Chapter 4 | Kabur |

12 4 0
                                    

Zakka menyerang penguasa lautan dengan menggunakan pedangnya. Tetapi, serangannya itu ditahan oleh penguasa lautan dengan trisulanya. Zakka mengumpat kesal, ia menambah kekuatan pada pedangnya itu. Di sisi lain, Refka yang sudah selesai memulihkan diri. Ia juga ikut menyerang penguasa lautan dari arah kanan.

Penguasa lautan, melirik ke arah Refka yang hendak mau menyerangnya. Ia mendorong tongkat trisulanya dengan sangat kuat, sampai-sampai Zakka harus terdorong dari belakang. Penguasa lautan melompat, dan menendang tubuh Zakka ke arah Refka.

Refka yang rencana mau menyerang penguasa laut, tiba-tiba dikejutkan dengan tubuh Zakka yang datang dan menghantamnya. Refka tidak bisa menghindar, hal hasil ia juga ikut terdorong, dan menabrak pohon kembali.

"Ah, Bangsa*! Punggungku sakit, sialan!" Umpat Refka, karena sudah dua kali terhantam pohon. Disisi lain, Zakka entah kenapa bersyukur tidak terhantam pohon; biarpun masih terkena tedangan dari penguasa laut. Mata abu-abunya melirik ke arah Refka yang berada dibelakangnya. "Hey, kabur yuk?" Tanyanya, dengan nada tenang. Tidak terganggu bahwa sedari tadi, ia menindih tubuh Refka.

Refka menatap Zakka, dan mengerutkan dahinya. "Serius?" Tanyanya balik, Zakka menatap Refka, dan mengangguk kepalanya. Refka menatap Zakka, jijik. "Kau gila ya? Dimana harga dirimu?" Ucapnya, kesal.

Zakka menatap Refka, dengan wajah datarnya, dan menghela nafas, "harga diri? Apa itu?" Balasnya, dengan nada tenang. Tidak terganggu dengan tatapan jijik dari Refka. Disisi lain, Refka menjadi tambah kesal. Ia mendorong tubuh Zakka yang berada didepannya, ia berdiri, dan membersihkan pakaiannya.

"Dasar utusan sableng," Umpat Refka, sambil menatap jijik. Zakka berdiri, membersihkan pakaiannya, dan tersenyum tipis, "kau juga, pahlawan sialan."

Zakka kembali menatap penguasa laut, yang menatap mereka berdua dengan tatapan remeh. Zakka jadi jengkel kembali, nih bocil minta dipukul nyet.

Zakka melirik ke arah Refka, dan Refka juga melirik ke arah Zakka. Zakka memberi isyarat kepada Refka, dan Refka mengangguk kepalanya.

Zakka mengeluarkan sebuah gulungan yang berwarna coklat, lalu menampakkannya gulungan itu kepada penguasa lautan. "Heh! Bocil epep. Kau ingin inikan!" Teriak Zakka, kepada penguasa laut sambil menunjukkan gulungan coklat itu. Disisi lain, penguasa laut menjadi kesal karena dipanggil bocil oleh Zakka.

"Ini adalah cara melepaskan peliharamu, tangkaplah kalau bisa!" Serunya, sambil melempar gulungan itu kepada penguasa laut. Sesaat penguasa laut ingin menangkap gulungan itu, Refka menjentikkan jarinya, dan seketika gulungan itu meledak, dan ledakan itu mengenai penguasa lautan.

Zakka langsung mengedong Refka, dan berlari masuk menuju hutan. Di sisi lain, penguasa lautan menjadi sangat marah. Ia mengeluarkan kekuatan listriknya, dan menyerang ke arah Refka dan Zakka.

Untungnya, serangan itu bisa dihalau oleh Refka dengan menggunakan kekuatan wrath. Mereka berdua terus lari dari penguasa lautan, dan mencari waktu untuk menyerang kembali penguasa lautan.

To be continue

Sebelum Tidur | end Season 1 |Where stories live. Discover now