Chapter 2 : Festival?

43 8 0
                                    

"Em ... Ibu?"

"Iya, sayang?"

Cale mengalihkan pandangan dari ibunya yang berseri-seri dan malah melihat ke cermin.

"Kita ... tidak akan melakukan kejahatan, kan?"

Pertanyaannya sontak membuat Jour membulatkan mata dan memasang wajah sedih.

"Kau menganggap ibumu ini orang seperti apa?"

"Tidak, bukan seperti itu maksudku."

Dia menggelengkan kepalanya dengan cepat dan beralih untuk melihat ibunya.

"Lalu?"

Jour bertanya sambil terus merapikan jubahnya.

"Tidak, tidak apa-apa."

Cale mengalihkan pandangannya kembali ke cermin.

Seorang anak kecil balas menatapnya. Rambut dan mata berwarna cokelat, itu adalah warna yang umum di temui di dunia ini.

Dia melirik ibunya yang juga memiliki warna yang serupa pada rambut dan matanya.

"Juga, untuk apa kita memakai jubah jika kita sudah mengubah warna mata dan rambut?"

Jour balas menatapnya sebelum menghela napas.

"Sayang, sayang. Ini di sebut fashion!"

"Ini?"

Cale memiliki pandangan rapuh saat mengangkat jubah yang menutupi hampir seluruh tubuhnya.

Jour sedikit terkikik melihat reaksi Cale. Putranya tidak pernah mengecewakannya dengan berbagai emosi baru.

"Tentu saja."

Jawabannya membuat Cale menghela napas.

"Aigoo. Apa kau orang tua? Jangan selalu menghela napas. Itu tidak baik."

Ucapnya sambil mencubit hidung Cale.

"Baik, baik. Tapi bukankah fashion biasanya menampilkan baju atau busana? Lalu apa fungsi jubah ini?"

Ucapnya sambil menghindar dari tangan yang mencubit hidungnya. Dia tidak tahu sebenarnya apa yang ingun di lakukan ibunya. Ini tidak seperti mereka akan benar-benar melakukan kejahatan, kan?

"Fufufu~ Kau tidak akan mengerti arti dari fashion yang sebenarnya, anakku. Hanya kami para wanita yang tahu."

Jour menepuk dadanya dengan bangga saat menyatakan itu.

"Iya, iya. Aku laki-laki karenanya aku tidak mengerti fashion."

Cale menangapi seolah tidak peduli saat dirinya berjalan ke arah sofa untuk duduk menunggu ibunya bersiap.

"Itulah kenapa~"

Cale mengangkat alis pada perubahan nada yang di gunakan ibunya.

"Kenapa bukan putri yang lahir? Kenapa putra? Aku ingin seorang putri."

Melihat Jour yang merengek mau tak mau membuat Cale kembali menghela napas. Ibunya selalu bertingkah kekanak-kanakkan.

"Lihat?"

Cale kembali menatap Jour dan bertanya-tanya apa yang harus dia lihat. Namun dia harus kembali menghela napas begitu mendengar hal yang di katakan Jour berikutnya.

"Kenapa kau menghela napas lagi? Apa kau sudah tidak mencintai ibumu lagi??"

Jour jatuh terduduk, tangannya terangkat untuk menghapus air matanya. Itu mengingatkan Cale pada sebuah scene di suatu drama yang ia tonton saat dirinya masih menjadi Kim Rok Soo dulu.

Intertwining Of Two Threads║Cale Henituse X Original Character║Where stories live. Discover now