Part 9

777 83 4
                                    

Senyum puas menari di wajah Jaemin sambil menatap Jin dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Jin gusar ketika yang lebih muda tak berbicara atau menjawab pertanyaannya tapi terus menatapnya.

"Ada apa?"

"Berapa banyak?" Jin mengerutkan keningnya.

"Hah?"

Jaemin mengejek.

"Berapa banyak yang dibayar Jungkook untuk menjadikanmu sebagai simpanannya?"

Awalnya Jin tidak mengerti lalu dia mengatupkan giginya. Ia menatap kesal pada yang lebih muda lalu tersenyum.

"Jangan khawatir, itu bukan urusanmu!" Ia menjawabnya sambil berusaha menutup pintu tapi Jaemin menahannya lagi.

Yang lebih muda menyeringai lalu mendorong pintu untuk membuka, juga cukup keras. Jin terkejut, tersandung ke belakang dan menabrak tepi tempat tidurnya. Ia hampir saja jatuh ke tempat tidur tapi tidak jadi. Ia memelototi Jaemin, yang masuk ke kamarnya lalu mengunci pintu.

Pada saat yang sama, karena gerakan Jin yang tiba-tiba, walkie-talkie yang diberikan Yoongi kepadanya, yang ia letakkan di nakas, terjatuh ke lantai dan mulai mengeluarkan suara.

Yoongi, yang sedang berada di ruang lapangan tembak, mengarahkan senjatanya ke sasaran dan hendak menembak, berhenti karena suara itu. Dia melihat ke arah walkie-talkie. Dia mengambilnya dan-

"Jin? Halo? Jin, bisakah kau mendengarku? Suara apa itu?"

Jin dan Jaemin melihat ke arah walkie-talkie ketika tiba-tiba Yoongi berbicara.

Jin melihat sekilas ke arah yang lebih muda, terkesiap dan mencoba mengambil walkie-talkie dari lantai tapi sebelum dia bisa, Jaemin meraihnya dan melemparkannya ke lantai, cukup keras. Alat itu hancur berkeping-keping.

Yoongi mengerutkan kening ketika walkie-talkie itu mengeluarkan suara yang cukup keras dan kemudian tidak bersuara lagi. Ia melepas pelindung mata dan telinganya dan segera meninggalkan tempat itu untuk memeriksa Jin.

Seketika itu juga,

"Apa kau sudah gila?! Apa yang kau inginkan?!" Jin berteriak pada Jaemin setelah ia merusak walkie-talkie.

Jaemin menyeringai padanya lalu melangkah maju. Begitu ia sampai cukup dekat, ia berdiri berhadapan dengan Jin yang terengah-engah kesal sambil memelototinya.

"Aku akan membayarmu lebih dari yang dia berikan, jadilah simpananku." Dia berbisik dan Jin mundur.

Dia mengertakkan gigi dan sebelum pemuda itu bisa melanjutkan, Jin menampar wajahnya.

Kepala Jaemin menghadap ke samping dan mengejek. Jin meraih kerah bajunya dan menariknya lebih dekat.

"Kau pikir hanya karena kau kaya, kau bisa memiliki apapun yang kau inginkan? Hisap saja penismu sendiri jika kau begitu bernafsu, brengsek!"

Jin berkata sambil mengertakkan giginya dan melepaskan kerah bajunya. Dia memelototi Jaemin dan memutuskan untuk pergi tapi Jaemin menghalangi jalannya. Dia menyeringai pada Jin.

"Kau telah melakukan kesalahan. Aku akan membuatmu menyesal karena menolakku!"

Jin mengerutkan kening lalu menjerit ketika Jaemin mencengkeram lehernya dengan kasar. Dia tersedak dan memegang tangannya, mencoba melepaskan diri. Jaemin mencibir saat dia mendorong Jin ke tempat tidur dan melayang di atasnya sambil mencengkeram lehernya lebih keras.

"Lepaskan!.. lepaskan!.. lepaskan aku!"

Dia meronta-ronta saat dia mencoba untuk menyerang dan mendorong si pemuda menjauh tapi semuanya menjadi sia-sia ketika cengkeraman Jaemin semakin kuat. Ia tidak bisa bernafas dengan baik, ia merintih dan matanya bergerak ke atas saat kuku-kuku Jaemin menancap di kulitnya.

The Mafia and His Love | Kookjin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang