5. waktu terbuang sia-sia

109 7 0
                                    

Untuk terus-terusan terlihat baik-baik saja itu sama saja dengan sengaja menyakiti diri sendiri. Arata tahu akan hal itu, hanya saja dia tidak tahu bagaimana caranya untuk berhenti.

Arata terobsesi untuk terlihat baik-baik saja, demi sebuah pengakuan jika hidupnya penuh dengan kebahagiaan. Dia berpura-pura memiliki takdir hidup yang lebih baik dari orang lain, sekalipun kenyataan justru bertolak belakang.

Kebiasaan orangtuanya yang sering bertengkar itu, membuat Arata tidak bisa membiasakan diri. Mereka hanya mempermasalahkan hal-hal yang sama, segala perkataan perceraian yang dilontarkan oleh keduanya. Memberikan luka paling menyakitkan untuk Arata.

Jujur Arata tidak mau keluarganya hancur berantakan. Meskipun seringkali di isi oleh pertengkaran, dia tidak mau kedua orangtuanya bercerai. Kehidupan Arata pasti akan langsung berubah drastis, orang-orang juga akan mengetahui kenyataan yang ada.

"Kak Arata, ini udah tiga hari lho. Apa kami belum punya kesempatan buat diajarin jump service andalan kakak?" Tanya Hijar berusaha untuk tidak merasa takut dihadapan Arata.

"Maaf aku lupa, seharusnya memang hari ini buat ngajarin kalian berdua. Tapi lain kali aja ya, moodku berantakan. Nanti kalau udah baikan, aku yang nyamperin kalian lebih dulu," jawabnya yang langsung pergi begitu saja.

Hijar menurutinya saja, dia juga tidak terbiasa untuk memaksakan seseorang untuk mengajarinya. Dia hanya bisa menunggunya dengan sabar, lagian dia sangat berharap Arata mengajarinya. Dan itu pasti membutuhkan waktu yang tepat.

"Kau hebat, Hijar," puji Matara yang entah sejak kapan sudah berada di dekat Hijar.

Sontak cowok pendek itu terkejut, suara berat Matara terdengar mengerikan. Tapi tidak berlangsung lama, karena Matara juga tersenyum ke arahnya.

"Hebat dari mananya kak?" Tanya Hijar penasaran.

"Kagentar pernah lho hampir di pukul sama Arata, gara-gara dia minta buat di ajarin jump service. Padahal Kagentar enggak pernah memaksa. Mungkin karena itu service kebanggaannya, dan kau malah bisa ngebuat Arata nggak marah sama sekali."

Hijar merasa bangga pada dirinya sendiri, sebab dia menjadi seseorang yang dapat membuat Arata tidak marah karena memintanya untuk mengajarkan sesuatu yang berharga. Padahal Arata tipe orang mudah marah, apalagi jika mengenai sesuatu yang tidak akan pernah dia ajarkan pada orang lain.

Namun, Hijar justru tidak mengundang amarahnya. Dan membuat Arata mengatakan kalimat terlembutnya.

Ya meskipun begitu, Hijar tidak mengetahui banyak hal tentang Arata. Dia hanya tahu Arata merupakan kakak kelasnya yang mengagumkan. Dia bisa mengerjakan apa saja, dan paling banyak di gemari oleh kalangan wanita. Jika bertanya tentang luka Arata, Hijar berpikir Arata tidak mungkin memiliknya.

Sejauh ini yang tahu memang hanya Matara, selain Matara tidak ada yang tahu apa-apa. Itu karena Arata yang pandai menyembunyikannya. Dia ahli dalam menyiksa dirinya sendiri.

 Dia ahli dalam menyiksa dirinya sendiri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Semesta Bercanda [✓]Where stories live. Discover now