11. Silaturahmi

52 6 3
                                    

Terlalu lama, tapi akan tetap aku selesaikan... Tenang aja...

Happy reading semuaa....

Jika ada wanita yang membuat pusing selain anak sendiri dan ibuku, itu adalah Sofi. Bagaimana tidak, beberapa kali di era pandemi kemarin, saat dimana perjalanan kereta sebagian besar dihentikan, pegawai di rumahkan. Baru saja sembuh dari paparan virus tersebut, dia memaksaku untuk datang ke rumah. Tentu dengan bahasa pesan WhatsApp yang menjengkelkan.

Kapan main kesini? Udah sembuh kan dari covid?

Kapan-kapan aja ya. Malu.

Hmm. Ntar kena covid lagi loh.

Didetik itulah aku akhirnya sedikit terpancing. Tanpa berpikir panjang aku membalas dengan  sedikit keras.

Doa kamu itu ngga bagus. Kamu ngga tahu rasanya ngga bisa ketemu anak. Berhari-hari hanya bisa melihatnya dari balik jendela untuk mengantar makanan, tanpa bisa memeluk, mencium bahkan berjabat tangan pun tidak.

Beruntung aku hanya isolasi mandiri di rumah, tidak perlu dibawa oleh dinas kesehatan desa ke rumah sakit.

Masa sulit itu telah berlalu, namun bekas dari kesulitan masih berlangsung. Banyak toko, restoran, bisnis yang tutup akibat bangkrut. Aku sendiri beruntung, karena meski ditugaskan di rumah, masih ada gaji yang diterima. New normal, sebuah terobosan baru dimana ekonomi perlahan akan dipulihkan. Termasuk perjalanan kereta akan kembali dibuka, meski dengan banyak protokol yang harus diterapkan. Seperti syarat vaksin dosis 2, penggunaan masker, harus SWAB beberapa jam sebelum keberangkatan.

Rasanya bosan di rumah, belajar melalui video tentang berbagai masalah perkeretaapian kemudian menuliskannya dalam secarik kertas untuk dilaporkan. Berangkat dinas dini hari adalah yang paling ditunggu, sepi, dingin namun mengasyikan. Dan masa menjelang lebaran, atau natal dan tahun baru adalah masa dimana kereta api akan memperoleh keuntungan sebesar-besarnya.

Aku udah dinas lagi.

Alhamdulillah, selamat.

Tapi jadwalnya ngga sepadat sebelumnya. Gantian.

Daripada di rumah bosen kan?

Iya. Butuh uang juga wkwk.

Dinas kemana?

Mau ke Jogja. Pulang besok magrib.

Oowh.

Kamu gimana?

Apanya?

Di sekolah.

Ada rencana siswa bisa berangkat ke sekolah,  tapi kuota dibatasi. 25% dari jumlah siswa di kelas. Tapi lumayan.

Sedikit flashback ke masa dimana obrolan kami masih mengasikkan.

***

Ada sebuah kalimat yang selalu terngiang dalam ingatanku hingga detik ini. Dimana Sofi mengatakan melalui pesan WhatsApp, silaturahmi lebih penting daripada mandi. Apa maksud dari penyataan itu? Jadi entah kapan, aku pernah menjanjikan untuk datang ke rumahnya, sekedar berkenalan dengan orang tuanya.

Create HappinessWhere stories live. Discover now