prolog

5K 113 0
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh iyaa ini nawa au, ini adalah cerita ketiga ku, ya semoga suka dan mohon votenya, saling menghargai ya teman teman, kita semua memiliki mental yang berbeda.

Seperti biasa yang harus kalian ketahui, jangan baca cerita ini saat waktunya beribadah.

*
*
*

Langkah kaki berjalan menuju dimana semua berkumpul, gadis kecil itu nampak ceria dan antusias. Entah ap yang baru terjadi sehingga membuat nya tersenyum manis

"Bunda! Ayah!! Lihat zarah? Zarah keren kan! Zarah juara lomba puisi!!" Serunya begitu bersemangat dengan senyum yang mengambang

Alya dan Abraham menoleh, Alya tersenyum tipis mengangguk sedangkan Abraham hanya dia menatap, senyum itu meluntur saat melihat tanggapan orang tua nya, wajah itu tak berseri seri lagi, yang ia harapkan tak terjadi..

Yang ia harapkan orang tua nya tersenyum manis bertepuk tangan mengapresiasi dengan begitu manis, namun apa.. itu tak sesuai ekspektasi nya.. bayangkan, gadis yang masih terbilang muda yang masih sangat butuh kasih ibu ayah dianggap tidak ada.. semenjak Ghafi meninggal, semua semakin menyakitkan bagi zarah..

Ia hanya ingin merasakan bahagia bersama orang tua, apa salah? Jangankan tepuk tangan, ucapan selamat pun tak ia dapatkan.. ya Allah, ia harus apa agar orang tua nya bisa tau, bahwa ia adalah anaknya juga.

Zarah tersenyum kecut, ia mengangguk lalu kembali masuk kekamar nya.

Sampai dikamar ia hanya beraktifitas layak biasa ketika ia libur pondok, bagai tak ada yang terjadi ia begitu sibuk bersenandung tanpa memikirkan apa yang barusan terjadi, bagai angin lewat semua bak ia hapus di ingatannya. Ia bersenandung ria begitu terlihat bahwa ia sangat bahagia saat itu.

Ia ambil foto yang ia simpan di sebuah kotak berwarna hitam.. foto itu, Ghafi.. satu-satunya sosok lelaki yang menyayanginya, namun pergi jauh dari dirinya, hanya dia, tapi dia tidak ada.

Sosok lelaki hebat yang mungkin mau sebanyak apapun ia membayar, semua tak sebanding dengan perilakunya ghafi yang sangat ia rindukan.

Lelaki tampan yang meninggal karna ego dirinya sendiri.. karna dia lelaki itu pergi selamanya.. itu kata orang tuanya.
"Abang.. Zarah capek.. zarah mau ikut Abang.. mereka jahat.." ucapnya tersenyum sumringah walau ia tak bisa berbohong, air mata terus menetes dari mata indah itu.

"Apa boleh zarah mengeluh lelah bang?"

Gus Abyan [ON GOING] Where stories live. Discover now