Perpustakaan kota

76 38 117
                                    

Setelah pulang sekolah, Helios meminta Anya menemani dirinya ke perpustakaan kota. Tentu dengan semangat Anya mengiyakan.

Mereka berpisah saat akan menuju rak, Helios menuju buku pelajaran berada sedangkan Anya mencari rak pojok untuk mengambil novel.

Sedikit lagi jarinya akan sampai, Anya meloncat-loncat mencoba mengambil novel yang menarik perhatiannya di paling atas.

"Perlu bantuan, wahai nona kecil?" Tanya seorang pemuda di belakangnya. Anya menoleh lalu tersenyum memperlihatkan gigi kelincinya.

"Eum, iya boleh tolong ambilkan cover biru langit itu?" Ucap Anya sopan.

Menggapai novel dengan mudah, lalu memberikan pada Anya.

"Ini, sendi---" ucapan lelaki dengan kemeja cream itu terpotong karena sebuah tangan mendorong dirinya.

"Udah?" Helios bertanya pada Anya tanpa memandangnya, tapi memberikan tatapan tajam pada laki-laki yang menurutnya lancang.

"Udah Nisca, ini tadi di ambil sama---maaf siapa namanya?"

"Gilang, salam ken---" ucapan laki-laki bernama Gilang itu terpotong oleh kalimat dari Helios.

"Gausah soasik, gada yang mau kenal sama Lo!" Ucapnya kemudian menarik Anya dengan lembut.

Anya menyempatkan menoleh kebelakang lalu menggerakkan bibirnya berucap terimakasih dan maaf tanpa suara.

Gilang tersenyum tipis mengangkat jari jempol dan mengedipkan sebelah matanya. Anya terkekeh tanpa suara.

Helios memilih meja pojok karena tidak ingin terlalu berbaur, mereka berdua larut dalam bacaan buku masing-masing.

"Oke, ini novel menarik nanti gue harus beli."

"Nah, ini prolognya Oke."

"Mau yang ini juga!"

"Ya ampun, cowo-nya lucu gue lope banget deh. Wajib nabung"

"Gila, cover doang bagus isinya no banget! Ga logis, tapi kenapa gue suka ya? Oke deh beli."

"Ga suka gue sama penulis nya, kenapa cowo gue di siksa terus ya ampun!"

Helios melirik Anya yang tengah ngoceh sendiri dengan banyak novel berserakan di mejanya.

"Nanti beli, jangan brisik." Mata Anya berbinar saat mendengar Helios yang tiba-tiba berbisik.

"Makin sayang Niscala deh." Ucap Anya yang kini bertopang dagu memperhatikan Helios membaca buku.

"Gue juga," jawabnya singkat.

★★★

Anya dan Helios berjalan menuju parkiran setelah berada cukup lama di dalam perpustakaan kota.

"Ikutin gue, oke Nisca?" Salah satu alis Helios terangkat bingung melihat Anya yang sekarang menunduk.

"Rrrgh"

Anya mendekat lalu menggigit bahu Helios dengan keras hingga sang empu meringis.

"Shh sakit, Na." Ucapan Helios di hiraukan. Sekarang Anya bergerak seolah-olah ia adalah Zombie. Berlari tak tentu arah dan kembali menggigit Helios.

Bibir Helios terangkat keatas, membentuk garis senyum tipis. Ia kemudian mengikuti gerakan Anya, mereka berdua berlari tak tentu dan mengejar orang tak dikenal yang ikut berlari panik ketakutan.

"Huaaa ada hantuu"

"Zombie bajigur aaaaa"

"Umi, tolong aku mau di makan setan."

"Ashaduu dulu woi zombie, biar pas gigit gue Lo halal."

Teriakan terakhir membuat Anya dan Helios berhenti secara bersama, mereka tertawa kecil melihat kelakuan absurd orang-orang yang di kejar.

Anya berjinjit, mengacak-acak rambut Helios. Membuat aura tampan nya bertambah.

"Cie pendek," ejek Helios membuat Anya menatapnya seperti bombastis side eye.

"Ketinggian Lo tuh, kaya tiang listrik." Ujar Anya kesal.

"Siap salah kurcaci." Ejek Helios lagi,

"Lo lucu banget si Ca, ya ampun." Lalu emosi sepenuh hati yang sudah membendung, Anya dengan brutal menarik-narik pipi tirus Helios.

"Baru sadar gue lucu?"

"Cih, narsis banget manusia satu ini." Anya memutar bola matanya malas, Helios mulai menyebalkan.

"Haha, oke cuman Lo yang paling lucu."

"Nyenyenye, bersyandaaa." Sahut Anya membuat Helios menarik ikat rambutnya dan menggigit pipi chubby Anya.

"Aakh, Niscala Cialan banget Lo, bajigur dasar." Umpat Anya kesal.

"Sorry pipi Lo kaya Bubbles soalnya, lusyuu." Pipi Anya bersemu merah, bukan karena pujian Helios melainkan karena kata terakhir Helios yang begitu kontras dengan wajar datarnya.

"Sedikit emosi ga ngaruh, ya?"

"Emosi kenapa sayang?"

Anya melotot, lalu menggeplak bahu kekar Helios.

"Jangan soasik deh, sayang-sayang Lo siapa?"

"Karena Lo jomblo, gue cowo peka ngasih kata-kata yang biasa orang pacaran pake."

"Cukup tau aja Bestie, udahlah ayo jajan." Ujar Anya ketus.

"Apa sih yang enggak buat Lo?" Jawab Helios sembari mengikat ulang rambut Anya yang sudah ia buat berantakan.

"Lo siap kasih dunia Lo, buat gue?"

"Buat apa gue kasih?"

Anya menarik jari telunjuk Helios, lalu menggigit nya dengan kencang.

"Serius ih, Nisca nyebelin banget."

"Gue juga serius, buat apa gue kasih? Dunia gue kan berporos pada Lo. Anya Kaina."

Anya terkekeh pelan, menggandeng tangan Helios dan mengayunkan kedepan dan belakang.

"Makin sayang anaknya pak Rakel deh."

"Sayang anak pak Arjuna juga."

★★★

Tandai tempat typo!

Halo!
Maaf ya kalau ada salah penulisan. Tolong bantu koreksi, jangan lupa vote, comment and follow, terimakasih<3!

Selasa, 19 September 2023
Pukul 10.00
RainFly-Reen





FRIENDSHITUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum