4

1.3K 75 0
                                    

"Okay, 1 2 3 shoot. Nice." Cahaya lighting dan suaran bidikan kamera terus menerus menyorot dan menghiasi satu ruangan. Disana ada Isbanky, model ternama yang baru-baru ini keluar dari tempat persembunyiannya. Auranya begitu kuat, sehingga para kameramen tak menyia-nyiakan satu bidikan pun. Pose demi pose begitu tampak elegan dan mahal.

Di sela pemotretan, tatapan Isbanky mengarah ke pemuda yang masih mengenakan seragam universitas nya. Panuwat Romsaithong menatap intens kekasih beda usianya. Banky, begitu memesona. Pakaiannya sedikit terbuka membuat dirinya berdecak sebal. Kekasihnya itu sangat menyukai gaya berpakaian yang terbuka. Rasa rasanya ia ingin sekali mencolok mata orang-orang yang menatap liar sang kekasih.

"Pakailah ini!" Moss memberikan kain yang disiapkan oleh orang wardobe untuk melapisi pakaian Banky. "Kau menyebalkan!" Banky berjalan mendahului Moss menuju ruang istirahat pribadinya. "Aku hanya menjaga apa yang menjadi milikku." Banky memutar bola matanya risih.

Mosslhong mendorong Banky ke dinding dan mengunci semua pergerakannya. Perlahan tapi pasti Moss mendekati wajah kekasihnya dan memagut dalam diam bibir Banky. Melihat sikap sang kekasih Banky pun mengikuti alurnya. Namun, sebelum ciuman itu semakin dalam, Banky memalingkan wajahnya.

"Papo sudah mulai bergerak. Beliau membawa calon tunangan Bang Meen bahkan pada hari pertama mereka bertemu ke rumah." Perkataan Moss membuat Banky tanpa sadar menggigit bibirnya. Hal yang paling ia hindari adalah pertemuan memuakkan keluarga Mosslhong. Sedari awal menjalin kasih dengan pria yang lebih muda darinya, Banky mengetahui bahwa kekasihnya mempunyai latar keluarga yang rumit. Ada beberapa peraturan ketat yang memuakkan yang harus dijalani. Menurut cerita Moss karakter Apo dan dirinya sungguh bertolak belakang. Apakah mereka bisa mengatasi ketidaksinambungan antara keduanya.

"Dua tahun menjalin hubungan. Apakah kau yakin mereka tak mengetahui hubungan kita? Kau tahu Moss, aku tak suka diatur." Pernyataan Banky membuat Moss bergeming. Dari awal ia mengejar Banky dan memberi tahu latar belakang keluarganya, Banky tampak tak suka. Ia berusaha meyakinkan Banky bahwa mereka pantas bersama. "Bagaimana kalau aku mengenalkan mu terlebih dahulu pada mereka? Baru setelah itu kau yang memutuskan."

"Lagipula aku anak keempat. Masih ada waktu untuk kita, tak mungkin Papo menyuruh kita secepatnya menikah. Sedangkan abangku yang lain saja mempunyai pasangan atau tidak, tidak ada yang tahu. Mengapa kau overthinking?" Banky tak menjawab pertanyaan yang diajukan oleh kekasihnya. Ia bergeming dan beranjak menuju ruangan pribadinya. Di lorong Moss benar-benar frustasi, tak habis fikir. Mengapa Banky sangat keras kepala. Ia selalu menghindari pertemuan keluarga mereka. Moss jadi bertanya tanya, apa mungkin Banky tak serius menjalin hubungan dengannya.

Karena merasa tak dihargai. Moss pun meninggalkan Banky sendirian. Dalam perjalanan pulang Moss tak sengaja bertemu dengan Dew kakak keduanya. Sedang apa Dew di sini. Bukankah Dew berbeda agensi dengan Banky.

"Bang Dew? Sedang apa kau di sini?" Sang empunya nama pun sontak menoleh. "Abang ada kerja sama dengan agensi ini. Lalu, kau sendiri, mengapa ada di sini? Tertarik untuk menjadi model?" Dew menaikan sebelah alisnya heran. Moss mengerutkan dahinya. Berarti secara tidak langsung Dew pasti mengenal Banky.

Moss mencoba bersikap santai. "Enggak mungkin lah Bang. Moss ada kenalan di sini. Jadi sering main," Sebenarnya Dew tak memedulikan alasan Moss benar atau tidak. Tapi ia merasa ada yang ganjal. Terlebih lagi adiknya itu langsung terburu-buru pergi. Dew membisikkan sesuatu kepada asisten pribadinya. Sepertinya tingkah laku Moss perlu diawasi.

"Tuan Jirawat ... sungguh suatu kehormatan Anda datang kemari." Mendengar sapaan rekan bisnisnya, Dew pun tersenyum tipis. Ia mulai fokus membicarakan pekerjaan. "Tuan Nachat bisa saja. Mari kita bicara santai." Mereka berdua pun menuju Meeting Room. Walau tak terjun secara langsung mengurus bisnis keluarga. Dew memiliki kepekaan dalam berbisnis. Ia hanya bermain saham dan mengelola beberapa hal. Selain itu ia dibebaskan hidup sesuai keinginannya.

RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang