20. Yang Patah.

29.3K 1.3K 52
                                    

“Ai, gue mau cerita boleh?”

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Ai, gue mau cerita boleh?”

Suasana warung soto di sore hari sedikit lengang. Hanya ada dua tiga pembeli saja yang datang untuk membungkus makanan. Lalu pertanyaan singkat yang diberikan Moreno dengan suara tenang itu mendadak mengganggu degup jantungnya yang sedari tadi berusaha ia redam sedalam mungkin, sebab mulai detik tadi ia telah berjanji untuk merelakan dengan segenap hati.

Ailee mengangkat kepalanya membalas Moreno yang juga sama sedang menatap dirinya. “Apa, Ren?”

“Pernah nggak sih lo baru aja mekar bunga-bunga di hati karena jatuh cinta dan mendadak saja bunga-bunga itu dipaksa patah sebelum ia bertumbuh lebih wangi?”

Tentu saja pernah, Moreno. Dan sekarang Ailee sedang berada di posisi itu. Bahkan bunga-bunga itu sudah mekar lebih daripada sekedar wangi, sebab nyatanya rasa miliknya itu sudah lebih lama ada dan berdiam di dalam dada tanpa berani mengatakannya.

“Kenapa? Lo lagi patah hati sama siapa?” tanyanya menggoda.

“Ada lah. Sebenarnya ini bukan yang pertama karena dulu gue juga pernah sejatuh itu untuk dia. Tapi karena suatu kondisi kisah kita harus diakhiri dan akhir-akhir ini bunga-bunga itu kembali mekar. Tapi mendadak ia dipaksa patah sebelum berkembang. Rasanya perih ya?”

Tentu saja itu Alana. Sebab dahulu mereka pernah merajut cerita sebelum Alana bersama Akala.

“Dalam banget kayaknya patah hati kali ini, Ren?” ledeknya.

“Nyatanya yang pertama itu emang selalu punya tempat istimewa di sini, Ai,” katanya sembari menepuk-nepuk dadanya.

Ada raut menyedihkan yang tergambar dalam wajah tampan imbang selalu ia puja selama bertahun-tahun itu.

“Alana ‘kan?”

“Huh?”

“Tatapan mata lo nggak pernah bisa bohong setiap kali memandang Alana.”

Moreno terkekeh. “Sejelas itu?”

Ailee mengangguk. “Lo tahu sesuatu, Ren?”

“Sesuatu yang terjadi antara Alana dan Akala?”

Sekali lagi Ailee mengangguk. “Lo udah tahu?”

“Akala yang bilang ke gue. Gue juga tahu kenapa Akala nggak siap untuk bertanggungjawab.”

Kali ini kedua alis Ailee terangkat sempurna sebab tak paham. Sebenarnya ia sudah menduga ketika Alana memberitahukan kepada dirinya bahwa gadis itu telat mendapatkan tamu menstruasi bulan ini.

“Jadi beneran ada baby di perut Alana?”

Akala mengangguk. “Iya, Ai. Dan malam di mana tragedi itu terjadi sebenarnya Alana baru aja ngirim pesan dan ngabarin kalau dia positif hamil. Tapi Akala bingung mau bagaimana karena ini di luar kendali mereka berdua.”

Memories Of Love  (SELESAI)Where stories live. Discover now