E) S2

156 27 7
                                    


Dentingan sumpit mengisi ruangan VIP direstoran jepang yang sekarang sedang Baekhyun dan Hera tempati. Ruangan yang tak begitu besar menjadi tempat yang mereka pilih untuk makan siang bersama disela sela kesibukan mereka.

"Bagaimana dengan rekomendasi lowongan kerja yang kuberikan?" Tanya Baekhyun memecah keheningan yang belum lama terjadi.

"Mereka menerimaku, hanya saja, sepertinya terpaksa menerima karena kau yang merekomendasikan aku, Baekhyun." Nada sedih itu langsung menarik perhatian Baekhyun.

Merasa diperhatikan Hera membalas tatapan Baekhyun. "Kau tau guru guru disana memiliki jenjang pendidikan S2 dan memiliki paling lama 2 tahun pengalaman bekerja. Ah-aku merasa rendah diri."

Wajah cemberut yang membalut kesedihan itu membuat hati Baekhyun sedikit nyeri karena rasa bersalah.

"Kalau begitu kau ingin melanjutkan pendidikanmu?"

Mata Hera langsung membulat besar menatap Baekhyun, "S2 maksudmu?"

Baekhyun mengangguk tanpa ragu. "Kau bisa melanjutkan pendidikanmu, itupun kalau kau ingin."

Hera berpikir sejenak, "aku ingin, hanya saja aku masih belum memiliki pengahasilan untuk membiayai—" tatapan intens dari Baekhyun menghentikan spontan ucapan Hera.

"Sekarang kau sudah mempunyai suami, Hera. Suamimu ada di depanmu, disini. Dia yang akan membiayai pendidikanmu karena itu sudah kewajibanku sebagai suamimu."

"Tapi Baekhyun, kau tidak memiliki kewajiban untuk membiayai pendidikanku. Kewajibanku hanya menafkahiku lahir dan batin-"

"Aku tersinggung, sayang." Potong Baekhyun dengan suara yang lembut mencoba membuat Hera mengerti. Dan syukurnya nada suara Baekhyun membuat Hera langsung mengatupkan kedua belah bibirnya.

"Aku akan menunggu keputusanmu. Kau hanya perlu memutuskan ingin melanjutkan pendidikanmu atau tidak. Masalah biaya itu akan menjadi tanggung jawabku, mengerti?"

Hera langsung mengangguk lucu dengan bibir yang terlipat kedalam. Hal itu membuat Baekhyun menyungging senyumnya tipis.

"Setelah ini ku antar pulang, ya." Ucap Baekhyun seusai mengusap pelan bibirnya dengan tisu.

Hera yang masih menghabiskan sisa makanannya yang tak banyak sontak mendongak menatap Baekhyun dengan mulut yang terisi makanan. Wanita itu menggeleng sebagai jawaban membuat Baekhyun mengernyit mempertanyakan arti gelengan itu.

"Aku akan kerumah ayah lebih dulu." Balas Hera setelah meneguk air.

"Kalau begitu aku antar kerumah ayah nanti."

Wanita itu kembali menggeleng, "Tidak usah nanti kau jadi bolak-balik, aku bisa naik-"

"Kau lebih memilih menaiki transportasi umum dibanding diantar oleh suamimu, begitu?"

Baekhyun menarik nafasnya dan bersiap menyemburkan kembali protesannya.

"Aku ini-"

"Suamiku. Aku tau, pria tampan ini suamiku, aku tidak lupa, Baekhyun."

Baekhyun menghela nafasnya sesaat tangan Hera menggenggam tangannya diatas meja. Kekesalannya seperti lenyap seiring dengan usapan lembut dari ibu jadi Hera di punggung tangannya.

"Lalu kenapa kau tidak ingin aku antar." Suara Baekhyun merendah membuat Hera tersenyum membalasnya.

"Karena ini jam kerja. Kau hanya memiliki waktu 20 menit sebelum jam makan siang habis, jika kau mengantarku kerumah ayah yang berlawanan arah dengan perusahaan, kau pasti akan sampai terlambat."

My Beloved Wife And Her PerfectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang