01

840 77 22
                                    

The devil is real, he's not a little red man with horns and tail.

He can be beautiful, because he's a fallen angel and he used to be god is favorite.

❥ ✰ ┊F E A R L E S S
◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡

Sore hari yang indah dengan pemandangan langit berwarna jingga menjadi suatu hiburan pelepas gundah yang masih Mark rasakan.

Hembusan angin menerpa kulit putih pucat dan halus sang Putra Mahkota yang sedang memejamkan kedua matanya menikmati terpaan angin.

Kerajaan Arandel merupakan tanggung jawab Mark kedepan, orang - orang menganggap Sang Raja terlalu dibutakan dengan rasa cinta kasih sayangnya terhadap anak sulungnya.

Namun, banyak juga yang menentang pemikiran itu dan berpendapat jika kecerdasan yang dimiliki Mark menjadi suatu alasan.

Banyak masalah yang terpecahi oleh gagasan dan pemikiran Mark yang cerdas, namun tetap saja setiap fraksi memiliki pendapat dan pemikiran mereka masing - masing.

Fraksi Timur memilih netral selama Putra Mahkota yang terpilih mampu memakmurkan dan membahagiakan rakyat Arandel.

Fraksi Utara yang merupakan perkumpulan para uskup agung hingga orang suci sekalipun memilih Mark Pangeran Pertama Arandel sebagai Putra Mahkota.

Fraksi Barat yang didominasi oleh para Ahli Sihir memilih Sungchan Pangeran Ketiga Arandel untuk menjadi Putra Mahkota.

Fraksi Selatan yang didalamnya terdapat para Royal Knights memilih Jeno Pangeran Kedua Arandel sebagai Putra Mahkota.

Namun keputusan tetap ditangan Raja Arandel, Jaehyun memilih Putra Sulungnya Mark sebagai Pewaris Tahta.

Kini perdebatan kembali terjadi demi mencari pendamping Putra Mahkota, Mark tau saat ini Ayahnya kembali mengambil keputusan yang sedikit bertentangan dengan adat mereka.

Seorang pendamping Putra Mahkota harus berasal dari keluarga bangsawan terpandang dengan kedudukan yang tinggi dan menjalani proses seleksi yang dilakukan oleh Raja dan pendampingnya.

"Tapi Yang Mulia Raja bagaimana jika Duke Nakamoto menolak perjodohan ini?"

"Habisi."

keadaan menjadi hening, hawa dingin terasa begitu menusuk seakan siap untuk menebas leher bangsawan manapun yang saat ini menghadiri rapat mengenai pemilihan calon pendamping Putra Mahkota.Tidak ada yang berani bersuara membantah perintah Raja, termasuk para penasehat dari berbagai fraksi.

Mereka masih ingin melihat matahari esok, apalagi ini tentang Putra Mahkota anak kesayangan Raja mereka yang Tirani.

Mark, Putra Mahkota yang saat ini menjadi salah satu topik pembahasan tampak bergeming setelah beberapa pasang mata para bangsawan menatapnya menyampaikan berbagai emosi baik itu setuju, ragu, dan menolak.

Mata dapat berbicara, namun hanya Mark yang dapat bersuara selain Ayahnya saat ini.

"Tapi Ayah, ini bukan pernikahan yang aku inginkan."

"Putraku, kita tidak berbicara tentang apa yang kau inginkan akan tetapi mengenai keharusan dan keselamatan-mu."

Pemandangan dahi Putra Mahkota yang tampak mengkerut disertai dengan suara ketukan meja yang berasal dari jari sang Raja menjadi satu - satunya suara saat ini.

FEARLESS  ❥ ✰ ┊MARKMINWhere stories live. Discover now