Prolog

241 16 2
                                    

"Anak mama yang rajin sekolahnya, inget jangan jajan yang aneh-aneh ya." Gadis dengan pipi chubby itu mengangguk dengan senyum lebar menghiasi bibir ping alami miliknya.

"Mama sayang banget sama Aina." Aina memejamkan mata saat sang ibu mengecup pucuk kepalanya penuh sayang. Sebenarnya ini salah satu ritual sebelum keberangkatannya ke sekolah.

"Aina lebih sayang Mama." Sang ibu tersenyum mendengar ucapan putri bungsunya.

"Yaudah yang rajin ya sekolahnya."

"Bye-bye Mama!" Aina melambaikan tangan sebelum memasuki mobil. Dia tersenyum senang karena paginya begitu cerah, hampir setiap hari.

Lahir dari keluarga kaya dan penuh kasih sayang adalah impian hampir setiap anak. Aina beruntung memiliki itu semua, bahkan Aina merasa benar-benar beruntung dengan semua yang dia dapatkan.

Aina bagaikan kaca tipis yang bisa pecah kapan saja bagi keluarganya. Bahkan keluarga besar pun begitu menyayanginya Aina tak kalah besar dari kedua orang tua serta kakak-kakaknya.

"Non Aina senyum-senyum terus, lagi bahagia ya?" Sopir bertanya kepada Aina. Merasa ikut senang ketika melihat anak majikannya itu terlihat bahagia.

Aina anak yang baik, walau manja semua orang menyukainya. Walau ada beberapa orang yang sengaja memanfaatkan Aina, walau begitu masih banyak sekali yang begitu menyayanginya Aina dengan tulus.

Apa lagi semua orang yang bekerja di rumah gadis itu. Aina terkenal dengan gadis manis yang begitu baik hati dan lembut, siapa saja yang melihatnya pasti akan terkesima dan menganggap kehidupan Aina merupakan hal yang paling sempurna di dunia ini.

"Aku selalu bahagia dong, apa lagi pagi-pagi biar sampai malam tetap bahagia," jawab Aina penuh antusias.

"Udah sampai, Non. Non Aina langsung masuk ke kelas ya, kalau ada apa-apa bisa langsung telfon bapak atau orang rumah ya Non?"

"Siap Pak, laksanakan!"

Aina turun dari mobil, dia tersenyum melihat beberapa orang menyapanya penuh hangat. Aina memperhatikan mobil yang baru saja mengantarnya telah pergi. Namun tatapan Aina malah jatuh pada seekor kucing yang berada di tengah jalan seperti kebingungan.

"Aaa meong kenapa kamu di jalan?" Aina tanpa ragu berjalan mendekat, menggendong kucing berwarna putih bersih itu.

Namun di luar dugaan, sejak tadi sudah ada sebuah mobil yang memantau gerak-gerik Aina. Seorang yang mengemudi mobil hitam itu tersenyum penuh kemenangan, merasa ini adalah saat yang tepat untuk menghancurkan keluarga dari gadis yang saat ini menjadi target incarannya.

Aina akan melangkah pergi, sayangnya terlambat. Langkahnya kalah cepat dengan laju mobil yang saat itu juga menghantam tubuhnya dengan begitu keras. Namun Aina bersyukur satu hal, saat melihat kucing yang baru saja dia tolong berlari pergi menjauh dari dirinya dengan keadaan selamat.

Tbc

Transmigrasi Dua Jiwa Where stories live. Discover now