26. Idhul Adha

419 75 7
                                    

——————————————————
(BAHASA INDONESIA/ ARAB/ DSB...)

(BAHASA JEPANG)
_________________________________________

(Revisi)

Miyagi. 09.00
.
.
.
''Oya? Pantas saja kau berangkat pagi, ternyata kau jadi panitia kurban, Megantara'' Ujar Dirgantara melihat adiknya yang baru selesai membantu penyembelihan kambing.

''Ha'i. Dan herannya, kenapa panitia masjid memberi kaos putih? Jadinya bajuku yang terkena darah menjadi jelas. Beruntung aku meninggalkan sorbanku di rumah'' timpal Megantara seraya menarik kaosnya yang ada bercak darahnya.

''Nak Mega, bawa kambing kurban yang selanjutnya'' pinta Kassim yang juga menjadi panitia. ''Ha'i'' jawab Megantara. Dirgantara memberikan tali kengkang kambing kurbannya pada Megantara.

''Yang semangat, ya Dik'' dukung Dirgantara dengan nada meledek. Megantara hanya mengambil alih tali kengkang kambing kurbannya dan menggiring kambing kurban itu pada tempat penyembelihan.

''Ha'i. Kassim- Jiisan. Dari saudara saya. Dan ini kambing yang terakhir'' ucap Megantara seraya menyerahkan tali kengkang pada Kassim.

''Oh! Ternyata dari saudaramu. Ayo bantu aku menyembelih ini. Dan kita tinggal... menyembelih sapi besar itu'' ujar Kassim lalu memelankan nada bicaranya saat melihat sapi kurban yang di kengkang di tiang listrik itu.

''Ha'i... jika kambing, kita masih bisa menahannya dengan dua orang. Tapi ini sapi yang beratnya sampai 2 ton'' sweatdroppe Megantara.

Idhul Adha. Sebuah hari dimana umat islam menjalankan ibadah qurban dan membagikan hasilnya pada orang - orang yang membutuhkan.

Umat Muslim yang berada di negara yang minoritas muslim tentu berkurban lewat masjid atau mushola di sekitar mereka atau memotongkan kurbannya di tempat jagal atas nama masjid atau mushola. Daging kurban akan di bagikan pada orang - orang yang membutuhkan. Baik yang muslim maupun non-muslim.

Menurut beberapa ulama, berbagi daging kurban pada non-muslim ada yang di perbolehkan dan ada yang tidak boleh dengan catatan, non-muslim itu menentang Islam (kafir harbi). Jika non-muslim yang hidup berdampingan damai dengan muslim (kafir dzimmi), maka di perbolehkan. (Sumber : Buya Yahya di Youtube Al Bahjah TV).

Yang jelas, berbagi daging kurban dengan non-muslim di perbolehkan. Selama proses berkurban, pasti ada saja kejadian yang awkward.

Entah itu panitia yang nganggur tengah bermain - main dengan kepala hewan kurban yang sudah terpenggal dari tubuhnya, panitia yang selalu apes kecipratan darah saat proses penyebelihan dan hewan kurban yang berusaha kabur dan menyusahkan panitia.

Jika yang kabur itu kambing, masih tak masalah. Namun jika yang kabur adalah sapi, sangat bermasalah.

Beruntung proses penyembelihan kali ini berjalan lancar. Megantara hanya panitia bagian penyembelih, bukan pembagi daging. Jadi setelah daging kurban di bagi, Megantara langsung pulang.

Ia pulang dalam keadaan baju yang berlumuran darah, bau amis dan anyir. Megantara membawa sekantong plastik daging kurban dan salah satu kaki kambing milik kakaknya yang telah di korban. Tentu di baluri plastik pembungkus agar bersih. Tak lupa parang yang ia pinjam dari Reno.

Akhirnya dia sampai di rumah tepat pukul 12 siang. Megantara membuka kenop pintu dengan siku karena tak ingin gagang pintu rumah kerabatnya kotor.

Cklek!

''Assalamu'alaikum. Tadaima'' salam Megantara memasuki rumah dan menutup pintu dengan punggungnya. Kakinya melepas sandal dan segera masuk karena tak ada jawaban dari salamnya.

Fly (Haikyuu fanfic × Male'readers)Where stories live. Discover now