04

385 57 3
                                    


Hayo mau sampai kapan jadi silent readers?

Jangan lupa like & komen buat nyemangatin aku lanjutin ceritanya ya...

Happy Reading.

◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡

"Cinta yang kau sebut itu ibarat sebuah tanaman yang harus diberi pupuk sebuah kejujuran, ketulusan, dan kepercayaan. Aku seorang Putra Mahkota memiliki status yang tinggi dan kau berbicara tentang sebuah perasaan yang harus berlandaskan kepercayaan kepadaku? Jeno....semakin tinggi status seseorang cinta menjadi hal yang tidak dibutuhkan karena satu - satunya yang bisa ku percaya hanyalah TUHAN."

Mark berdiri dari duduknya lalu menyiramkan segelas penuh brugundy itu membasahi Jeno yang memejamkan kedua matanya menahan kepalan tinjunya untuk tidak melayang ke kakaknya "Mari berpikir lebih dewasa dan hentikan permainan mu, mandi malam bisa membantumu lebih rileks dan sadar dengan kenyataan takut Renjun menjadi mawar berduri"

Mark berlalu begitu saja meninggalkan Jeno yang kini berteriak penuh amarah menghancurkan seluruh benda di hadapannya membabi buta.

"Cinta? lelucon."

❥ ✰ ┊F E A R L E S S
◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡

Pagi hari Renjun sudah mendapat kabar datang untuk mengunjunginya, dia memang memutuskan untuk menginap di Istana sesuai permintaan Jeno yang khawatir membiarkan Renjun pulang larut malam.

Renjun menempati kediaman tamu kerajaan dan disini sekarang dia menunduk hormat ketika Jaemin memasuki ruangan, mungkin semalam statusnya lebih tinggi daripada pemuda asing itu namun sekarang justru berbalik bahkan jauh lebih tinggi.

"Selamat pagi Renjun, bagaimana tidurmu?"

"Selamat pagi juga Yang Mulia, sangat nyenyak terimakasih."

"Pasti menyenangkan bisa tidur terlelap."

"Ah...iya.."

Maid menuangkan teh ke dua cangkir dimeja, Jaemin meminum secangkir teh paginya namun Renjun masih menghirup aroma teh itu lalu menyesapnya perlahan dengan anggun.

Jaemin meletakkan kembali cangkir kosongnya dengan sedikit kasar menghasilkan suara yang cukup kuat. Persetan dengan harga maupun sejarah cangkir itu Jaemin bisa melakukan apapun yang dia mau karena Mark berada di pihaknya.

"Aku kemari untuk berkenalan lebih dekat denganmu, karena nantinya kita pasti harus bersama untuk berkegiatan sebagai keluarga kerajaan."

"Benar sekali Yang Mulia, saya juga tidak sabar menanti hari itu" Jawab Renjun dengan senyuman menghiasi wajahnya.

Jaemin menyilangkan kakinya, kedua tangannya terlipat diatas dada menampilkan kesan sombong yang mengintimidasi "Tapi maafkan aku ya, Pernikahanmu terundur menjadi lebih lama dari satu tahun." Balas Jaemin santai.

Renjun meremat gagang cangkir di genggamannya hingga jari itu memutih, jika bisa dia ingin sekali menyiram makhluk angkuh di hadapannya namun itu akan merusak semuanya.

"Tidak masalah Yang Mulia, saya bisa menunggu selama apapun itu."

"Akan aku usahakan pernikahan kami berjalan lebih cepat karena Mark juga tidak sabar" Jaemin memberikan wink di akhir kalimatnya, menggoda Renjun tidak terlalu buruk.

FEARLESS  ❥ ✰ ┊MARKMINWhere stories live. Discover now