pada pelepasan pertamanya.

Sam kembali mencium bibir wanita itu, "kau sudah siap?", tanyanya pada Mon,

Mon yang masih menikmati sisa-sisa pelepasannya mengangguk, "i'm yours babe", ucapnya dengan nafas yang memburu. Sam kemudian mencium kening Mon dengan lembut. Akhirnya Sam menggunakan hadiah yang diberikan oleh Nam padanya, dia memakaikan alat itu di pinggangnya, ada sedikit rasa ragu dan takut, tapi Mon tersenyum padanya, "It's ok, ini hanya akan sakit sementara", bisiknya.

Sam kembali menciumi Mon dengan lembut, memberikan rangsangan kepada wanita itu, perlahan tapi pasti Sam mulai mengarahkan alat lonjong itu ke arah vagina Mon, awalnya dia menggesekkan alat itu terlebih dahulu pada vagina Mon, "Hmmmhh....", desah Moh sambil menutup matanya, Mon mulai melebarkan pahanya, merasa Mon sudah siap perlahan Sam mulai menurunkan tubuhnya hingga alat itu perlahan membenam ke dalam tubuh Mon, "Argghhh...", Mon meringis, jarinya bahkan tertancap di belakang Sam, setetes air mata keluar dari matanya karena menahan sakit, Melihat Mon yang seperti menahan sakit membuat Sam ingin mencabut kembali alat itu, tapi Mon menahan tubuhnya, "Biarkan dia seperti itu", ucap Mon, hingga kemudian Sam kembali mencium bibir kekasihnya tersebut, Sam terus memberikan rangsangan lewat sentuhan di tubuh Mon, hingga Mon kembali bergairah, perlahan Sam mulai bergerak, awalnya dia melakukan dengan perlahan agar Mon bisa terbiasa, ",Ughhh....akh..akh..akhh,...Sammmhh", desah Mon.

Merasa Mon mulai menerima sentuhan itu, Sam kemudian mempercepat tempo hentakannya pada tubuh wanita itu, "Ahh..ahhh...Saaammmmmmhhh", desahan Mon semakin kuat terdengar. Sam kemudian mengangkat kedua kaki Mon dan menciumi betis wanita itu, Sam bahkan mengulum jari kaki Mon sehingga membuat wanita itu menggila di bawahnya. Sam lalu meletakkan kaki Mon pada bahunya dan menghentak dengan cepat ke bagian bawah tubuh mereka. "Oohhh gooddhhh it's soo deepphhhh babe", racau Mon saat dia merasakan alat itu semakin terbenam jauh ke dalam tubuhnya.

Tubuh mereka sudah bermandikan keringat, ciuman dan jilat terus Sam berikan pada wanita itu, Sam kemudian membalikkan posisi mereka, Sam meminta Mon bertumpu pada kursi sofa di hadapannya, hingga kemudian Sam menghentak Mon dari belakang, kuatnya hentakan bahkan membuat payudara Mon bergoyang dengan cepat, "Aahhhkkk....aahhkkk...Sammmhhh oh my more babe more", ucap Mon disela desahannya, Sam menarik tubuh Mon ke belakang hingga tubuh mereka saling berdempetan, tangan Sam menahan perut Mon sedangkan dia terus menciumi dan menjilati bagian leher dan belakang tubuh Mon, Mon semakin menggila, dia lalu menuntun tangan Sam ke bagian dadanya hingga Sam meremas payudara wanita itu dengan kuat dan di bawahnya dia juga terus menghentak tubuh Mon dengan cepat, "Babe aakkuuhhhhh.....Ahhkkkk...aahhkkkkkhhhh", lenguhan panjang keluar dari tubuh Mon saat pelepasan keduanya.

Sam menahan tubuh Mon agar tidak jatuh, Mon masih mengatur nafasnya tapi Sam mengangkat tubuh wanita itu dan membaringkannya di atas meja makan, Sam membuka lebar paha Mon, ada darah bercampur cairan putih kental, Sam kemudian kembali membenamkan wajahnya pada area sensitif itu, dia menjilati dan menghisap habis cairan itu, membuat Mon meringis perih tapi juga merasa nikmat secara bersamaan.

Sam kembali memposisikan alat itu ke area sensitif Mon, sekali hentak dan akat itu kembali terbenam di sana, "Akhhhh...", desah Mon. Kali ini Sam mengangkat kaki Mon tapi dia merapatkan sedikit kedua kaki itu, hingga kemudian Sam kembali menghentak bagian bawah tubuh Mon, ",Arrgggghhhh.....Sammmhhhh, akhh..akhhhh", Mon kembali meracau saat merasakan hentakan di area bawahnya, suara meja makan yang bergoyang menambah panas permainan mereka, kedua tangan Mon memegang kuat pinggiran meja saat Sam semakin kuat menghentaknya, " i love u Mon", ucap Sam sambil terus mempercepat hentakannya, "i loveehhhh youuhhh toohhhh babehhhhh, ohhhh fassterrrhhhb babe fasstteerrrhhhh", jawab Mon.

Sam terus mempercepat temponya, tubuh mereka sudah bermandikan keringat bahkan meja makan itu sudah menjadi licin karena keringat Mon, "Oohhhhh....akhhhh....akhhhhh....Sammmmhhhhhhhh", Seluruh tubuh Mon bergetar hebat merasakan pelepasannya yang ke tiga kali, Sam mencium rakus bibir Mon tanpa melepaskan penyatuan mereka, "You like it haaa?", tanya Sam

"Yessshhhh...i like it", jawab Mon dengan nafas yang terus memburu.

Sam menghapus keringat di kening Mon, dia kemudian mencium kening wanita itu, "Kau milik ku dan selamanya hanya milikku, setelah ini akhiri hubunganmu dengan Bili dan genggam tanganku, aku akan memperkenalkan mu pada dunia, bahwa kau adalah duniaku", ucap Sam.

Apartmen 105Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang