sebelas

980 65 3
                                    

















hari ini taehyung melakukan pemotretan dengan laki² lain bernama park jihoon.
laki² yg sama manisnya dengan jungkook.

taehyung biasa saja, ia sudah biasa berakting jadi ia tidak terlalu membawa suasana dengan jungkook atau pun tidak, ini hanya akting.

namun siapa sangka, lawan yg di bawahnya justru terbawa suasana dengan apa yg taehyung lakukan pada lehernya. dan semua itu membuat decak kagum dari myungsoo karena jihoon benar² menjiwai perannya.

“apa ada adegan tae-hyung memasuki ku?” tanya nya malu² saat mereka semua tengah istirahat.

“sepertinya belum jihoon-ssi, karena taehyung sendiri tidak menandatangani soal itu”

jihoon tampak merengut. “bukankah kemarin tae-hyung dengan jungkook melakukannya?”

myungsoo tampak diam menggaruk tengkuknya tidak tau harus menjawab apa.

“tenanglah, akan ku tanyakan lagi padanya nanti”

jihoon tersenyum senang mengangguk semangat.



taehyung sendiri tidak pulang di apartemennya yg bersama jungkook. ia menyewa penginapan lain yg tidak jauh dari lokasi kerjanya.

seminggu tidak saling bertemu bahkan jika berpapasan di kampus taehyung akan selalu menghindar dan lebih memilih jalan lain. sedangkan jungkook ia biasa saja, meski sedikit sesak saat harus renggang pertemanannya dengan taehyung.

gosip mulai menyebar, dimana taehyung yg sedang melakukan pemotretan dengan orang lain, membuat jungkooklagi² geram karena taehyung tidak membatalkan kontraknya dan tetap mengambil jalan itu.

ia mengumpat kasar, berbalik arah mengejar taehyung. namun terhenti kala taehyung tengah bercumbu dengan soyoon kakak tingkatnya.

“aku kira kau gay” tanya wanita itu saat ciuman mereka terlepas.

taehyung tertawa. “kau menikmati ciumanku bukan?”

tentu wanita itu mengangguk. “meski aku gay, masih banyak wanita yg menyukainya. bahkan kau sendiri mengakuinya. aku memang gay, dan untukmu terimakasih”

jungkook mematung mendengar pengakuan taehyung pada wanita yg saat ini membolakan matanya.

taehyung pergi meninggalkan kampus untuk memulai kerjanya karena myungsoo sudah menghubunginya.

jungkook terus mengikuti taehyung dengan diam².

hingga akhirnya sampai dimana lokasi yg berbeda dengan dirinya dulu.

“di surat itu, bukankah kau sudah menyetujuinya jika aku tidak akan memasuki siapapun lawanku” tegas taehyung mengingatkan soal perjanjian mereka.

“tapi jihoon ingin kau memasukinya”

“tidak!”

“kenapa? kau seharusnya bisa berfikir taehyung ini tawaran bagus. dia lebih binal dari jungkook. juga majalah dan video kalian lebih banyak di tonton ketimbang dengan jungkook.”

“jangan membawa nama jungkook. dia berbeda” sahut taehyung tidak terima kala myungsoo membeda-bedakan jihoon dengan jungkook.

“kenapa? apa pertemanan kalian sudah berubah jadi cinta? kau jangan menjadi budak cinta taehyung, aku tau, kau ingin menyudahi semua ini, tapi melihat syarat yg seharusnya jungkook bayar kau tidak mampu hingga membuatmu terjebak sendiri disini.”

taehyung terdiam, bukan berarti ia menyetujui perkataan myungsoo meski benar, ia disini karena jungkook. ia tidak ingin membuat beban lagi untuk jungkook. karena dari awal ia yg salah telah menerima semua ini tanpa memikirkan kedepannya.

myungsoo tampak tersenyum remeh. kala melihat taehyung terdiam. “kau tidak bisa membayar denda jungkook taehyung. jadi lakukan itu aku akan membuatnya lunas”

taehyung menjilat bibir bawahnya gusar. ia tidak bisa berhubungan intim lagi, ini bukan jungkook ia tidak mau.

katakanlah dia sudah mulai menyukai jungkook saat dimana ia memasuki untuk pertama kali.

“lubang mereka sama, jadi tidak ada bedanya”

jungkook tidak percaya, ia mengira taehyung tetap menerima pekerjaan itu karena memang dia brengsek. namun disini ia mengerti, taehyung hanya membelanya untuk menutup denda pembatalan. lalu disini dialah yg egois dialah yg pecundang lari dari kenyataan.

jungkook pergi meninggalkan lokasi itu dengan pikirannya yg kalut merasa bersalah. tanpa ia tau yg terjadi sesat dia pergi.













⚪⚪⚪⚪⚪⚪⚪⚪⚪⚪⚪⚪⚪⚪⚪⚪⚪⚪⚪⚪⚪⚪

Bad Friends -taekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang