6. Bertemunya Mereka

56 10 0
                                    

*

*

*

🗡️🗡️🗡️🗡️🗡️

Dihari pertama memasuki tahun pelajaran baru tahun ini, kelas X IPA 1 tidak ada pembelajaran hanya pembimbingan wali kelas. Murid X IPA 1 memulai memperkenalkan diri didepan kelas satu persatu disamping wali kelasnya. Suasananya begitu ramai banyak tawa, teriakan begitu satu-persatu murid memperkenalkan diri maju di depan kelas.

Menyebutkan nama, asal sekolah dan hobi mereka.

Sampai waktunya jam pembimbingan wali kelas habis dan bel istirahat pun berbunyi. Murid kelas X IPA1 mengosongkan kelasnya menuju kantin atau hanya sekedar berkeliling sekolah tapi ada 5 murid cowok yang duduk dibangku paling belakang masih belum berniat untuk keluar kelas.

"Gue kan dah bilang kita buat geng aja, kalian malah nggak peduli sama gue," cetus cowok yang memiliki hidung mancung. Javas Waradana, dia duduk di bangku paling belakang bersama cowok cuek dan dingin.

"Ya elah kita cuma kebetulan masuk disekolah yang sama dan kelas yang sama," sahut cowok yang memakai kalung rantai. Aksay Naratama duduk bersama kembarannya dibangku depan Javas.

"Kayanya nggak kebetulan kita memang harus berteman," celetuk teman sebangku Aksay. Kaivan Shankara.

"Kenapa lo diem aja lo nggak suka ya ketemu cowok ganteng kaya gue," ucap cowok tampan yang tinggi yang duduk dikursi samping Kaivan pada cowok dingin disebelah Javas. Kavy Arysanendra dia duduk sendirian karena siswa yang berada dikelas X IPA 1 berjumlah ganjil alhasil Kavy yang tidak punya teman duduk sendirian.

"Gue cabut!" bukannya menjawab cowok berambut pirang itu pergi meninggalkan mereka ber-empat. Mereka yang masih duduk saling memandang bingung. Ishara Yogaswara dia melangkahkan kakinya menuju kantin sekolah.

"Heh! kita kan belum kenalan!" ujar Javas seraya mengejar Ishara.

"Hah! dari tadi belum kenalan?" bingung Kaivan.

"Hahahaha . . . Terlalu dingin," sahut Aksay lalu beranjak dari duduknya seraya menepuk pelan bahu Kaivan. Melangkahkan kakinya ikut mengejar temannya diikuti Kavy.

"Gue ikut!" Kaivan mengejar ke-empat teman barunya.

Disisi lain Ishara dan Javas sampai dikantin sekolahnya. "Ya elah kalo laper bilang bukannya asal cabut," gerutu Javas yang sedang mengantri pesanan makannya bersama Ishara. "Ooh ya nama lo siapa?" ucapnya seraya mengulurkan tangannya pada Ishara.

Ishara menatap uluran tangan Javas yang berada di sampingnya. "Apa tadi lo nggak denger pas gue perkenalkan diri didepan kelas?" ucapnya dingin.

"Hahahaha! ya elah secara langsung dong gimana sih!" Javas tertawa ringan masih setia mengulurkan tangannya.

"Ishara Yogaswara panggil gue Ishara," jawab Ishara tanpa menerima uluran tangan Javas.

"Oke, gue Javas," Javas terkekeh lalu menurunkan tangannya.

Beberapa menit menunggu, ke-tiga teman baru mereka memanggil. "Heh kalian! ninggalin aja untung antriannya belum panjang," gerutu Kaivan saat mereka sudah bersama Javas dan Ishara.

"Hehehehe! sory," Javas terkekeh sedangkan Ishara sejak tadi diam saja.

Selang beberapa menit mereka sudah mendapatkan pesanan mereka. Kini mereka sudah duduk dimeja kantin paling pojok.

Lima Pandhawa [END]Where stories live. Discover now