epilog

105 7 0
                                    

Tetap saja melelahkan, jika diharuskan untuk terbiasa oleh hal yang sama. Apalagi jika hal itu mengenai dengan rasa sakit. Seperti Arata, dia yang pernah bertahan dalam hidupnya. Mati-matian menyembunyikan perihal rasa sakitnya. Sekalipun Matara sudah mengetahuinya, dia tetap berkeinginan untuk menyembunyikan lebih banyak lagi.

Yang dilakukannya hanya demi sebuah keadaan yang baik-baik saja. Arata tidak ingin di anggap berbeda. Dia akan lakukan apa saja agar terlihat memiliki kehidupan yang layak.

Terlihat memiliki luka itu perihal paling menyedihkan. Semua orang akan beranggapan seperti itu, dan akan lebih banyak yang merendahkannya. Arata tidak ingin mendengar kalimat-kalimat rendahan untuknya, maka dari itu dia mengusahakan yang terbaik agar tidak diketahui lukanya.

Semua orang pun akhirnya hanya mengetahui bahwa dia baik-baik saja. Mungkin karena selalu terlihat bahagia, dia pun sampai di sangka tidak punya luka. Jenaka sekali memang, tapi itu kesalahannya. Dia yang membuat orang-orang beranggapan seperti itu.

Namun, kini dia tidak lagi perlu berbohong. Arata sudah beristirahat dengan tenang. Meskipun kepergiannya masih sulit untuk diterima oleh keluarganya. Apalagi bagi kedua orangtuanya, mereka sudah terlalu sering mengabaikan Arata.

Bahkan tidak memperdulikan keadaannya itu. Padahal jika kesempatan terbaiknya masih berpihak, mereka bisa melakukan apa saja. Dan tidak akan semenyesal sekarang.

Perlahan-lahan keduanya pun memperbaiki hubungannya keluarganya. Menjaga putra sulung mereka, serta mendoakan yang terbaik untuk Arata. Seharusnya mereka melakukannya dari awal. Karena ini adalah keinginan terbesar Arata yang belum tersampaikan.

Kisah Arata di abadikan lewat banyak berita. Karena dia seorang pahlawan, dia merupakan seseorang yang menolong orang lain dengan mengorbankan nyawanya. Kean yang meminta seorang jurnalis untuk membuat berita tersebut. Dan ternyata, banyak yang menghargai keputusan Arata sebagai pahlawan.

Namanya di sanjung-sanjung, keberaniannya pun sering diceritakan di mana-mana. Bahkan di sekolah mereka di buat sebuah ruangan khusus untuk memberikan peringatan bagi Arata. Seseorang yang telah meninggalkan mereka semua, dan menikmati kebaikannya di sisi Tuhan.

"Pahlawan memang harus mendapatkan imbalannya. Semoga tenang di alam sana, dan berbahagialah di syurga."

Matara membaca salah satu surat yang diletakkan dekat foto Arata. Semenjak kepergian sahabatnya, Matara merasakan kehilangan yang mendalam. Dia bahkan sulit untuk bangkit dan menjalani hari-hari yang biasanya. Apakah ini yang terbaik? Tapi kenapa Matara masih belum bisa menerimanya.

Hari ini tepat di hari kelulusannya, Arata pernah berharap bisa lulus bersama Matara. Dan melanjutkan ke perguruan tinggi bersama-sama. Tapi apa boleh buat, kenyataannya sudah berbeda. Harapan Arata telah sirna, dia diminta untuk pulang oleh Tuhan.

"Kak Matara!" Panggil Hijar dan Kagentar bersamaan.

Matara pun mengukir senyumannya, setelah di ajari jump service oleh Arata. Dua anak itu sudah semakin mahir, mereka juga menuliskan beberapa surat untuk Arata. Yang kemudian diletakkannya di dekat foto Arata.

"Selamat untuk kelulusannya. Semesta itu bercandanya berlebihan ya, kita enggak pernah menduga-duga hal kayak gini terjadi. Aku masih kepengin di ajarin kak Arata jump service," kata Hijar sambil mengelap air matanya.

Dia selalu saja menangis jika sudah membahas tentang Arata. Kehilangannya masih belum mudah untuk diterima. Hijar juga belum sepenuhnya ahli untuk menerapkan jump service milik Arata.

"Aku mewarisi jump service kak Arata. Jadi di masa depan, aku akan menunjukkan perkembangannya," sambung Kagentar yang meletakkan buket bunga di atas meja milik Arata. "Karena kak Arata itu hebat, seluruh dunia harus tahu. Kalau jump service yang aku gunakan adalah ajaran darinya.

Mendengar itu, Matara jadi teringat mengenai perkataan Arata. Dia juga pernah mengatakan bahwasanya ingin mewariskan jump service miliknya. Dan ternyata, ini yang di maksud dengan diwariskan.

"Terimakasih karena mengenang Arata dengan baik. Sekarang semesta enggak akan mempermainkannya lagi, Arata pasti enggak perlu berbohong kayak biasanya," kata Matara tersenyum lebar. Sambil berusaha menahan air matanya.

Mereka pun saling mengukir senyuman satu sama lain. Melepaskan memang tidak mudah, apalagi jika itu dipaksakan. Namun, kehidupan diharuskan untuk tetap dilanjutkan. Masih ada yang perlu diperjuangkan.

Arata pernah hidup dengan kebaikannya, maka kematiannya pun mengantarkan banyak duka. Mereka menyayangkan sosok yang baik hati. Seharusnya lebih baik hidup lebih lama di dunia. Tapi, Tuhan jauh lebih menyayanginya. Tempat terbaik untuk hidupnya adalah berada di sisi Tuhan.

 Tempat terbaik untuk hidupnya adalah berada di sisi Tuhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC
Akhirnya selesai juga. Mau itu bagus apa enggaknya. Yang terpenting bagi ku ini udah memuaskan. Aku berhasil mengabadikan karyaku lagi. Aku yang akan memujinya, karena ini karya tulisku yang mampu ku selesaikan dengan perasaan yang menyenangkan. Arata kau orang baik, beristirahatlah. Kau tidak perlu merasa sakit lagi🫂🦋☘️✊.

 Kau tidak perlu merasa sakit lagi🫂🦋☘️✊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Semesta Bercanda [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang