Part 23 (end)

926 80 54
                                    

"Daddy..." ucap jessie sembari berjalan menghampiri krist dan singto yang terlihat berjalan keluar dari bandara.

Jessie memang ke bandara menjemput daddy dan calon papanya.

"Phi rindu marwin" ucap jessie pada marwin yang berada di gendongan singto.

Jessie mengambil alih marwin dan memeluknya bahagia.

"Ayo pulang" ucap krist.

Krist membukakan pintu mobil untuk singto sedangkan jessie dan marwin duduk di belakang.

"Antar aku ke rumah lama ku, phi" ucap singto.

"Apa kamu tak ingin ikut pulang ke rumah, aku masih merindukan marwin" ucap jessie saat mendengar itu.

"Bukankah aku belum menikah dengan daddy mu? Jadi aku akan tinggal di rumah ku untuk sementara waktu, kamu bisa ke rumah jika merindukan marwin" ucap singto.

"Huh, baiklah. Dulu kamu bahkan sering menginap di rumah" ucap jessie.

"Itu karna daddy mu yang memaksa" bisik singto sambil terkekeh kecil.

"Kali ini daddy tak akan memaksa singto lagi, jika dia ingin pulang ke rumahnya biarkan saja" ucap krist.

Singto tersenyum malu mendengarnya, itu berarti krist benar-benar sudah berubah 'kan?

"Jika kita sudah menikah baru aku mau tinggal bersama phi krist dan jessie" ucap singto.

"Aku akan menyiapkan pernikahan kita secepatnya, baby" ucap krist pada singto.

Jessie terkekeh kecil mendengarnya dan memilih untuk mengajak marwin berbicara dari pada harus mendengar pembicaraan dewasa dari daddynya dan singto.

Krist memegang tangan singto dan mengecup punggung tangannya.

"Apa kamu mau menikah dengan ku?" Tanya krist.

"Ya, aku mau" ucap singto dengan wajah malunya.

Hampir 40 menit kemudian mereka tiba di depan rumah singto, rumah lama singto, ia tersenyum menatap rumah lamanya.

Krist dan jessie mengikuti singto masuk ke rumahnya. Rumah itu masih sangat bagus dan rapi, singto selalu menyuruh orang untuk membersihkan rumahnya.

Jessie bermain dengan marwin sedangkan singto dan krist duduk tak jauh dari mereka memperhatikan keduanya.

"Besok ikut aku" ucap krist.

"Kemana?" Tanya singto.

"Mencari cincin untuk pernikahan kita" ucap krist.

"Secepat itu?" Ucap singto.

"Jika kamu mau aku bahkan mau menikahi mu malam ini juga agar aku bisa membawa mu pulang ke rumah ku" ucap krist.

"Cih" ucap singto dengan wajah merahnya.





****
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali krist sudah berada di depan rumah singto, tentunya ingin menjemput singto mencari cincin untuk pernikahan mereka.

"Aku sudah membuat janji dengan salah satu WO terkenal di negara ini" ucap krist.

"Kapan phi melakukan itu?" Tanya singto.

"Semalam" ucap krist sambil terkekeh kecil.

"Jessie tak bekerja hari ini, dia juga tak mempunyai jadwal kuliah, jadi kita bisa menitipkan marwin padanya" ucap krist.

"Apa itu tak akan mengganggu jessie?"

"Dia bahkan bahagia di beri kesempatan untuk menjaga marwin seharian ini" ucap krist.

The cruel boyfriend ✓Where stories live. Discover now