01.

253 35 2
                                    

Selamat membaca!

Pagi ini raidan bangun pagi untuk membereskan kamarnya yang sudah mulai berantakan. Tempat sampah di kamarnya penuh dengan kertas-kertas yang biasanya ia pakai untuk belajar atau hanya sekedar menggambar yang tidak jelas.

Sebenarnya bukan itu alasan raidan membereskan kamarnya. Tetapi nanti akan ada seseorang yang datang kerumahnya dan tinggal bersamanya. Raidan harus menjadi orang yang bersih, agar tidak malu dengan sepupunya itu.

Setalah membersihkan sampah-sampah dikamarnya, raidan turun ke bawah untuk melihat siapa saja yang sudah bangun. Ternyata hanya ada ibu nya saja yang sedang menyapu ruang tv. Ayahnya pergi untuk menjemput sepupu jauhnya itu.

Raidan mendekat kepada sang ibu, "Hari ini ya bun?" Ibunya pun menoleh kepada anaknya dan menjawab dengan anggukan.

"Cantik banget loh kak, bunda aja kemarin lihat fotonya langsung senyum, masyaAllah banget kak!"

Raidan hanya diam saja dan tersenyum tipis ketika ibunya bercerita tentang sepupunya itu.

"Nanti dia nempatin kamar kosong sebelah kamarku bun?" tanya raidan dengan nada yanv yang sedikit kepo.

"Yaiya dong kak. Kamar yang mana lagi kalo bukan yang itu" jawab sang ibu.

Kamar dirumah raidan ini hanya ada empat. Dua kamar dibawah adalah milih orangtuanya. Bukan berpisah kamar, tetapi kamar yang satunya digunakan untuk ruang wardrobe milik kedua orangtuanya.

Hanya tersisa satu kamar, dimana letak kamar itu ada disamping kamar raidan.

"Semoga shana bisa betah disini ya kak"

Raidan hanya mengangguk saja.

———

Saat ini raidan sedang berada di kamarnya. Ia bersantai-santai karena hari ini adalah hari libur. Juga menyiapkan dirinya untuk bertemu dengan sepupu jauhnya.

Tak lama, pintu kamarnya diketuk eh seseorang.

Tok..Tok..Tok!!

Ia buka pintunya dengan perlahan. Dan ternyata orang itu adalah ayahnya. "Ayo kak turun dulu, shana sudah dibawah".

Ia turun dengan memakai kaos hitam dan celana putih pendek. Dari tangga yang ia turuni sudah nampak perempuan cantik yang seumuran dengannya. Iya, dia adalah shana.

Raidan tersenyum dan memperkenalkan dirinya dengan baik didepan shana. "Hai, gue raidan!"

"Hai raidan, aku shana. Semoga kita bisa akrab ya!". Shana terlihat sangat periang, juga raidan terlihat nyaman berbicara dengan shana.

Sekarang shana sudah sampai didepan kamar yang akan ia tempati. Raidan yang membantu shana untuk membawa barang-barangnya ke lantai atas, juga itu tugasnya dari sang ayah.

Shana tidak membawa banyak barang-barang. Saat ini hanya ada 2 koper besar dan 1 koper kecil, juga tas ransel yang dipakai untuk sekolah.

"Nanti kalo butuh apa apa jangan sungkan ya panggil gue, tuh tinggal ketuk aja pintu kamar gue" ucap raidan sambil menunjuk kamarnya.

Shana dengan senang hari menjawab, "Oke oke, ga nyangka ternyata kamu orangnya gampang juga ya buat akrab sama orang baru-

-padahal kan kita baru kenalan hari inii" jawab shana sambil memasukkan bajunya ke dalam lemari.

Raidan melangkah ke dekat kasur shana dan duduklah dia disana. "Karna baru kali ini gue ada temen seumuran yang tinggal bareng disini, gue kan anak tunggal nih jadi ya seneng banget kalo ada lo tinggal disini".

Banyak yang mereka bicarakan, bahkan sampai mereka bercerita tentang kisah cinta mereka. Yang mana raidan adalah remaja yang sampai saat ini belum merasakan jatuh cinta. Iya, dia mungkin pernah punya rasa suka terhadap orang namun ia belum merasakan yang namanya jatuh cinta.

Berbeda dengan shana. Dia lebih berpengalaman dalam hal ini dibanding raidan. Dimana dia sudah dua kali menjalin hubungan dengan seseorang diusianya yang baru menginjak 17 tahun.

Tentu shana kaget ketika mendengar fakta tentang raidan tersebut. Mana ada orang setampan raidan yang tidak pernah merasakan jatuh cinta. Ia masih menganggap raidan bohong.

"Ga percaya. Mana ada orang kaya kamu belum pernah jatuh cinta?" shana menatap raidan dengan tatapan tak percaya.

"Ya ada lah, buktinya gue nih. Kalo suka sama orang gue pernah rasain, tapi kalo jatuh cinta yang beneran jatuh cinta gue belum pernah rasain itu".

Raidan dengan jawaban jujurnya.

"Serius banget yaa jawabannya" ejek shana dengan senyum yang membuat raidan sedikit salah tingkah.

Karna tak mau shana melihat dirinya yang sedang salting, raidan pun buru-buru keluar dengan alasan mengambil hp nya yang masih di cas didalam kamar.

Shana hanya mengangguk dan melanjutkan aktivitasnya.

———




Semoga suka ya, makasih buat yang udah mau baca. Tungguin part selanjutnya ya!






Is This LOVE? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang