Janji Sang Malam PADA BINTANG [sequel MHIDB]

BAB 29 ~ Fakta Rasa Bercanda

Haloo... Author comeback!!

Sebelumnya ada sedikit info yang mau author sampaikan.

Jadi, author berencana ngelanjutin cerita ini ke aplikasi sebelah dan otomatis cerita ini tidak author upload sampai tamat di wattpad, kira-kira menurut kalian gimana?

Tapi ini baru rencana ya, belum fiks😅😅 kalau jadi, author bakal bikin pengumuman jauh-jauh hari, biar kalian gak pada ngamuk😂

💜Happy Reading💜

Belum reda gosip antara Gea dan Dira, kini seisi kantor kembali dibuat heboh dengan kabar terbaru mengenai isu perceraian putra bungsu pemilik perusahaan Baskara Group.

Alhasil opini publik semakin menjadi-jadi. Ada yang meyakini bahwa Dion memang memiliki affair dengan kakak iparnya sendiri, sementara yang lainnya beranggapan bahwa keputusan itu dibuat karena Dion merasa tak terima dengan tuduhan sang istri yang sangat keterlaluan.

Publik pun semakin penasaran karena setelah isu tersebut menyebar luas dikalangan para pebisnis, sosok Dira mendadak tak pernah terlihat di area kantor. Padahal mereka sudah tak sabar ingin mengorek langsung pada yang bersangkutan, apakah benar keduanya akan bercerai?

Menurut informasi, perempuan itu jatuh sakit sehingga izin tidak masuk bekerja selama beberapa hari.

Di dalam ruangan bernuansa abu tua, Dion berdiri dihadapan jendela besar yang langsung mengarah pada jalan raya dengan kedua tangan dimasukan ke dalam saku celana.

Ingatannya kembali terlempar pada kemarin malam dimana dia akhirnya menyerahkan sang istri kepada kedua orang tuanya secara baik-baik, tentunya ditemani Lita juga Baskara sebagai wali serta dua orang pria yang dulu sempat menjadi saksi di pernikahan mereka.

Untuk saat ini, Dion hanya menceraikannya secara agama, sementara proses hukum akan diajukan bertahap.

Semula Mira tak terima dengan keputusan tersebut, dia marah-marah bahkan sempat memaki Dion sebab menganggap dirinya tak becus sebagai kepala rumah tangga.

Namun Dion tak ambil pusing, niatnya hanya untuk berpisah secara baik-baik dan itu sudah dia lakukan.

Berbanding terbalik dengan sang istri, ayah mertuanya justru menerima semua itu dengan lapang dada. Mau bagaimana pun, Dion dan Dira lah yang menjalani pernikahan tersebut. Mereka yang lebih tahu mengenai kondisi rumah tangga yang mereka jalani.

Dan tepat dihadapan sang mertua, Dion akhirnya menjatuhkan talak kepada perempuan yang baru dinikahinya kurang dari satu tahun.

Lalu, bagaimana dengan Dira? Tentu dia tidak mau. Dia bahkan bersikeras ingin ikut pulang bersama sang suami.

Namun keputusan Dion sudah bulat. Bahkan tangisan histeris Dira tak cukup membuat dia berhenti untuk sekedar menoleh.

Decitan suara pintu yang terbuka berhasil menarik perhatian Dion dari kegiatan melamunnya yang tanpa disadari sudah berlangsung berpuluh-puluh menit.

Begitu membalikan badan, tampak Nata sudah berdiri di ambang pintu dengan gagah.

"Jauh-jauh dari jendela, Yon,"

"Kenapa emangnya, Mas?" Kening Dion mengerut heran. Datang-datang bukannya ngucap salam malah bicara yang tidak dia mengerti.

"Takut kamu tiba-tiba loncat,"

Dion memutar bola matanya malas seraya berdecak. "Gue enggak sedepresi itu. Sampai punya pikiran buat terjun bebas dari lantai 20,"