Mencoba mengerti

12 0 0
                                    

Dharrr!

Arsa terkejut ketika melihat pria itu langsung jatuh berlutut saat sebuah timah panas di tembakan Pearl dari lengan robotnya.

"Kau harus mengobati luka tembakan itu dan mengeluarkan pelurunya dari sana...sebelum pria itu tiada karena kehabisan darah"

Suara Alexa kembali menggema di ruangan itu. Arsa tersadar dari lamunannya dan segera bergerak mengambil peralatan tadi, ia bergerak cepat ke arah pria itu.

"Ini praktek pertama anda Tuan?" Tanya Pearl pada Arsa yang tengah meringis mendengar erangan kesakitan dari pria di hadapannya.

Arsa mengangguk.

"Aku sering belajar tentang hal hal seperti ini, tapi ini pertama kalinya aku praktek secara langsung dan...tanpa obat bius" Ujar Arsa seraya berusaha melakukan apa yang ia ingat saat belajar dengan teman kuliahnya dari jurusan kedokteran dulu.

Arsa tak menyangka kalau temannya itu benar, suatu saat ia pasti membutuhkan ilmu itu, dan terbukti sekarang, sedikit ilmu dari temannya dulu benar benar berguna untuk Arsa.

"Anda sangat bagus di awal praktek ini Tuan" Puji Pearl.

Arsa hanya tersenyum tipis dan tidak menyahut karena terlalu fokus.

Hampir satu jam berlalu dan Arsa masih belum selesai, sejak tadi ia terus menerus menghela nafas saat harus dihadapkan dengan kaki pasiennya itu. Bahkan Pearl dan Gina yang awalnya berdiri, kini sudah tergeletak di lantai logam ruangan itu karena bosan menunggu Arsa.

"Anda kesulitan Tuan?" Tanya Pearl yang memilih untuk bangkit dari posisinya.

"Ughh...kepala ku sedikit pusing" Arsa menggelengkan pelan kepalanya guna mengusir pening di kepalanya.

Siapa yang tidak pening jika dihadapkan dengan luka tembak yang sudah terbuka menampakkan daging bagian dalamnya dan darah yang tidak berhenti keluar.

"Mari saya bantu" Ucap Pearl yang kemudian mendekat dan mulai membantu Arsa.

"Detak jantungnya mulai melemah tuan...sebaiknya cepat" Pearl kembali berbicara setelah ia memeriksa detak jantung pria itu.

Keringat Arsa sekarang sudah sebesar biji jagung dan terus menerus menetes. Tangannya berusaha bergerak cepat walau masih saja gemetar, ia juga sudah menahan dirinya agar tidak muntah sedari tadi karena bau anyir di ruangan itu.

"Selesai!" Ucap Arsa ketika ia selesai dengan ujian pertamanya di tahap ketiga ini.

Ia terdiam sebentar dengan jantung berdegup kencang melihat Pearl yang sedang memeriksa pasien tersebut. Beberapa menit kemudian Pearl menghampiri Gina, lalu Gina berbicara melalui gelang hologram nya.

"Tuan Arsa...Selamat kau lulus di ujian pertama mu"

Suara Alexa yang menggema di ruangan itu membuat Arsa menghela nafas lega dan langsung merebahkan tubuhnya yang dipenuhi keringat.

Ceklek.

Pintu ruangan itu terbuka, memperlihatkan Alexa yang berjalan masuk kesana didampingi Calvin dan Jay. Alexa berjalan menghampiri Arsa yang sudah berdiri dari tempatnya.

"Ujian kedua akan dilaksanakan besok, sekarang sebaiknya kita kembali ke rumah" Ujar Alexa sambil mengeluarkan sapu tangan dari sakunya dan mulai menghapus keringat di wajah Arsa dengan lembut.

"Tuan Arsa besok ingin ke kantor terlebih dahulu atau langsung melaksanakan ujian?" Tanya Calvin.

Arsa tampak berfikir sebentar

"Tidak, aku akan langsung melaksanakan ujiannya"

Jay mengangguk mendengar itu, ia mulai menunduk mengotak-atik layar persegi dari tablet yang ia bawa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Will Protect My Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang