Kilas LI: "Sebuah Keraguan"

168 30 4
                                    

September 16, 2023 —
— Update Three Chapters!
Enjoy!

_

_

_

"Eh...?"

Tak sekadar membalas. Bahkan wajah Mark saat ini sudah tertoleh pada Haechan dengan kelopak mata yang terus mengerjap, diiringi ekspresi terbengong-bengong yang terlukis begitu kentara di wajahnya.

Tentu saja.

Mark tadi... tidak salah dengar kan?

Haechan... benar-benar berkata, kalau ia ingin menginap di kamarnya ini... kan?

"Kenapa?"

Berbeda halnya dengan Mark. Haechan sendiri sedikit keheranan saat menemukan reaksi Mark saat ini sungguh di luar prediksinya. Lantaran secara jujur ia sempat mengharapkan, bila keputusannya untuk tinggal lebih lama di sini mampu membuat Mark menjadi ceria.

Atau jangan-jangan Haechan terlalu percaya diri tentang dirinya, yang berpikir bila Mark menginginkannya tinggal untuk menjadi teman mengobrol?

Apa pada akhirnya Mark tetaplah diri Mark, yang tidak semudah itu mempercayai orang asing seperti identitas aslinya sebagai Haechan ini?

"Uhm... maaf," ucap Haechan setelahnya. "Sepertinya permintaanku terlalu lancang ya?" lanjutnya tiba-tiba merasa canggung. "Kalau begitu aku tidak jadi me—"

"T-Ti-Tidak! Bu-Bukan seperti itu maksudku!"

Kali ini, tanpa bisa dicegah Haechan lah yang harus dibuat mengerjapkan matanya secara berulang. Saking terkejutnya ia saat mendapati reaksi dari Mark, yang menjadi sangat panik saat dirinya hendak membatalkan niatnya tersebut.

"Te-Tentu saja kau boleh menginap di kamarku!" balas Mark lagi dengan cepat tanpa mampu menyembunyikan nada ceria dalam ucapannya. "Ha-Hanya saja..." lanjutnya mendadak terdengar ragu.

"Hanya saja?" tanya Haechan penasaran dengan nada yang begitu menuntut penjelasan.

"A-Apa kau... yakin tidak masalah jika harus tidur di kamar ini?" ucap Mark melanjutkan.

"Huh?" balas Haechan merasa kebingungan. "Memangnya kenapa?"

"I-Itu..." kata Mark sedikit sungkan. "Kau tahu, kalau kamar ini benar-benar diperuntukkan untuk rakyat biasa-biasa saja sepertiku," lanjutnya menjelaskan. "A-Aku khawatir kau tidak akan bisa tidur dengan nyenyak... karena kondisinya pasti sangat berbeda dengan kamarmu yang mewah."

"Oh?"

Bukannya berniat meledek Mark dengan senyum geli yang seketika terlukis di bibirnya. Haechan justru bereaksi demikian karena merasa sangat gemas dengan pemikiran lugu Mark, yang masih saja tetap mempedulikan kenyamanan orang lain di saat genting seperti ini.

Benar-benar khas Mark El Nerro yang Haechan kenal selama ini; terlampau peduli pada orang lain.

"Kalau hal itu yang kau khawatirkan..." tanggap Haechan dengan cepat diiringi pergerakan dari tubuhnya yang mulai bergeser untuk naik ke ranjang secara utuh. "...aku pikir tidak perlu karena aku tipe orang yang bisa tidur dimana pun."

"Ta-Tapi—"

"Kalau status sosialku lah yang sebenarnya membuatmu khawatir..." ucap Haechan lagi. "...bagaimana kalau khusus untuk malam ini saja, kau menganggapku sama halnya dengan rakyat biasa pada umumnya?" lanjutnya seraya semakin meringsut mendekat pada kepala ranjang. "Sama halnya sepertimu."

SoulmateWhere stories live. Discover now