Part 5

913 83 11
                                    

Ting!

Bunyi bel diikuti derap langkah seseorang memasuki sebuah kafe kecil di pinggiran desa, derap sepatunya menggema di dalam ruangan, membuat Barista yang tadinya sedang duduk santai, terbirit-birit berlari kembali masuk ke belakang meja kasir.

"Mau pesan apa?" Si Barista bertanya, tersenyum pada lelaki tinggi yang sedang mengedarkan pandangan di sepanjang kafe.

Selama beberapa saat, ia membiarkan lelaki itu melihat interior kafe yang sebenarnya biasa-biasa saja. Kemudian, mengulangi pertanyaannya mengenai pesanan,

"Mau pesan apa?" ulangnya kepada si lelaki yang masih mengedarkan pandangannya.

Si Barista heran, tidak ada apapun yang bisa dilihat di dalam kafe ini. Pelanggan pun tidak ada, itu sebabnya tadi dirinya duduk bersantai sebelum lelaki tinggi ini muncul.

Tapi sepertinya lelaki ini sangat tertarik melihat-lihat kafe, itu sebabnya si Barista mengubah pertanyaannya,

"Ada yang bisa dibantu?" Ia bertanya lagi, masih tersenyum dan bersyukur karena si lelaki melepas sunglasses hitam yang ia pakai untuk kemudian menghadap ke arah Barista.

"Hallo..."

Si Barista mengerjapkan mata, terlihat tersipu malu karena sepertinya ia bengong beberapa saat ketika melihat wajah lelaki di depannya dengan jelas.

Sebagai orang yang hidup di pinggiran desa, ia bersumpah baru pernah melihat orang yang begitu rupawan.

Wajah lelaki di depannya bersih, tanpa bekas hitam jerawat atau apapun sebutannya yang membuat penampilan seorang pria terlihat tidak menarik.

Lelaki di depannya bisa dikategorikan sebagai sangat menarik. Dan itu membuat si Barista tersipu saat pandangan mereka bertemu.

"Sudah siap memesan, pak?" Si Barista kembali bertanya, dengan senyum yang lebih lebar, memperhatikan saat si pria melihat daftar menu di depannya.

"Saya pesan Iced Americano, untuk take away."

Suaranya, bahkan suaranya sangat merdu untuk didengar.

"Baik, ada pesanan lain?"

"Kue ini, siapa yang membuat?"

Si Barista kembali mengerjap, umumnya orang akan bertanya kue apa ini, atau apa ingredients di dalam kue ini sebelum memesan, tapi lelaki tampan yang sedari tadi membuatnya terpesona malah bertanya siapa pembuat kue ini?

Yang benar saja! Itu membuat dirinya semakin terlihat menarik.

Lelaki misterius adalah favoritnya di novel-novel atau komik yang ia koleksi.

Si Barista memperhatikan kue yang ditunjuk pelanggan itu, lelaki itu menunjuk cake berwarna purple berhiaskan potongan strawberry, dengan begitu banyak lapisan hingga membentuk sebuah piramida kue.

"Mille Crepes itu, pak? Bapak mau sekalian dipesan?"

"Ya, siapa yang membuat?" Pelanggan tampannya mendesak, terdengar tidak sabar menunggu jawaban.

Akhirnya si Barista mengungkap siapa pembuat kue itu, sambil memperhatikan ekspresi pelanggannya, Barista itu meminta pembayaran sebelum memproses pesanan lelaki di depannya.

"Apakah anda dekat dengan, tidak. Maksudnya, apakah anda tahu alamat tempat tinggalnya?"

"Setahu saya, Kak Mita tidak tinggal di sini lagi."

"Dia pergi kemana?" Kali ini si Barista benar-benar memperhatikan bahasa tubuh pelanggan di depannya.

Meski terlihat sangat tampan, namun lama-lama ia merasa curiga.

How to Chase Mr. ArrogantWhere stories live. Discover now