tiga puluh delapan

6.4K 286 1
                                    

Selamat bertemu kembali dengaannn Cesa.

Yo siap - siap dikit lagi ending!

Jangan lupa VOTE dan KOMEN, gratis ko, ga bayar.. dan sekali klik doang kan? Ga makan waktu yang lama.

Butuh support kalian biar bisa Ending 😁🙏🏻.

Masa iya udah di tengah jalan malah berhenti?? Engga banget kan hehehe.

.

.

.

.

Happys Reading

Keesokan harinya Chella sekolah seperti biasanya, ia rasanya ingin tahu pandangan orang lain setelah melihat kelakuanku non ahlak Fiola dan Amel.

Chella di antarkan oleh supir, karena motornya rusak entah kenapa.

Sesampainya di sekolah, Chella keluar dari mobil dengan anggunnya.

Banyak pasang mata yang melihat ke arahnya, namun Chella terus fokus melihat kedepan.

Saat tiba di koridor sekolah, tiba - tiba tangan Chella di tarik oleh Aidan.

Chella di bawa ke taman belakang sekolah, gadis itu menatap Aidan jengah, apa lagi yang Aidan inginkan?

" Apa? " Tanya Chella malas.

Aidan menatap manik biru yang Chella punya, kenapa ia baru menyadarinya? Chella sangatlah cantik.

Aidan berdehem lalu berucap." Gue minta maaf. " Ucap Aidan, matanya masih fokus memandangi wajah pari purna Chellsena.

Chella memutar bola matanya malas.

" Untuk? " Tanya Chella malas.

Aidan menatap ke bawah sepatunya, menghela nafas sejenak, dan menariknya, ia sudah dari malam berniat untuk meminta maaf pada Chella.

Setelah itu, Aidan kembali menatap wajah cantik Chella.

" Maaf untuk semuanya, maaf gue selalu bersikap kasar sama lo, maaf karena gue pernah nampar lo, maaf karena gue bikin lo sakit hati terus, maaf karena gue ga pernah nganggap lo sebagai tunang-- " Ucapan Aidan terpotong karena melihat Chella yang menangis.

Chella tidak mau menangis, tetapi entah mengapa dadanya sesak setiap mendengar permintaan maaf yang keluar dari mulut Aidan sendiri.

Apa ini perasaan Chellsena asli? Apa ia sekarang bahagia karena Aidan meminta maaf??

" Semuanya udah terlambat, Dan. " Ujar Chella, ia menghapus air matanya dan berlalu pergi meninggalkan Aidan.

Aidan menatap punggung kecil Chella itu dengan sendu, ia benar - benar menyesal sekarang.

Ia lebih percaya dengan orang baru.

Ia termakan omongan manis orang baru, sehingga melupakan teman masa kecilnya.

" Maaf, Chellsena.. " Lirihnya sendu..

***

Chella sekarang berjalan di koridor dengan memegangi dadanya yang sesak.

Sedari tadi air matanya pun tidak mau berhenti mengalir.

Membuat orang - orang menatap Chella dengan bertanya - tanya.

Sampai di toilet, Chella menatap dirinya di kaca wastafel.

" Chell, lo ga papa? Jangan nangis lagi.. " Ujar Chella kepada dirinya sendiri.

Transmigaration Into Comics (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang