One

27 7 0
                                    

Keyla Agastasya adalah sebuah nama yang kurang lebih menyerupai mantra kehidupan yang penuh dengan kepalsuan. Dia diharuskan hidup dengan sosok ayah yang memiliki temperamental buruk. Pria itu sering kali berbuat kasar dan melakukan kekerasanan padanya semenjak berpisah dengan sang istri.

Saat ibunya memutuskan untuk bercerai dengan sang ayah, usia Keyla saat itu masih 10 tahun. Gadis cilik yang masih haus akan kasih sayang tersebut diharuskan tumbuh tanpa adanya perhatian dan cinta dari orang tuanya. 

Dan ketika dirinya cukup besar untuk memahami arti perpisahan sebenarnya, Keyla mengubur dirinya sendiri dengan pemikiran bahwa ini semua adalah bagian dari kisah hidupnya, ini adalah karma. Tidak ada cinta yang benar-benar nyata. Dan terkutuklah dirinya yang terlahir dari sebuah bencana. 

Namun, kenapa harus dirinya yang menjadi korban atas karma?

Kadang kala keegoisan seseorang menjadikan salah satu penyebab besar bagi kesengsaraan orang lain. Tidak diharapkan lahir ke dunia dan menjadi satu-satunya korban yang paling menderita, Keyla tetap saja disalahkan atas hadirnya ia di antara mereka.

Dan untuk pertama kalinya dalam hidup, Kelya benar-benar merasakan putus asa yang sesungguhnya. Semua tidak ada yang berubah dan masih tetap sama, hingga perlahan ia melepaskan semua impian masa mudanya. Menguburnya dalam-dalam bersama setiap luka dan derita yang pernah di alaminya.

Tentu saja harapan akan kebahagian dan romantisme dunianya lenyap begitu saja. Sekarang yang tersisa hanyalah goresan-goresan luka yang terkubur di dalamnya. Namun salahkan Keyla jika baru saja merasakan perasaan asing untuk pertama kalinya. Hanya karena sebuah senyuman, ternyata reaksinya cukup berlebihan dan juga mendebarkan. 

"Sumpah ya, hari ini aku seneng banget, bahkan selama nonton Helios aku gak bisa berhenti teriak. Mana dapet senyuman manis dari kak Eiden, eh.. pas lagu terakhir dapet bunga juga dari kak Daniel." heboh Sandra bercerita sambil senyum-senyum sendiri, sesekali gadis itu menciumi mawar putih pemberian Daniel yang ia dapatkan susah payah.

"Sesenang itu?" tanya Keyla dengan raut wajah datarnya.

"Tentu saja! Hari ini benar-benar hari keberuntunganku. Tidurku malam ini pasti sangat nyenyak."

"Semoga saja besok kau tidak bangun kesiangan dan datang terlambat."

"Dasar! Kau ini memang mudah sekali menghancurkan kebahagian seseorang." ucap Sandra kesal sambil memukul lengan Keyla sedikit keras.

"Sepertinya aku memang ditakdirkan demikian." gumam Keyla membuat Sandra menyadari kesalahannya.

"Oh.. Keyla! Maafkan aku," gadis itu menunduk sedih.

"Tidak masalah, itu kenyataannya." 

Sebelum terlarut dalam kesunyian, cepat-cepat Sandra mengubah topik pembicaraannya.

"Baru saja Erika mengirimiku pesan jika malam ini fakultas Teknik mengadakan pesta di salah satu bar ibu kota. Kau mau bergabung? Ini masih pukul 21.00 malam,"

"Tidak. Kau saja yang pergi, aku akan pulang." lagi-lagi Keyla menolak.

"Ayolah! Kau selalu saja begini, dirumah pun kau hanya akan sendiri. Sekali ini saja ya, please?" ucap Sandra masih berusaha membujuk gadis itu.

"Aku tidak suka keramaian," 

"Ini tidak seburuk yang kau bayangkan. Aku pastikan kau aman bersamaku. Cukup duduk dan nikmati pestanya. Aku jamin mereka tidak akan menggaggumu." 

"Baiklah."

"Yes!" sorak Sandra kegirangan.

"Hanya kali ini saja," ucap Keyla mengingatkan.

