Awal Pertemuan

26 11 0
                                    

╔═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╗
~ HAPPY READING ~
╚═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╝



━─━─━─━─=== • ✠ • ===─━─━─━─━≫

Malamnya, Galang sangat jenuh di rumah sendirian. Ia ingin pergi ke rumah Chelsea. Namun, cuacanya sangat dingin. Ia tak mau jika kedatangannya hanya mengganggu Chelsea. Sehingga, ia memutuskan untuk pergi ke Papringan Cafe yang terletak di Kecamatan Kepanjen sendirian.

Setelah memakan waktu lima belas menit perjalanan, akhirnya Galang pun sampai. Ia langsung memarkir motor dan mencari tempat di kafe bagian depan.

“Oke, kayaknya di sini pas. Sekarang pesan dulu, ah,” ucap Galang sambil beranjak menuju meja pemesanan.

Di Papringan Cafe, siapa pun pengunjung yang ingin memesan harus menuju ke meja pemesanan dan langsung membayar. Sehingga, pelayan tidak perlu mengunjungi ke meja pelanggan untuk menanyakan hendak pesan apa.

Galang menuju ke meja pemesanan dan ia memesan secangkir kopi cappuccino serta dengan roti keju bakar. Setelah itu, ia sekalian membayar dan kembali menuju ke mejanya sambil menunggu pesanan tiba.

“Rame banget, ya, malam ini. Padahal 'kan, hawanya dingin,” gumam Galang sambil menggosok-gosok telapak tangannya.

“Hah sambil nunggu pesanan, nonton dagelan aja dah, biar sedikit terhibur.”

Setelah itu, Galang membuka aplikasi YouTube dan menonton sebuah video dagelan yang terkenal yaitu Percil dan Yudho. Setelah terkoneksi, ia pun fokus menonton video tanpa memedulikan orang-orang yang tengah berlalu lalang di kafe tersebut.

Beberapa menit kemudian, terlihat kedatangan seorang gadis yang sangat cantik dan terlihat anak orang kaya. Namun, wajah cantiknya terlihat karena polesan make up. Tak seperti Chelsea yang cantik alami dan terlihat sangat natural.

Gadis berambut bergelombang itu memasuki kafe, kemudian memesan, dan membayar. Setelah itu, ia menuju tempat duduk tepat di sebelah Galang tanpa memperhatikan bahwa di dekatnya telah ada seorang lelaki. Galang pun terlihat tak merasakan kehadiran seseorang di dekatnya karena ia fokus menonton video sedari tadi.

Sepuluh menit kemudian, terlihat pelayan mengantarkan makanan untuk Galang dan juga gadis tersebut. Merasa pesanannya datang, mereka berdua pun melihat pesanan yang sudah ada di depan mereka. Namun, bukannya senang, mereka malah terkejut.

Yang datang kok ini? Gua pesan apa yang datang malah apa? batin Galang.

Sejak kapan gue pesan ini? Perasaan enggak, deh, batin gadis berkulit putih itu.

“Mas?”

Tanpa sengaja, mereka berdua memanggil pelayan secara bersamaan. Merasa bahwa mereka memanggil pelayan bersamaan, mereka pun saling menolehkan kepala dan kini mereka bertatapan.

“Eh,” ucap mereka bersamaan lagi.

Siapa cewek ini? Dia cantik banget. Gua gak pernah lihat dia sebelumnya, batin Galang karena terpesona dengan kecantikan gadis tersebut. Perpaduan bulu matanya lentik, pipi tirus, dan lesung pipi di kanan dan kiri sangat indah.

Cowok ini ganteng banget. Gak salah nih, gue ketemu sama dia. Semoga bisa deketin dia, batin gadis itu sambil tersenyum.

“Iya Mbak, Mas? Ada apa, ya? Ada yang bisa saya bantu?” tanya pelayan ketika telah sampai di depan Galang dan juga gadis tersebut.

Karena kedatangan pelayan, mereka berdua pun langsung mengalihkan pandangan mereka pada pelayan tersebut.

“Maaf, Mas. Saya tadi 'kan, nggak pesan green tea latte sama roti cokelat bakar,” ucap Galang sambil menunjuk hidangan di depannya.

Telah Pergi (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang