Bab 29

2.5K 148 114
                                    

Kamu cantik. Kamu lebih cantik saat membuat kebaikan menjadi prioritas.
(ARJUN PRADANA)
-
-

Plak!

Wajah Kenzo berpaling ke kanan dengan cepat, rasa sakit dan panas merambat di area pipi yang lantas membuat Kenzo mengusapnya sejenak.

Beberapa saat setelah tatapan keduanya bertemu, Bilqis terlihat sedang menahan tangis.

"Kak Kenzo jahat tahu gak? Kenapa setega itu sama Kak Gerald?" Dengan kedua tangan kecilnya Bilqis memukul dada Kenzo.

"Karena gue sayang sama lo," jawab Kenzo seraya mencekal tangan Bilqis agar berhenti memukuli dadanya. "Tangan lo yang sakit nanti," lanjutnya lembut.

Bilqis terdiam sejenak beberapa detik mencoba meredam amarahnya, sebelum kembali melanjutkan ucapannya.

"Kita udah selesai, hapus perasaan Kak Kenzo," ucap Bilqis menatapnya dengan mata berkaca-kaca.

"Kalau gue gak boleh suka sama lo, Arkan juga gak boleh suka sama lo," jawab Kenzo lagi.

"Maksudnya?" Lalu Bilqis menoleh ke arah Arkan yang terdiam kaku.

"Maksudnya apa?" tanya Bilqis lagi kembali menatap Kenzo.

"Pas hujan waktu itu dan Gerald jauhin lo, Arkan yang ngirim taksi buat ngantar lo pulang," jawab Kenzo. "Lo emang pengecut," lanjutnya menunjuk Arkan.

"Gak usah banyak bacot lo!" bentak Arkan membuat Kenzo menatapnya tak kalah tajam.

"Persahabatan kalian itu munafik!" ujar Kenzo sedikit berteriak.

Arkan mengepalkan tangannya dengan kuat, rahangnya sudah benar-benar mengeras dan kaku. Tak lama kemudian, Arkan memajukan tubuhnya kepalan tangannya ia timpukkan pada rahang kanan Kenzo.

Bugh!

"Udah!" Bilqis semakin menunduk dan mencoba menahan air matanya agar tak keluar.

Kenzo memegang rahangnya yang terasa ngilu karena pukulannya cukup keras.

Lalu Bilqis mendongakkan kepalanya menatap Arkan dengan mata memerah. "Sejak kapan Kak Arkan suka sama aku?"

Arkan menggeleng kecil. "Nggak, Qis."

"Sejak kapan?" tanyanya lagi dengan nada penuh penekanan.

Arkan menghela nafas kasar. "Sejak Gerald ngenalin lo ke kita."

"Sorry aku gak bisa balas perasaan Kak Arkan." Bilqis melangkahkan kakinya dengan cepat keluar dari Markas geng One Venox.

Dengan langkah panjang Arkan mengikutinya, ia mencekal tangan Bilqis. "Qis, gue antar pulang."

"Aku bisa pulang sendiri," balas Bilqis seraya melepaskan tangan Arkan dari tangannya, lalu kembali melanjutkan langkahnya.

"Kenapa harus Bilqis, Ar?" Rafa menepuk pundak Arkan.

"Jangan paksa seseorang buat cinta sama lo, hanya karena lo tulus mencintainya." Ucapan Ken membuat mereka terdiam.

🌷🌷🌷

Ken melajukan motornya santai menikmati angin malam, suasana di jalanan arah ke rumahnya yang sepi membuatnya bebas untuk memperlambat laju motor sport hijaunya.

"Siapa tuh jam segini masih pakai seragam sekolah? Tapi gue juga sama sih," gumam Ken, kemudian menghampiri gadis itu.

Ken menghentikan laju motornya disamping gadis itu, membuatnya menoleh lalu menghentikan langkahnya.

"Adeeba, lo ngapain malam-malam disini?" sapa Ken.

"Rumah aku disekitar sini," jawab Adeeba.

"Lo jam segini baru pulang terus pulangnya jalan?" tanya Ken. Apa dia gak takut, pikirnya.

"Aku diturunin dijalan sama Kak Dirga karena nanya tentang foto dan barang-barang Bilqis yang ada di Apartnya," ucap Adeeba lirih.

"Dirga bangsat," umpat Ken kesal.

"Semua cowok susah buat lupain masalalunya, ya?" tanya Adeeba menatap Ken dengan mata berkaca-kaca.

Ken menggeleng kecil. "Gak tahu, gue belum pernah pacaran."

Rasanya Ken begitu gemas, melihat wajah terkejut Adeeba yang begitu lucu.

"Aneh, ya? Gue gak kayak Aska sama Rafa yang suka ganti-ganti cewek," sambung Ken.

"Gue antar pulang." Ken dengan manisnya membuka jaketnya lalu memakaikan dengan hati-hati ketubuh Adeeba.

Adeeba mulai naik ke atas motor lalu duduk di jok belakang, dibalik helm full facenya Ken tersenyum membuat matanya seperti bulan sabit.

Ken melirik Adeeba lewat kaca spionnya. "Jadi cewek harus punya harga diri, jangan mengejar kalau gak dicari. Karena kodratnya cewek itu dikejar bukan mengejar. Jangan berjuang kalau udah terbuang, harus kuat jangan rapuh, nanti mahkotanya jatuh."

"Nangis aja dipundak gue," titah Ken.

Adeeba menenggelamkan wajahnya dipundak Ken, Ken menikmati malam ini dimana tangan Adeeba melingkar sempurna diperutnya.

TBC

GERALD OR DIRGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang