3

195 27 6
                                    


Sudah tiga hari Liu Qingge dan Mu Qingfang pergi untuk mencari Bunga Cahaya Bulan dan Serigala Beludak. Ada kabar bahwa mereka sudah mendapatkan darah serigala beludak meski tidak terlalu berjalan lancar.

Mu Qingfang hampir kehabisan kesabarannya menghadapi Liu Qingge yang mengajak berduel serigala itu dengan taruhan darahnya jika hewan itu kalah.

Untung saja menang dan ditambah dengan bujukan lembut Mu Qingfang, serigala itu rela memberikan darahnya. Kini hanya tinggal bunga cahaya bulan yang mereka harus cari.

Bunga cahaya bulan tumbuh di antara dua tebing di pegunungan Hua Yue, wilayah yang berbatasan langsung dengan Huan Hua.

Lucunya bunga ini hanya mekar di malam hari, potensi maksimal bisa dikeluarkan hanya ketika mencabutnya saat malam gerhana bulan saja, kebetulan akan terjadi 3 hari lagi. Jadi Mu Qingfang mengajak Liu Qingge untuk sekalian mencari tanaman herbal lainnya.

___

Sekte Gunung Cang Qiong, Puncak Qing Jing

Shen Qingqiu masih belum sadar. Dia berbaring di tempat tidurnya dengan tenang. Kulitnya masih memancarkan rona pucat tapi sudah lebih baik daripada sebelumnya.

Yue Qingyuan duduk di sisi ranjang. Mengelus lembut rambut Shen Qingqiu yang tergerai sebelum kembali menyalurkan Qi-nya. Ini memang kegiatannya selama 3 hari ini, dia berpikir, menyalurkan Qi pada Shen Qingqiu adalah jalur terbaik untuk menjaganya selama obat itu belum datang.

Tok tok...

Ketukan di pintu membuatnya berdiri untuk mengecek siapa. Biasanya murid Qing Jing atau Qiong Ding yang membawa dokumen.

Yue Qingyuan memang meminta muridnya untuk mengirimkan dokumen yang harus dikerjakannya saja ke puncak Qing Jing karena sementara dia tinggal disini untuk menjaga Shen Qingqiu, sedangkan yang sekiranya masih bisa ditangani oleh muridnya tidak perlu dikirimkan padanya.

Para murid Qing Jing juga demikian. Dokumen yang seharusnya dikerjakan oleh Shen Qingqiu kini diambil alih oleh Yue Qingyuan, sedangkan pengajaran para murid memang dilakukan oleh para master aula meski terkadang Shen Qingqiu akan mengisinya.

Orang yang mengetuk pintu adalah murid Qiong Ding.

" Shizun, ada beberapa kepala sekte kecil yang pernah berada di naungan Huan Hua datang untuk mendiskusikan sesuatu dengan anda. " ucap murid Qiong Ding yang datang.

Yue Qingyuan mengangguk kecil, dia melihat ke dalam sebentar sebelum beralih lagi menatap muridnya, " Baiklah. "

Dia tahu apa yang diinginkan oleh para sekte kecil itu. Masyarakat biasa saja membutuhkan perlindungan, apalagi mereka yang sekaligus membutuhkan relasi.

Dia menghela nafas sebelum berjalan menjauhi rumah bambu untuk kembali ke puncaknya.

Sepeninggalnya Yue Qingyuan, Shen Qingqiu membuka maniknya perlahan. Dia masih terdiam di tempat tidurnya. Ia kemudian berdiri, mencari air untuk meredakan rasa kering di tenggorokannya. Setelahnya ia kembali ke ranjangnya, duduk diam dan merenungkan segala hal yang akan terjadi kedepannya.

Shen Qingqiu menyusun tiap kejadian yang dirinya ingat. Semua petaka itu memang berawal dari kedatangan iblis jadi-jadian Luo Binghe.

Di kehidupan sebelumnya itu, Shen Qingqiu sengaja menerima masuk Luo Binghe ke bagian puncaknya meski akar spiritual bocah itu kuat dan lebih cocok di puncak Bai Zan milik shidi tak tahu dirinya itu.

Melihat Luo Binghe membuat Shen Qingqiu merasa bahwa bocah itu mirip dengannya meski sedikit lebih beruntung.

Luo Binghe dikabarkan memiliki ibu angkat seorang pencuci dari sebuah kediaman. Ibu angkatnya itu menemukannya mengambang diatas keranjang bayi di sungai Luo pada musim dingin. Mereka hanya hidup berdua tapi merasa bahagia meski sering kekurangan sampai akhirnya ibu angkat itu tiada karena sakit yang dideritanya. Disaat itulah Luo Binghe datang ke Cang Qiong untuk mengikuti seleksi dengan pakaian sederhana dan wajah yang cukup kotor.

Re-write FaithWhere stories live. Discover now