Story 7

917 70 23
                                    

"Berantem lagi ato mau langsung ke kuburan? " Tanya hali dengan raut wajah seramnya yang mampu membuat siapa saja bergidik ngeri.

"I-iya kak ampun!! " ucap mereka bersamaan.

"Kak hali!! " teriak seorang yang bernama gempa dari arah dapur.

Sontak sang pemilik nama pun hanya mengelus dada dengan sabar.

Hali pun segera berjalan ke arah dapur tak menghiraukan adik adiknya yang tadi dia jewer.

Hali pun tiba di dapur melihat adiknya yang masih mengenakan celemek kesayangan nya tersebut.

"Ada apa? " tanya hali yang setia mengenakan wajah datar nya.

"Bantuin gem beres beres makan malam kak, sekalian panggilin yang lain"

Hali hanya meng oh kan saja dan segera melakukan tugas yang di beri gempa, setelah menata makan di meja makan hali pun menyuruh adik adiknya yang masih berada di ruang tamu untuk makan, lalu berlanjut ke lantai atas menuju kamar adik adiknya yang lain.

Tok!

Tok!!

Tok!!

"Ice... " hali memangil nama sang pemilik kamar dengan nada lembut yang sangat jarang ia gunakan, ia hanya mengunakan nya jika sedang sepi.

"Ice...kamu ada di dalam? " tanya hali sekali lagi yang masih tak mendapat jawaban dari ice sang pemilik kamar.

Hali yang merasa ada yang aneh pun segera merogoh sakunya dan mengambil kunci pintu cadangan milik ice.

Halilintar membuat kunci cadangan seluruh kamar milik adik adiknya untuk berjaga jaga, jika kunci utama hilang.

Cklek..

Hali pun membuka pintu kamar, dan menemukan ruangan yang gelap tak ada penerangan, pintu balkon juga terbuka cahaya rembulan yang merambat masuk ke dalam kamar yang bernuansa baby blue dan putih.

Retina nya tak sengaja mendapati adiknya ice yang tengah terlelap di alam mimpinya, hali pun menghampiri nya dan duduk di kasur milik ice.

"Ice... " hali memangil nama adiknya dengan lembut dan mengelus surai lembut milik adiknya tersebut.

"Bangun ice... ayo makan malam"

"Ice... Bangun"

Kelopak mata putih itu mulai terbuka, memperlihatkan iris aquamarine yang begitu indah. Beberapa kali ia mengerjap mencoba menyesuaikan sedikit cahaya bulan yang menerobos masuk.

Merasa penglihatan nya kembali normal, ia mencoba untuk mendudukkan tubuhnya, ia melihat kakak sulung nya yang tersenyum sangat tipis bahkan hampir tak terlihat beruntung matanya sangat tajam, menyadari kakak sulung nya tersenyum tipis ia pun tanpa basa basi lagi memeluk kakaknya tersebut, satu kata, sangat nyaman, itulah yang ia rasakan ketika berada dalam pelukan sang kakak.

"Ice... Ayo turun kebawah... Waktunya makan malam" ajakan hali tentunya ditolak dengan gelengan lembut oleh ice, ia masih ingin dalam pelukan sang kakak, sangat jarang baginya melihat kakak nya yang tidak menolak pelukan dari seseorang.

"Sebentar saja kak... Aku masih mengantuk" Dusta ice, ia berbohong agar kakaknya mau menerimanya.

Hali yang mendengar pernyataan adiknya hanya menghela nafas panjang.

"Ayo, yang lain sudah menunggu, tidak baik begitu" tutur hali yang masih dengan nada lembutnya.

Ice dengan sangat terpaksa melepaskan pelukan nya dari sang kakak, mereka pun berjalan keluar dari kamar milik ice.

Lightning dark story Where stories live. Discover now