28. Menyerah?

5K 475 20
                                    

Kalau ada Tanda [Hiatus] bukunya mungkin susah lanjut. Intinya aq kembali guyss, khusus buat selesaiin caska dan akan update setiap jumat (jamnya gak tentu)
Mohon maaf karena lama dan mungkin kalian harus baca ulang wkwkw
Maaf dan terima kasih🫶

***
Wajah Jea memanas mengingat kejadian tempo hari dimana dia dan Caska hampir saja bersentuhan bibir. Jea merutuki kewarasannya yang harus timbul saat itu. Kenapa tidak dia biarkan saja Caska menciumnya?

"Hah ... Kalau sudah begini aku sendiri yang menjadi malu." Jea benar-benar tidak punya muka untuk sekedar bertegur sapa dengan Caska.

Seperti pagi tadi, dia bahkan meminta izin dengan alasan sakit perut. Padahal sebenarnya Jea baik-baik saja. Dia hanya sedang mencari ketenangan sejenak, karena insiden kemarin.

Kalau dipikir-pikir, memangnya Jea salah ya mencium Caska? Dia merasa tidak salah, tapi kenapa menghindar. Jea beberapa geleng-geleng kepala, sampai membuat Merin yang baru saja membawa cucian, menoleh ke arah Jea dengan tatapan bingung.

"Kamu lagi kenapa sih Je?"

Jea menunduk seraya mengelus perutnya yang membuncit. Tatapannya beralih pada Merin kemudian menyengir pelan.

"Gak lagi kenapa-napa sih, memangnya Jea kenapa?" Ucapnya bingung.

"Ha."

Gadis itu menggeleng pelan sebelum membawa keranjang cucian itu dan meletakkannya di tempat semula. Merin hanya merasa Jea aneh hari ini, tidak biasanya wanita hamil ini senyum-senyum sendiri tanpa alasan yang jelas.

Jea hendak bangkit untuk pergi ke kamar, namun Merin menahannya karena ada hal yang ingin disampaikan gadis itu dengan serius.

"Nanti malam, akan ada tamu penting yang datang."

Jea mengernyitkan dahinya bingung, "siapa?"

"Aku tidak tau siapa, tapi yang jelas tamunya cukup penting. Dengar-dengar sih, tunangan semasa kecil Tuan muda," balas Merin.

Deg

Raut wajah Jea berubah masam, dia tidak tau kalau sebenarnya Caska punya tunangan?

"Tu-tuan muda Caska punya tunangan?" Tanya Jea memastikan.

"Tidak tau juga sih, cuma itu beberapa gosip dari pelayan senior. Mereka bilang kalau tuan muda memiliki tunangan saat dia masih kecil, tapi apakah mereka masih mau melanjutkan atau tidak, ya entahlah aku juga tidak tau," balas Merin.

Jea menarik kedua sudut bibirnya tipis ke atas, dia kemudian bangkit dengan pelayan seraya memperhatikan langkahnya.

Wanita itu melangkah dengan perasaan gundah gulana. Pikirannya jadi kacau hanya karena berita ini. Memangnya Jea bisa apa? Kenyataan Caska adalah tuan muda keluarga konglomerat seperti wijaya saja, sudah membuat Jea harus sadar akan batasan.

Hatinya tersentil, menyadari tingkah bodohnya yang masih ingin terus bertahan ketika mengetahui kalau di hati Caska, dia sudah tidak ada artinya lagi.

"Aku tidak mau setress bila berada di sini. Tapi ... Aku harus memikirkan ulang ketika pulang nanti. Rindu akan keberadaan Caska lebih menyiksa daripada harus melihatnya bersanding dengan wanita lain," gumamnya pelan seraya menghela nafas.

"Kok kisah cinta ibu jadi begini ya dek?" Tambahnya seraya mengelus pelan perutnya yang membuncit.

Jea memilih untuk beristirahat, karena seharian dia sudah banyak beraktivitas. Nenek juga memberikannya hak untuk istirahat kapanpun Jea inginkan.

Meskipun terkadang Jea merasa terbebani karena Nenek terlalu memperhatikan dirinya. Tatapan iri pegawai yang lain tidak bisa Jea elakkan begitu saja, namun dia juga tidak bisa berbuat banyak.

Suprise! Marriage | ZHONG CHENLEDonde viven las historias. Descúbrelo ahora