Chapter 26

637 26 35
                                    

السلام عليكم، بسم الله الرحمن الرحيم

Mohon di maklumi klo bnyk typo nyaa.
semoga sukaaa.

Sebelum baca, jangan lupa sholawat dulu

الله صلى على سيدنا محمد، وعلي ال سيدنا محمد

[Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad, wa'ala Ali sayyidina Muhammad.]

HAPPY READING

"pada akhirnya dewasa itu bukan lagi tentang usia, melainkan tentang bagaimana cara manusia menghargai perasaan manusia

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"pada akhirnya dewasa itu bukan lagi tentang usia, melainkan tentang bagaimana cara manusia menghargai perasaan manusia."

"Mas ilham punya kantor? Kenapa gak pernah cerita?"

"Nanti deh, gue tanya."

Liza pun berjalan naik keteras, ketika ingin membuka pintu ternyata pintunya sedang dikunci. "Loh, kok di kunci?"

Liza pun menggeledah tasnya. "Duhh, kuncinya mana?"

Setelah seperdetik, liza baru ingat kalau ada orang dirumah. "Astaghfirullah, baru Inget, bisa bisa nya gue lupa."

Liza pun mengetuk pintu rumah. "Assalamualaikum."

"Nenek! Ummi! Azizah! Abah! Assalamualaikum!"

Setelah berteriak beberapa kali, akhirnya ada sahutan dari dalam, dan itu adalah suara bi ningsih. Bi Ningsih pun memembuka  pintu. "Waalaikumsalam, maaf ya neng, bibi lagi didapur."

Liza terkekeh. "Gak papa bi, yang lain mana bi? Kok sepi?"

"Lagi pergi non, mau jalan jalan katanya."

"Semuanya?"

"Iya, kecuali bibi hehee."

"Kenapa bibi gak ikut?"

Bi ningsih terkekeh. "Anu neng, itu."

"Kenapa bi? Bilang aja."

"Bibi lagi nunggu pak joko, katanya mau kesini."

Liza mengulum senyumnya. "Aduhh, ganggu orang pacaran nih kayak nya gue, kekamar ahhh." Liza pun berlari menaiki tangga.

LIZHAM (On Going)Where stories live. Discover now