11. Milikku (Remake)

7.6K 642 62
                                    

Sesuai yang Theodore katakan, jika pria itu benar-benar menjauhkan Harry dari jangkauan Draco Brengsek Malfoy. Pria itu selalu melindungi Harry secara terang-terangan. Dan Hermione sangat sadar akan hal itu, melihat Theodore yang selalu menjaga Harry dengan caranya. Tapi dia adalah seorang sahabat, yang malah menjauhi Harry padahal temannya sedang dalam kesusahan dan berasa pada titik terendah pada rasa traumatsinya. Itu membuat Hermione merasa malu pada dirinya sendiri. Merasa paling mengetahui Harry, tapi ternyata dirinya tak tau apapun.

Teman macam apa dirinya? Merasa tidak berguna dan brengsek.

Hermione tau jika Harry benar-benar tidak berbohong, Draco Malfoy memang sulit untuk bisa dirinya kalahkan, seperti yang Harry bicarakan. Bahkan ketika dirinya ingin memukul wajah pria itu 1 minggu yang lalu, namun Draco tak segan-segan melawannya dan melempar tubuhnya ke dinding dengan mantera berbahaya, sehingga Hermione terpental dengan sangat keras dan berakhir pingsan. Sebelum tak sadarkan diri, Hermione melihat kliatan mata Draco yang mengerikan dan berbahaya. Kliatan mata yang tak pernah dia lihat sebelumnya.

Harapan Hermione hanya satu, semoga saja Theodore memang tulus melindungi Harry dan bisa menjaganya dengan baik. Karena menurut Parkinson, jika orang yang mampu menyaingi Draco adalah Theodore Nott. Sudah menjadi rahasia umum bagi para kalangan Slytherin, jika kedua pangeran Slytherin itu adalah rival yang selalu bersaing satu sama lain.

Hermione merasa malu pada dirinya sendiri, bahkan dia merasakan canggung ketika bertemu Harry yang selalu melempar senyum padanya. Selama ini dirinya yang salah dan tidak mau mengerti.

Parkinson mengatakan padanya, bahwa mungkin saja Draco dan Theodore akan memperebutkan Harry yang akan menjadi piala kemenangan mereka. Tapi itu sangat keterlaluan jika hal tersebut sampai terjadi, karena Harry sahabatnya bukanlah barang.

Tapi sugestinya berkata lain, jika Theodore benar-benar ingin melindungi Harry secara tulus. Harapannya hanya seperti itu, semoga saja kedepannya tidak ada hal yang buruk terjadi.

Disisi lain, diujung kursi paling belakang sebelah kanan. Draco menatap Hermione dengan pandangan datarnya, tanpa gadis itu ketahui jika dia telah melakukan Legillimency.

Apa yang sedang dipikirkan Hermione membuat Draco marah. Dia tidak suka jika Harry menjadi milik si Nott. Bahkan ketika hari ini Harry dan Nott duduk dalam bangku yang sama saat pelajaran ramuan dimulai. Membuat Draco sangat marah, ingin sekali rasanya membuat Nott menjadi abu sekarang juga. Pandangannya sangat iritasi ketika melihat keduanya tertawa bersama.

Theodore benar-benar menghancurkan kesenangannya. Pemuda itu benar-benar ikut campur dan Draco sangat membencinya.

Berbeda dengan Ron, jujur saja dirinya tidak tau apa yang telah terjadi. Melihat Hermione yang selalu waspada jika melihat Draco Malfoy yang menurutnya tengik dan cengeng, juga kekasihnya yang selalu bernafas lega ketika melihat Theodore Nott yang berdekatan dengan Harry. Sejujurnya kedua hal itu adalah aneh untuk Ron, bahkan tak masuk kedalam logikanya.

Akhir-akhir ini dirinya sibuk untuk menikmati masa terakhir sebelum lulus sekolah. Membuat dirinya tidak tau apa saja yang sedang terjadi antara mereka. Tapi selama semuanya berjalan dengan baik, makan hal itu takkan menjadi masalah bukan? Karena percuma menuntut untuk meminta penjelasan, Harry dan Hermione selalu tutup mulut darinya.
.
.
.
.

Sore itu, Draco mendapatkan surat saat kembali pulang ke Kamarnya, setelah dia lelah dan kesal sepanjang hari saat melihat Harry dan Nott yang selalu bersama. Tangannya mengambil sepucuk surat itu, kemudian membukanya. Dia tau, jika surat tersebut berasal dari Ibunya tercinta.

Hallo Draco, aku akan senang hati jika kau baik-baik saja selama disana.

Tapi ada satu hal yang membuatku terkejut. Ketika Aku mendapatkan informasi dari Astoria tentang sikapmu yang semakin keterlaluan.

He's Not Draco (DRARRY) Where stories live. Discover now