Chapter Nine < Nine Clouds >

882 37 4
                                    

warn! mengandung kalimat/kata vulgar













"i'm pregnant"

Pria dihadapannya tersedak. Kabar yang harusnya diterima dengan penuh rasa bahagia tapi menghilang ketika menyadari status keduanya bukanlah pasangan suami istri. Ada yang salah dengan kondom yang pria itu pakai padahal tidak ada masalah sebelumnya, apakah kondom tiga hari lalu atau seminggu yang lalu pun tidak ada yang tahu.

"gugurkan".

*plak!*

"kamu pria brengsek! aku membencimu!". Wanita itu pergi dari hadapan pria tersebut dan meninggalkan luka bagi dirinya yang tidak bisa sembuh.















Giselle berdiri dari sofa dan mengambil segelas air disusul Mark dari belakang memeluknya. Apa yang mereka tonton barusan membuat Giselle teringat dengan kejadian masa lalunya hanya saja posisi pemeran wanita itu bukanlah dirinya. Pertemuan dirinya dengan Taeyong dan kabur ke apartemen Karina merupakan hari paling buruk yang dia rasakan.

Mark merasa Giselle aneh untuk dua hari ini. Dia merasa wanita di pelukannya ini merubah sisi yang biasa ditampilkannya berubah menjadi lebih pendiam dari biasanya. "whats wrong, uhm?", Mark mendaratkan dagunya di pundak kiri Giselle berhasil membuyarkan lamunan wanita itu.

"nothing", singkat dan jelas jawaban Giselle.

Mark membalikan badan yang lebih kecil darinya menghadap dirinya. "jika kamu mulai merasa bosan dengan perjanjian ini, aku tidak mau melepasnya, kamu boleh bosan denganku tapi kita berpisah saat dendammu terbalaskan".

Nada bicaranya sangat serius sehingga Giselle menatap Mark bukan takut kehilangan tapi merasa pria dihadapannya ini sangat imut. Tawa Giselle terdengar indah di pendengaran Mark, dia bingung sekaligus terkesima oleh kecantikan wanita blasteran Korea Jepang dihadapannya ini. Mencium sekilas bibir plum itu hingga rasanya sayang cuman sekali saja. Mark mencium lembut bibir Giselle, melingkarkan tangannya di pinggang ramping itu dan Giselle pun melakukan hal yang sama mengalungkan tangannya di leher Mark.

"kata siapa aku bosan padamu, daddy? aku cuman banyak pikiran saja, tidak lebih dari itu", ucap Giselle mengecup sekilas bibir tipis Mark.

"tapi Mark... hubungan kita hanya blind partner tapi perkataanmu seperti kita pasangan sungguhan".

Giselle mengelus pipi tegas itu dan tersenyum manis. Entah mengapa Mark jadi diingatkan kembali status mereka berdua karena disini dia yang mengiyakan ajakan Giselle namun dia juga yang merasa hubungan mereka bukan sebatas partner kerja. Mark jatuh hati pada Giselle sejak wanita itu pindah kesini beberapa bulan yang lalu. Yap, sudah tepat 4 bulan Giselle pindah dan selama 4 bulan inilah Mark merasa Giselle bagian dari hidupnya.

*drrrt drrrt*

Ponsel Mark berbunyi. Tertera nama ibunya disana. Sebenarnya hubungan keluarga Mark tidaklah harmonis sejak kepergian sang ayah akibat kecelakaan yang dilakukan perusahaan. Kecelakaan yang tidak Mark ketahui siapa yang melakukannya sehingga dia harus kehilangan sosok pahlawan keluarga untuk selamanya. Mark hanya mematung memegang ponselnya tanpa menjawab, Giselle membaca nama kontak disana dan tertera nama ibu Mark hingga dering itu mendadak senyap tidak terangkat.

Posisi keduanya masih memeluk satu sama lain meskipun Mark melepaskan tangannya untuk mengambil ponsel. Terlihat Mark tidak baik-baik saja, Giselle penasaran, setidakharmonis apa keluarga pria dihadapannya ini sehingga Mark rela hidup sendirian dan mengambil tanggungjawab kantor di usia muda hingga sekarang usianya 30 tahun. Giselle dengan Mark beda 7 tahun, di selisih 7 tahun ini Giselle tidak tahu seberat apa kehidupan Mark kuat menjalani selama itu.

(TO BE CONTINUED) Pushin' N Pullin || MarkSelleWhere stories live. Discover now