Q) Lembaran Baru

117 19 11
                                    

"Sayang, jangan lupa untuk mengenakan mantel dan syalmu diluar sangat dingin dan salju sangat banyak." Hera terteriak pada Baekhyun yang hendak keluar rumah untuk membeli beberapa hiasan pohon natal serta bahan makanan yang sempat tak terbeli kemarin karena hujan salju yang lebat.

Tahun ini sesuai kesepakatan kedua keluarga mereka akan berkumpul dirumah untuk merayakan natal. Oleh karena itu sejak pagi Hera dan Baekhyun sangat sibuk mempersiapkan segalanya. Libur natal dan tahun baru juga sudah ditetapkan dan mereka berencana untuk pergi kebusan setelah tahun baru.

Baekhyun yang baru saja menginjakkan kaki pada lantai pembatas langsung kembali berbalik mengambil syal dan satu mantel lagi. Bahkan hanya dari keramik ia sudah bisa merasakan dinginnya diluar sana. Padahal dirumah sudah menggunakan pemanas tapi memang salju yang lebat tahun ini sungguh membuat kota Seoul seperti kota es.

"Ada yang ingin kau beli lagi? Jika ada yang terlupakan kau bisa menelponku saja ya. Aku membawa ponsel." Beritahu Baekhyun pada Hera yang tengah sibuk seorang diri dimeja pantry menyiapkan kue jahe.

Hera mengangkat tangannya membentuk OK sebelum melanjutkan kesibukannya dan membiarkan Baekhyun pergi kesupermarket yang pastinya akan tutup lebih cepat mengingat ini malam natal.

Aaa... Dan untuk kalian yang belum tahu, masa kelam kehidupan mereka telah lama surut. Awalnya memang tidak mudah bagi Hera menghentikan program kehamilan yang baginya sangat penting namun Baekhyun berhasil meyakinkannya. Herapun sudah kembali berkuliah sejak 3 bulan lalu. Banyak hal yang sudah mereka jalani bersama sama demi melewati masa masa kelam itu.

"Ah! Aku lupa dengan ice creamnya!" Sentak Hera saat tangannya baru saja akan mencetak adonan yang pipih kedalam bentuk boneka untuk kue jahenya.

Ia segera mencuci tangan lalu mengambil ponselnya yang diletakkan diatas meja makan. Dalam nada dering ke-3 panggilannya terjawab dengan sahutan dari seberang sana.

"Ya, sayang. Ada yang kau lupakan, bukan?"

"Ice cream, untuk Yihe dan Jun. Minggu kemarin mereka memintanya bukan dan aku berjanji akan membelikan mereka ice cream yang besar saat malam natal pada mereka."

"Baiklah aku mengerti. Ada lagi??"

"Kurasa tidak."

Hera menjauhkan ponsel dari telinga saat suara panggilan yang beralih menjadi panggilan video yang langsung menampilkan keadaan supermarket yang lumayan ramai namun tidak sampai padat.

"Apa kita membutuhkan ini?"

Diseberang sana Baekhyun memperlihatkan sebuah bandulan berbentuk kaus kaki yang biasanya diletakkan di dekat perapian untuk memperindah dan memberikan kesan hangat saat natal.

"Kita tidak memiliki perapian dirumah, Baekhyun. Untuk apa membelinya, beli saja hiasan pohon natal untuk dirumah dan jangan lupa untuk bintang dan lampunya."

"Ah baiklah baiklah."

Pria itu berjalan dengan kamera yang menyorot kedepan Hera masih memperhatikan sampai kamera ponsel Baekhyun diseberang sana menyorot sesuatu yang membuat Hera melotot.

"Kurasa kita membutuhkan ini bukan? Kita belum pernah memakainya. Ingin coba? Ada rasa-"

"YA!" Hera memekik kencang membuat Baekhyun tertawa diseberang sana sembari mengalihkan kameranya karena pria itu kembali berjalan. Kemudian layar ponsel Hera berganti dengan wajah Baekhyun yang memerah karena tawa.

"Lain kali kita harus mencobanya. Ada rasa kesukaanmu, vanilla..."

Wajah Hera langsung bersemu tak karuan. Ia bahkan harus memalingkan kamera ponselnya agar tidak menyorot kearahnya.

My Beloved Wife And Her PerfectionWhere stories live. Discover now