Bab 4 : Tunangan Dietrich.

265 22 0
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote bab ini ya😉





"Riri?" Panggil Rosela.

Riri yang sedang membersihkan debu di meja rias Rosela menoleh. "Ada apa, Nona?" Tanyanya.

"Apa kau melihat pangeran?"

Riri menggeleng

Rosela menghela. "Yasudah,"

Pagi ini Dietrich tidak menampakkan batang hidungnya sama sekali, Rosela jadi penasaran dengan kejutan yang Dietrich bilang kemarin malam. Kira-kira kejutan apa yang akan menantinya.

Tiba-tiba pintu kamar Rosela terbuka lebar. Maksudnya di buka paksa oleh seseorang tanpa ketukan bahkan sekedar permisi terlebih dahulu. Sontak Rosela dan Riri kaget.

"Ada apa ini?" Protes Rosela marah.

Seorang pelayan masuk dan menunduk. "M-maaf Nona Rosela, Nona Estela ingin bertemu dengan anda." Katanya dengan ekspresi takut.

"Siapa?" Ulang Rosela tidak paham.

Perempuan yang bernama Estela itu melangkah masuk ke dalam kamar Rosela. Pakaiannya terlihat mewah dan dipenuhi mutiara. Wajahnya cantik, namun terkesan arogan dan sombong.

"Perkenalkan, aku tunangan Dietrich." Ucapnya penuh penekanan, agar Rosela sadar diri dan menyingkir dari sisi Dietrich.

Otak Rosela berputar, mengingat perkataan Dietrich kemarin malam. Jadi ini kejutan yang dimaksud Dietrich, tunangannya akan datang. Yah, tidak heran sih, mana ada perempuan yang diam saja tunangannya membawa wanita lain ke sisinya. Pantas saja Dietrich tersenyum ketika mengatakannya.

Rosela hanya bisa mengikuti protokol dan membungkuk. "Terima salam saya, Nona." Ucapnya sopan. Bagaimana pun di cerita novel aslinya, Estela adalah Istri Dietrich.

"Tolong bawakan kue kering serta teh mawar ke taman, sudah lama aku tidak menikmati suasana disana." Ucap Estela dengan nada memerintah.

Rosela mematung sebentar. Sikap Estela benar-benar kurang ajar. Dia pikir Rosela pelayan disana. Enak saja!

"Maaf, nanti akan saya suruh pelayan untuk membawakan permintaan Nona." Ucap Rosela tetap sopan. Padahal darahnya  mendidih saat ini.

"Kenapa pelayan? Aku mau kau yang membawakannya, karna kau rakyat jelata." Ucap Estela dengan nada merendahkan.

Kening Rosela berkerut. "M-maaf?"

"Aku dengar Dietrich memungutmu dijalanan dan membawamu ke istana. Rakyat jelata sepertimu tidak sepantasnya bersikap seperti seorang Lady di Istana." Ucap Estela.

Urat-urat Rosela serasa ingin keluar mendengar perkataan Estela. Jika saja ini bukan di istana dan statusnya lebih tinggi, saat ini tamparan Rosela mungkin sudah melayang ke pipinya.

"Dari mana anda mendengar rumor tersebut? Jika pangeran mendengar ucapan anda yang merendahkan saya mungkin beliau akan marah, karena saya adalah tamu Yang Mulia pangeran." Balas Rosela tak mau kalah. Sekaligus ingin memanasi Estela.

Tidak ada yang tau bahwa ia budak dan seorang rakyat jelata di Istana.

"Beraninya kau menceramahiku!" Bentak Estela hendak menampar Rosela.

Am I a Villain?Donde viven las historias. Descúbrelo ahora