Penangkapan Miranda

8 3 0
                                    

╔═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╗
~ HAPPY READING ~
╚═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╝



━─━─━─━─=== • ✠ • ===─━─━─━─━≫

Bukannya merasa bersalah, Miranda justru bertanya pada Chelsea bagaimana Chelsea bisa selamat meskipun saat itu sudah sekarat. Ia bertanya dengan ekspresi muka meledek.

Bryan yang mendengar itu seketika mulai emosi dan menyahuti perkataan Miranda.

“Eh, lu punya mulut bisa diam gak sih?!”

“Suka-suka guelah. Emang lo siapanya Chelsea sampai ikut campur urusan dia?” sarkas Miranda dengan mengangkat sebelah alisnya.

“Lu gak tahu? Gua pacar Chelsea dan apa pun yang menjadi urusan Chelsea, bakal jadi urusan gua juga. Siapa pun yang berani ngelawan Chelsea, maka harus berhadapan sama gua, termasuk lu sekarang!” cerocos Bryan.

Miranda meneguk ludahnya dengan berat.

Bryan menjelaskan, Chelsea bisa selamat karena kehadiran Bryan. Sejak awal Miranda membuat rencana sampai kejadian di mana Galang berusaha untuk menghabisi Chelsea, Bryan berada di sekitar mereka.

Bryan mengetahui semua prosesnya. Pernyataan Bryan pun sukses membuat Miranda tak percaya bahwa selama ini, semua yang ia rencanakan di bawah pemantauan Bryan.

“Gak! Gak mungkin! Lo bohong, 'kan?” tanya Miranda masih tetap tidak percaya.

Bryan dan Miranda pun saling adu mulut untuk menjatuhkan satu sama lain. Masing-masing tidak ingin kalah. Bahkan Bryan sampai mengancam akan memutarkan video yang berisi semua rencana Miranda sebagai bukti.

Chelsea juga menambahkan, bahwa Miranda adalah perempuan tidak berhati, yang hanya mengedepankan ambisi dan menjadikan taruhan nyawa orang lain untuk mewujudkan keinginannya.

Mendengar itu, Miranda langsung mengangkat tangannya dan hendak menampar pipi Chelsea. Namun, ditangkis dengan segera oleh Bryan dan mencengkeramnya kuat.

“Lepasin gak?! Lepasin tangan gue!” paksa Miranda berusaha memberontak.

“Sampai lu berani sentuh ataupun sakitin cewek gua, gua gak akan segan-segan buat bales lu! Gua gak peduli meskipun lu cewek sekalipun!” ancam Bryan.

Kemudian Miranda langsung menarik tangannya dengan paksa.

“Oh, ternyata Miranda pembunuh ya, guys ... baru tahu,” ceplos salah satu siswi.

“Iya, cuma gara-gara ambisi, sih. Tapi ternyata malah melakukan hal yang keji,” sahut siswi lainnya.

“Diam lo semua! Kalian gak tahu apa-apa. Gue yang lebih tahu. Apa yang kalian bilang itu gak benar! Gue bukan pembunuh seperti yang kalian duga!” gertak Miranda sambil emosi.

“Hei! Kurang jelas apa? Mas Bryan punya banyak buktinya. Apa lu mau bukti videonya ditampilin di layar lebar di setiap kelas supaya anak satu sekolah tahu semua?” tantang Chelsea.

Miranda hanya diam, badannya bergetar.

Setelah perdebatan berakhir, Bryan langsung memberikan kode. Tak lama setelah itu, dua orang polisi segera berlari dan langsung menangkap Miranda.

“Apa-apaan ini?!” tanya Miranda panik.

“Saudara Miranda, harap ikut kami ke kantor polisi sekarang!” perintah salah satu posisi bernama Pak Anto.

“Tapi, saya nggak salah apa-apa, Pak. Kenapa harus menangkap saya?” tanya Miranda pura-pura tidak tahu.

“Saudara jelas-jelas telah melakukan percobaan pembunuhan pada Saudara Chelsea tiga minggu yang lalu,” sahut polisi satunya bernama Pak Ryan.

Telah Pergi (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang