10. Saingan (Remake)

6.4K 602 139
                                    

Langkahnya berjalan sempoyongan ketika keluar dari kamar rahasia itu. Meninggalkan Draco sendirian yang masih tertidur lelap dalam mimpinya. Dia tak punya muka untuk melihat wajah angkuh Draco. Terlalu malu dan menyakitkan untuknya.

Sepanjang jalan, Harry berusaha berpegangan pada sisipan tembok lorong. Setiap langkahnya terasa sakit, Draco terlalu brutal untuknya. Air mata tak terasa menetes keluar, kenapa hidupnya malah menjadi mimpi buruk seperti ini? Menjijikan.

Berhenti di lorong yang sudah sangat sepi, untungnya ini adalah hari Minggu dimana semua orang telah pergi ke Hogsmeade. Sehingga tidak akan ada orang yang melihatnya dalam keadaan yang payah.

Lalu bagaimana dengan Hermione dan Ron? Mereka pasti akan mencarinya, pikir Harry. Tapi semoga saja tidak, Harry juga merasa malu jika Hermione kembali mengetahui keadaannya yang seperti ini. Sahabatnya tak boleh tau, dia tidak ingin membuat orang semakin khawatir.

"Harry, kamu kenapa?" terdengar suara Theodore yang memanggilnya.

Thedore tak sengaja melewati jalan sepi ini setelah pulang dari hutan terlarang. Tak sengaja dirinya menemukan Harry yang menangis di lorong yang sepi.

"Aku baik..." jawabnya terdengar lemas dan pucat.

"Bohong, kamu sedang tidak baik-baik saja kan?"

"Tidak, aku hanya kelelahan."

Theodore tanpa basa-basi membawa Harry dalam gendongannya. Meski Harry terkejut dan meronta dalam gendongan di punggungnya.

"Biarkan aku membawamu ke Hospital Wing's, kamu butuh perawatan disana."

"Tidak perlu, aku baik-baik saja." masih dengan suara paraunya.

"Anak kecil juga tau, jika kamu sedang sakit."

"Theo..." bisiknya pelan.

Draco tak sengaja melihat kejadian itu dari kejauhan, ketika dirinya terburu keluar dan mencari Harry yang sudah tak ada di sampingnya. Tangan itu mengepal erat, lalu memukul tembok di sisinya dengan keras. Mengakibatkan tangannya berdarah.

"Ahahaha... Sepertinya akan ada pertunjukan yang menarik di akhir tahun sekolah ini." Astoria tiba-tiba saja muncul.

"Berisik!" wajahnya mendelik kesal.

"Kau tau, aku menyusulmu kemari." gadis itu bersedekap dada dan menatap Draco sinis. "Habis bersenang-senang, huh?"

"Bukan urusanmu Greengrass." lalu pergi dengan rasa kesal dan marah dalam hatinya.

"Kita lihat saja nanti, pasti ini akan menjadi pertarungan yang seru." Astoria menyeringai. "Kapan lagi aku bisa melihat 2 pangeran Slytherin yang bertarung untuk memperebutkan pahlawan sihir." Pandangannya terus menatap Draco yang mulai menjauh pergi. "Tapi lihat saja, kau tidak akan pernah mendaapatkannya Draco Malfoy, kau milikiu." wajahnya menyeringai licik.
.
.
.
.

Madame Pomfrey, memeriksa Harry yang terbaring diatas brankar rumah sakit. Menatapnya penuh rasa khawatir dan terlihat ada sedikit kebingungan di wajahnya.

"Apakah kamu sedang merasa tertekan?" ujarnya nampak serius.

Harry hanya terdiam lemah, tidak ingin menjawab atau berbicara. Tapi bagi Pomfrey hal itu sudah bisa dirinya simpulkan, jika Harry memang dalam keadaan yang tak baik.

Theodore nampak Pomfrey dengan serius. Mendengarkan apa yang wanita tua itu katakan tentang keadaan Harry.

"Aku akan memberikan Draught of peace."

Pomfrey meninggalkan mereka berdua. Lalu Theodore menatap Harry dengan serius.

"Apa yang telah terjadi?"

He's Not Draco (DRARRY) Where stories live. Discover now