"Aku pastikan kau akan menyukainya."

*****

Menikmati malam di sebuah bar dengan nuansa keintiman yang tersamar, sepertinya Keyla telah melakukan kesalahan dengan menyetujui permintaan Sandra yang mungkin saja akan ia sesali kemudian. 

"Aku tidak terbiasa di tempat seperti ini," gumam Keyla menatap setiap penjuru ruangan yang ada di dalam bar.

Gadis itu tengah duduk di kursi panjang yang merapat di dinding berlapis kulit merah gelap, dengan meja kaca panjang dipenuhi dengan berbagai macam makanan, minuman dan juga beberapa bungkus nikotin. Musik pun terus berputar tanpa henti.

"Tenang saja, lama-lama kau juga akan terbiasa dengan keramaian seperti ini." Kata Sandra berusaha mengerti kegelisahan yang Keyla alami. "Kau duduk saja disini, aku akan segera kembali."

Gadis itu tiba-tiba saja pergi meninggalkan Keyla seorang sendiri. Berjalan menghampiri sosok Daniel yang tengah di kerumuni oleh gadis-gadis centil berpenampilan seksi. Keyla jelas tau benar jika temannya itu tengah terbakar api.

"Boleh aku duduk di sini?" kata seseorang yang datang tanpa dirinya sadari.

Gadis itu bergeser sedikit menjauh saat Eiden mulai duduk dan menatapnya. Diam-diam mengamati sosok laki-laki yang beberapa saat lalu tengah bernyanyi di atas panggung.

"Pertama kali datang kemari?" Keyla hanya mengangguk.

"Datang sendiri atau bersama seseorang,"

"Di sana," tunjuknya pada Sandra yang tengah berbincang dengan Daniel. "Dia temanku."

"Syukurlah," ucap Eiden membuat Keyla merasa bingung.

"Apa?" tanya Keyla penasaran.

"Jika bersama kekasihmu aku takut dia akan salah paham dan mengira aku mendekati kekasihnya."

Inilah yang paling Keyla takutkan. Semua laki-laki itu sama saja, omong kosong dan pandai bersilat lidah.

"Memiliki kekasih itu sangat merepotkan." Entah ada apa dengan Keyla malam ini, mau-mau saja dirinya meladeni dan mendebatkan hal-hal kecil dengan Eiden.

"Aku rasa yang kau katakan memang benar." Eiden meraih sebatang nikotin di atas meja, menggigit benda itu di antara bibirnya lalu menyalakan pemantik hingga ujungnya mulai terbakar.

"Apa yang benar?"

"Memiliki kekasih, seperti katamu. Tapi, cinta itu indah bila kau bisa merasakannya."

Dan tanpa laki-laki itu sadari sejenak Keyla terpaku menatap senyuman Eiden yang membuat dadanya kembali berdebar.

"Mustahil! Tidak pernah ada cinta yang benar-benar indah. Cinta itu menyakitkan." Eiden melirik sedikit terkejut mendengar jawaban yang gadis itu ucapkan.

"Sepertinya cinta menurutmu adalah sesuatu hal yang sangat buruk. Kau mengalami sesuatu dengan itu?" Haruskah Keyla menjelaskannya. Tidak. Tentu saja Keyla memilih diam tak ingin menjawab pertanyaan Eiden, sedangkan laki-laki itu setengah mati tengah penasaran di buatnya.

Perlahan Eiden mulai mengamati gadis itu lebih dekat. Menurutnya Kayla terlihat sangat cantik. Rambutnya panjang tergerai hingga punggung, matanya indah dan tatapannya begitu tajam, wajahnya pun terlihat natural tanpa make up berlebihan. Selain hidungnya yang mancung, bibirnya yang tipis terlihat sangat lembut.

"Kenapa kau menatapku?" Eiden tersenyum.

"Karena sepertinya aku tertarik padamu."

To be continue...

Hai...

Aku kembali lagi,
Lagi semangat update nih.

Eiden Uda sat set aja , malah si Keyla nya yang lempeng amat, haha

Gimana masih pada mau lanjut?
Yuk komen sebanyak-banyaknya...

Sampe ketemu di update an selanjutnya 🤍

[M] He Loved YouWhere stories live. Discover now