46 ALEONA.

304 20 0
                                    

Aluna dan Gala tiba di rumah sakit, disusul oleh Dzaka dan Laura yang datang belakangan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aluna dan Gala tiba di rumah sakit, disusul oleh Dzaka dan Laura yang datang belakangan. Mereka berjalan bersama-sama menuju ruang rawat Altan. Namun, ketika sampai di depan pintu kamar Altan, Aluna menatap pintu dengan rasa takut yang menghantuinya.

Gala, yang peka terhadap perasaan adiknya, segera menggenggam erat tangan Aluna dengan penuh dukungan. Dia mencoba memberikan ketenangan pada adiknya dalam momen yang penuh ketidakpastian ini. Dzaka dan Laura juga berdiri di belakang mereka, siap memberikan dukungan pada mereka dalam menghadapi apa pun yang akan terjadi.

Aluna merasa butuh waktu sebentar sebelum masuk ke dalam ruangan. Dia berpaling kepada Dzaka dan dengan suara pelan memintanya untuk masuk lebih dulu. Dzaka mengerti perasaannya dan mengangguk, kemudian mengajak Laura untuk masuk bersamanya.

Sementara Dzaka dan Laura memasuki kamar Altan, Aluna tetap berdiri di luar pintu, bernapas dalam-dalam untuk mencoba mengatasi kegelisahan yang melanda. Dia tahu bahwa momen ini akan menjadi salah satu yang paling sulit dalam hidupnya, dan dia harus bersiap untuk menghadapinya.

Gala dengan penuh pengertian membenarkan tatanan rambut Aluna dan bertanya dengan lembut, "Sudah siap? Kalau belum, biar abang suruh mereka keluar biar kamu nyaman." Dia ingin memastikan bahwa adiknya benar-benar siap untuk menghadapi pertemuan ini dengan keluarganya.

Aluna merenung sejenak, menyadari bahwa jika dia terus melarikan diri dari masalah ini, itu tidak akan pernah terselesaikan. Dia merasa bahwa dia harus menghadapinya langsung. Akhirnya, Aluna mengangguk, memberi isyarat bahwa dia siap untuk bertemu dengan keluarganya.

"Sudah, aku siap," ucap Aluna dengan mantap. Dia memerintahkan Gala untuk menyusul Dzaka dan Laura yang sudah masuk ke dalam kamar Altan.

Mereka berdua masuk ke dalam ruangan Altan. Aluna melihat Altan berbaring di tempat tidur, menghadap jendela dengan tatapan kosong. Dia tidak bisa menahan rasa sedih melihat remaja itu yang tampak begitu rapuh. Aluna segera mengalihkan perhatiannya kepada Kirana saat wanita itu bercerita bahwa Altan baru saja terlepas dari ikatan karena mengamuk, dan itu adalah momen yang sulit bagi mereka.

Gala tetap merasa prihatin atas adiknya Altan yang tengah mengalami masa sulit. Dia tahu betapa pentingnya dukungan dan kehadiran mereka di saat seperti ini.

Sementara para orang dewasa terus fokus dalam obrolan mereka, Rajes, ayah mereka, akhirnya menyadari kehadiran Aluna dan Gala yang berdiri di pintu masuk kamar. Matanya segera memperhatikan putrinya, dan perubahan ini tidak luput dari perhatian yang lainnya. Dzaka, Laura, dan Kirana juga mengalihkan perhatian mereka pada Aluna.

Aluna merasa canggung di bawah sorotan perhatian keluarganya. Namun, dia tahu bahwa dia telah memilih untuk hadir di sini untuk memberikan dukungan dan kehadiran pada saudaranya, Altan. Ia mengangguk lembut sebagai tanda pengertian bahwa dia siap untuk menghadapi momen ini bersama keluarganya.

Saat para orang tua sedang memperhatikan Aluna, mereka tiba-tiba dikejutkan dengan gumaman dari Altan. Remaja itu terus-menerus menyebut nama Aluna dan bahkan mengatakan bahwa dia tidak ingin ditinggalkan oleh kakaknya. Pandangan Kirana menjadi sendu melihat kondisi anaknya yang begitu rapuh.

ALEONA [ TERBIT ]Where stories live. Discover now