Confess

295 20 0
                                    


Jihoon dan haruto tengah menikmati jam kosong hari ini. Katanya ada rapat. Ntahlah, yang penting waktu-waktu begini harus dinikmati dengan bermain ponsel.

"Ji". Panggil Haruto tiba-tiba.

Jihoon yang dipanggil tentu menoleh. Menunggu haruto yang masih menggantung.

" Lu kan tau gue udah suka junkyu dari lama". Ucapnya sengaja dipotong lagi.

"Trus?".

" Kalo gua confess hari ini dia gimana?".

Pemuda park menghentikan aktivitasnya dan menaruh etensi penuh pada mahluk dihadapan nya.

"Kenapa nanya ke gue?". Bingung jihoon sambil menggaruk pelipis nya yang tak gatal.

" Aelah ji. Maksud gue tu mau nanya ke lu. Bakal 100 persen di terima gak?".

"Mending lu mantepin diri dulu. Terus juga siap-siap ditolak".

" Gitu mulu lu—".

"Bukan nya ndo'ain lo di tolak. Tapi buat jaga-jaga. Jangan ngarep lebih sama manusia. Apalagi manusia modelan junkyu. Gue cuma gamau lu sakit hati sampe mogok makan dll cuma gara-gara adek gue. Gue maunya lu have fun aja sama perasaan lu. Ga dibawa galau berbulan-bulan". Nasehat jihoon panjang lebar memotong ucapan haruto diatas.

Jihoon mode abang memanglah sangat dewasa.

Haruto yang dinasehati pun terdiam mendengar ucapan jihoon yang tumbenan dewasa ini. Biasanya hanya dipenuhi julid-an dan candaan khas miliknya.

Benar juga kata jihoon. Haruto tak boleh terlalu bersedih hanya karena ditolak nantinya.

"Gue cuma bisa do'a. Selebihnya gua serahin ke lu ama junkyu". Lanjut jihoon berjalan pergi meninggalkan haruto.

Baiklah. Haruto sudah memutuskan.
Ia akan menyatakan perasaannya pada junkyu hari ini.

~~~







































































































Junkyu menikmati jamkosnya dengan tidur di kelas. Walaupun tak sepenuhnya tidur. Raga junkyu masih tersegel di dunia.

Tiba-tiba satu lengannya di senggol berkali-kali. Membuat mata si koala segera memberi atensi padanya.

" Kenapa?". Tanya junkyu pada pemuda jepang di sampingnya. Dari name tage nya sih bertuliskan Mashiho.

"Ada yang nyariin". Ucapnya pada junkyu.
Tentu junkyu langsung celingukan mencari sosok yang mencarinya.

" Mana?". Tanya junkyu yang tak menemukan sosok yang mencarinya.

"Di depan kelas". Jawab pemuda takata sambil menunjuk pintu kelas.

Junkyu yang masih bingung pun beranjak dari tempatnya dan berjalan menuju tempat yang ditunjuk.
Ketika sudah sampai pun ia masih celingukan mencari sosok di depan pintu.

" Jun". Panggil seseorang yang muncul tiba-tiba.

"Eh. Ruto? Kenapa?". Bingung junkyu sambil mengucek-ngucek matanya yang masih kabur.

Si KembarWhere stories live. Discover now