18. Tamat

8.6K 654 61
                                    

Mungkin ini adalah hari yang sulit ketika Draco terbebas dari Azkaban. Ya, seperti saat ini. Mereka berencana untuk mengelilingi Diagon Alley, namun orang-orang yang masih mengingat berita 10 tahun itu datang menghalangi Draco, lalu memukulnya sembari melemparkan kata-kata kebencian.

Itu yang paling Harry takutkan,  ketika dia sudah mencoba menghalau orang-orang, namun mereka tetap memukuli Draco dengan brutal, bahkan sampai melempar sihir. Dan yang paling menyakitkan adalah Scorpius harus mihat semuanya.

Ketika dirinya berteriak dan tak ada satupun orang yang mendengarkan. Harry mencari para Aurror yang berpatroli, mencoba membantu Draco yang terlihat kesulitan. Ditambah Scorpius menangis ketika Ayahnya susah terlihat kepayahan.

"Aku mohon, jangan pukul Daddy. Dia adalah orang yang baik." Tubuh kecilnya mencoba untuk menghalau para pria dewasa itu. "Mama, bagaiaman ini?"

Tangisannya semakin keras, dia sedih saat tak bisa membantu Ayahnya. Memangnya apa yang bisa Scorpius lakukan? Dia hanyalah anak kecil berusia 10 Tahun.

Pada teriakan terakhir Scorpius, Harry datang bersama Aurror dan membantu Draco yang sudah terjatuh keatas tanah dengan memegang dadanya.

"Apakah kalian gila?! Apa salah Draco kepada kalian?" Harry memeluk tubuh yang terbaring itu. "Katakan, apa masalah kalian?!"

Matanya menatap nyalang para pria yang Harry kenal sebagai teman 1 angkatannya yang telah memukuli Draco dalam kungkungan para Aurror yang telah menghentikan mereka.

"Dia bahkan telah menyakitimu Potter!" Serang pria yang Harry kenal sebagai salah satu murid Asrama Ravenclaw menjawab dengan nyaring. "Lihatlah, bahkan gara-gara si bodoh itu, kau harus mengurus anak haram!"

Harry terkejut dan menatap tak percaya, bagaiaman bisa mereka juga menghina anaknya, sementara Scorpius mendengarkan perkataan mereka.

"Bajingan! Dia adalah anakku, apakah aku terlihat membencinya?!" Harry terlihat begitu murka.

Ingin mengeluarkan tongkat di saku jubahnya, tapi Aurror menahan tangannya. Tidak ingin terjadi keributan lagi, karena ini adalah tempat umum.

"Aahh.....!" Harry menjerit dan memberontak. "Biarkan aku menghajar mereka, tidak boleh ada yang menghina anakku!"

Niatnya untuk jalan-jalan hari ini, malah hancur karena di ganggu orang lain.
.
.
.
.

Setelah kejadian itu, Harry hanya banyak terdiam. Sementara Scorpius selalu bertanya, apa artinya anak haram? Apakah dirinya anak yang berbeda? Kenapa orang-orang membenci mereka? Harry tak bisa menjawab dan hanya tertunduk sedih.

Lebih sedih lagi ketika Draco mencoba tetap tegar, bahkan memberikan dukungan positif untuk keluarga mereka dan dirinya hanya terbelenggu dalam kesedihan seorang diri.

"Kamu dari mana?" Harry melangkah cepat ketika melihat Draco baru memasuki rumahnya, membawa sebuah Sapu Nimbus keluaran terbaru.

"Aku hanya keluar sebentar dan membelikan Scorpius ini." memperlihatkan Sapu di tangannya.

"Sudah kubilang, kamu jangan keluar dulu!" Harry sadar, jika Draco memiliki luka baru di wajahnya.

"Tidak apa-apa, ini tidak sakit." Pria itu tersenyum kecil

"Bohong! Mereka pastinya memukulimu lagi."

Menangis, ketika Draco tidak pernah mau mendengarkan ucapannya. Bahkan masih saja menuruti permintaan Scorpius yang menurutnya tidak perlu.

Dengan cepat, Harry membawa Draco menuju sofa untuk di obat. Sudah ke berapakalinya Draco nekat keluar hanya untuk memberikan hadiah kepada Scorpius dan berakhir terluka.

He's Not Draco (DRARRY) Where stories live. Discover now