Bab 11. Kecelakaan Kecil

938 44 0
                                    

"Kecelakaan?" ucap Glenn tersontak kaget mengulangi kabar buruk dari Eric yang menghubungi via telepon.

Wajah tampannya yang menegang menyita perhatian ayahnya yang duduk di hadapannya saat melakukan makan siang bersama di sebuah restoran. Dibandingkan menunjukkan kepeduliannya pada Eric yang selalu loyalitas melayani dirinya, saat itu Glenn lebih menunjukkan kekesalan atas kabar buruk yang diterima.

Batinnya telah merutuki diri yang menyesal tidak membawa serta Eric dalam schedule makan siang bersama ayahnya yang menjabat sebagai presiden direktur di Medico Hospital.

"Cepat selesaikan masalah kecelakaan itu. Setengah jam lagi aku ada rapat dengan klien penting. Kita langsung bertemu di tempat meeting saja dan kau tidak usah menjemputku," titah Glenn tak terbantahkan yang langsung memutuskan sambungan telepon secara sepihak.

Handphone yang tidak sampai dua menit menempel di sisi kiri telah diletakkan kasar ke atas meja. Makanan yang sudah setengah dinikmati pun tidak lagi menarik nafsu makan Glenn sehingga saat itu dia lebih memilih untuk menyingkirkan dari hadapannya.

"Eric mengalami kecelakaan?" Abraham–ayahnya Glenn sengaja menyinggung percakapan Glenn di telepon tadi.

Deheman berintonasi dingin menjadi tanggapan tercepat dari Glenn yang masih dirasuki oleh kekesalan. "Ada mobil yang menyerepetnya. Hal itu dia jadi terlambat menjemputku ke sini," ujarnya acuh.

"Seharusnya kau tanya lebih dulu keadaannya daripada menghakimi. Eric telah bekerja baik dan banyak membantumu. Sangat susah mencari orang yang begitu loyalitas seperti dia."

Glenn mengembuskan napas kasar. Dia merasa bukan waktunya untuk mendapatkan nasihat saat hatinya terkuasai oleh kekesalan. Sehingga dia memutuskan untuk cepat memikirkan topik pembicaraan yang mengalihkan.

"Aku dengar Daddy kembali menghubungi pihak Omega Hospital untuk membahas projek kerjasama yang aku batalkan waktu perjalanan bisnis waktu itu."

"Pusat bedah dan transplantasi jantung rumah sakit kita membutuh dokter bedah unggul yang dibutuhkan. Putra pemilik rumah sakit itu merupakan dokter bedah terbaik yang kita butuhkan. Aku sudah berbicara langsung dengan Tuan Dalton dan dia setuju untuk mengirim putranya sebagai timbal balik pada kita yang memenuhi permintaan mereka dalam penyediaan alat medis modern."

Abraham melayangkan tatapan tajam pada Glenn yang sudah menatapnya tanpa rasa bersalah. "Aku dengar kau datang di pesta pernikahan dokter itu. Apa yang membuatmu merasa kesal sampai membatalkan projek itu secara sepihak?"

"Mereka cukup tidak sopan menyambutku saat itu," Glenn beralasan cepat karena tidak berkeinginan untuk lebih detail menceritakan kebenarannya yang dihadapi.

"Hanya itu?" tanya Abraham dingin yang tak percaya.

"Ucapan Daddy sangat menyinggung integritasku," sahut Glenn sembari tersenyum kesal.

"Belakangan kau sedikit bersikap tidak profesional. Apa ada hal pribadi yang mengganggu pikiranmu? Apa karena Granny yang mendesakmu ke dalam perjodohan? Karena itu kau jadi terganggu."

Embusan napas kasar Glenn terdengar jelas tak sampai satu detik ayahnya mencecar paksa dirinya. Saat itu sorot mata Glenn juga berubah tajam seolah menantang tatapan tajam ayahnya yang lebih dulu menekan kepada dirinya.

Sumpah demi apapun! Glenn sangat membenci situasi ketika dia diintimidasi apalagi dipaksa untuk menyatakan isi pikirannya. Terlebih lagi hubungan antara dia dan ayahnya sejak kecil tidak berjalan mulus. Ada saja ketegangan konflik dingin yang menodai hubungan ayah dan anak itu. Tidak adanya kehadiran sosok ibu membuat keharmonisan mereka semakin suram.

After That NightWhere stories live. Discover now